Wow, Transaksi Kripto VISA Tembus Rp14 Triliun

Visa telah membuat langkah besar ke dalam industri kripto tahun lalu, bermitra dengan perusahaan blockchain Circle yang didukung Goldman Sachs.
Ilustrasi - (Foto: Tagar/Kanalkoin)

Jakarta - Visa sebagai perusahaan pembyaran raksasa dalam pernyataan resminya, Rabu, 7 Juli mengumumkan bahwa kartu berkemampuan kriptonya memproses lebih dari US$1 miliar atau setara dengan Rp 14 triliun, total pengeluaran pada paruh pertama tahun 2021.

Visa terus mendukung pengembangan dan adopsi industri cryptocurrency sebagai bagian dari bisnisnya, kata perusahaan itu dalam pembaruan kripto terbarunya.

"Stablecoin berada di jalur yang tepat untuk menjadi bagian penting dari transformasi digital layanan keuangan yang lebih luas, dan Visa sangat antusias untuk membantu membentuk dan mendukung perkembangan itu," tulis perusahaan sebagaimana diberitakan Cointelegraph, Sabtu, 10 Juli 2021.


Kami sibuk di Visa, menghubungkan ekonomi kripto ke 'jaringan-jaringan' kami, sebuah strategi yang dirancang untuk menambah nilai pada semua bentuk pergerakan uang.


Perusahaan mencatat bahwa Visa bermitra dengan 50 perusahaan besar di industri kripto serta program kartu kripto yang memungkinkan pengguna untuk mengonversi dan membelanjakan mata uang digital di 70 juta pedagang di seluruh dunia.

Mengingat besarnya pengeluaran untuk kartu terkait-kripto Visa, perusahaan mengatakan bahwa "jelas bahwa komunitas kripto melihat nilai dalam menghubungkan mata uang digital ke jaringan global Visa."

Visa menekankan bahwa dukungan mata uang digitalnya tidak mengharuskan pedagang global untuk menerima cryptocurrency seperti Bitcoin (BTC) secara langsung.

Seperti yang dilaporkan sebelumnya, Visa telah bekerja dengan pemain kripto besar seperti platform pertukaran cryptocurrency Crypto.com untuk mengaktifkan sistem penyelesaian kripto untuk transaksi fiat. Perusahaan juga telah bekerja sama dengan perusahaan kripto besar lainnya seperti pertukaran FTX, Coinbase, CoinZoom, dan lainnya.

Perusahaan juga menyatakan bahwa stablecoincryptocurrency yang dipatok dengan nilai aset lain atau mata uang fiat seperti dolar Amerika Serikat–"mulai memenuhi janji fiat digital", menguraikan fitur ramah pengembang yang dikombinasikan dengan keandalan fiat- cadangan yang didukung.

"Kami sibuk di Visa, menghubungkan ekonomi kripto ke 'jaringan-jaringan' kami, sebuah strategi yang dirancang untuk menambah nilai pada semua bentuk pergerakan uang, baik di jaringan Visa, atau di luarnya," ujarnya.

Sebagai salah satu perusahaan pembayaran terbesar di dunia, Visa telah membuat langkah besar ke dalam industri kripto tahun lalu, bermitra dengan perusahaan blockchain Circle yang didukung Goldman Sachs untuk membuat stablecoin USD Coin (USDC) kompatibel dengan kartu kredit tertentu. []

Baca Juga: Biden Marah Peretas Rusia Minta Tebusan Uang Kripto Rp 1 T

Berita terkait
Indodax Gelar Kontes Trading Kripto Berhadiah Ratusan Juta
Nantinya seluruh pemenang Trading Contest dan Photo Contest 2021 Indodax bisa memberikan inspirasi kepada masyarakat Indonesia terkait kripto.
Bos Tesla Unggah Kutipan Palsu Warrent Buffet Tentang Kripto
Warrent Buffett sebagai investor kawakan di dunia pasar modal, sebelumnya telah menolak Bitcoin lantaran Bitcoin bukan investasi.
Uang Kripto Masuk Barang Mewah Diusulkan Kena Pajak
Mantan Direktur Jenderal Pajak Abdul Anshari Ritonga usul aset kripto dikenakan pajak karena masuk kategori barang mewah.