TAGAR.id, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses mengakhiri perdagangan Selasa, 14 Juni 2022 dengan penguatan cukup tajam meski di awal perdagangan sempat ambles. IHSG ditutup naik 0,78% ke 7.049,88. Indeks terus menguat di sesi kedua.
Sebelum berhasil pulih pada dini hari tadi, bursa AS pada perdagangan kemarin membukukan koreksi tajam yang terjadi seiring dengan kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS 10 tahun.
Yield obligasi pemerintah AS kembali menjadi momok untuk pasar saham dan aset-aset berisiko lain. Semalam, yield obligasi pemerintah AS naik ke level tertinggi dalam satu dekade di 3,37%
- Baca Juga: 5 Saham BUMN Paling Moncer di Tahun 2022
- Baca Juga: Pertama Kali Coba? Ini Cara Trading Saham 2022
Rilis inflasi AS bulan Mei lalu yang lebih tinggi dari ekspektasi pasar memicu reaksi negatif. The Fed yang kebetulan akan mengadakan rapat komite pengambil kebijakan FOMC pada 14-15 Juni 2022 juga menjadi sorotan.
Bank sentral AS tersebut diperkirakan bakal menaikkan suku bunga acuannya lebih agresif sebesar 75 basis poin. Padahal sebelum rilis data inflasi, pasar masih memperkirakan kenaikan hanya sebesar 50 basis poin saja.
Hal ini tak hanya membuat pasar saham AS guncang, akan tetapi pasar kripto global pun terkoreksi. Indeks kripto yang berisikan konstituen mata uang digital berkapitalisasi pasar besar yakni CMC Crypto 200 Index tumbang 21,5% pada perdagangan kemarin.
- Baca Juga: Wah! Inilah Rekomendasi 5 Saham Andalan Lo Kheng Hong
- Baca Juga: Catat! Ini Tanggal HMETD PT Allo Bank (BBHI) 2022
Koreksi tersebut seiring dengan ambruknya duo mata uang kripto terbesar yakni Bitcoin dan Ethereum yang kemarin drop hingga 15% dan 18%.
Kondisi ini tentu saja membuat investor terutama di Kawasan Asia cukup terkejut karena bursa Benua Kuning ditutup mayoritas menghijau.
Selain IHSG yang menghijau seperti disebutkan di atas, di negara tetangga Malaysia, KLCI sukses naik 1,12%, di Thailand BSET naik 0,19%, Hang Seng hijau tipis 0,41 poin, Shanghai pun terapresiasi 1,02%. Praktis hanya Nikkei dan Kospi yang terkoreksi 1,32% dan 0,46% di antara bursa besar di Kawasan Asia.
( Iskandar Isnan)