Jakarta - Soal wisata halal di Danau Toba jangan ada lagi perdebatan tentang wisata tersebut. Demikian pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan
"Jangan lagi dibenturkan. Apalagi Gubernur Sumut Edy Rahmayadi sudah menegaskan tidak pernah mengatakan hal tersebut (wisata halal/syariah)," katanya di Laguboti, Toba Samosir, Sumut, dilansir dari Antara, Jumat, 6 September 2019, seusai peresmian Grab Toba dan pelatihan menjadi pemandu wisata terhadap 300 pengemudi Grab di kawasan Danau Toba.
Kan pak gubernur tidak ngomong gitu. Kenapa sih mesti ribut. Sudahlah
“Kan pak gubernur tidak ngomong gitu. Kenapa sih mesti ribut. Sudahlah," ujar Luhut.
Luhut menegaskan tidak perlu berita wisata halal yang tidak benar itu dibenturkan saat ditanya apakah wisata halal diperlukan atau tidak di kawasan Danau Toba.
Luhut menjelaskan, lebih baik memikirkan bagaimana pengembangan pariwisata di Danau Toba.
Menurut dia, banyak pekerjaan lain yang lebih penting dari hanya sekedar bicara itu saja (polemik wisata halal).
Luhut berharap seluruh masyarakat, khususnya di sekitar Danau Toba tidak terpancing dengan berita tersebut.
Direktur Utama Badan Pelaksana Otoritas Danau Toba, Arie Prasetyo menolak menjawab pertanyaan apakah halal food atau wisata halal ada dalam konsep pengembangan wisata Danau Toba.
No comment lah soal itu. Yang paling penting bagaimana membuat kawasan Danau Toba semakin banyak dikunjungi
"No comment lah soal itu. Yang paling penting bagaimana membuat kawasan Danau Toba semakin banyak dikunjungi, " ujarnya.
Sebelumnya, Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi membantah jika dia pernah berbicara soal konsep wisata halal. Apalagi berbicara soal wisata syariah di Danau Toba.
Dalam rekaman hasil wawancara Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dengan sejumlah wartawan, memang gubernur tidak ada berbicara soal wisata halal dan syariah di Danau Toba.
Saat diwawancarai di kantor DPRD Sumut, Edy menyebutkan bahwa berita wisata syariah atau halal yang disebutkan bersumber darinya adalah hoaks yang sangat jelek.
Sebagai Gubernur Sumut, kata Edy, dia menyadari rakyat Sumut beragam sehingga tidak mungkin meng-Islamkan daerah yang mayoritas Nasrani dan sebaliknya. []