Status Kaldera Toba Sebagai UNESCO Global Geopark Terancam Dicabut

UNESCO telah memberi kartu kuning setelah tim penilai yang beranggotakan dua orang berkunjung ke Kaldera Toba 31 Agustus-4 September 2023
Pemandangan Danau Toba dari atas Bukit Singgolom, Kabupaten Toba, Sumatra Utara, Kamis 12 Maret 2020. (Foto: voaindonesia.com/Anugrah Andriansyah)

TAGAR.id - Status Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark terancam dicabut karena dinilai kurang aksi. Fathiyah Wardah melaporkannya untuk VOA.

Kaldera Toba di kawasan Danau Toba, Sumatra Utara, terpilih sebagai UNESCO Global Geopark dalam sidang Dewan Eksekutif UNESCO di Ibu Kota Paris, Prancis, 7 Juli 2020.

Salah satu pertimbangan UNESCO untuk memilih Kaldera Toba adalah karena memiliki kaitan geologis dan warisan tradisi yang tinggi dengan masyarakat setempat, khususnya dalam hal budaya dan keanekaragaman hayati.

Namun, UNESCO telah memberi kartu kuning setelah tim penilai yang beranggotakan dua orang berkunjung ke Kaldera Toba pada 31 Agustus-4 September 2023. Peringatan itu dikeluarkan karena pemerintah Indonesia dinilai kurang aksi untuk terus mempromosikan Kaldera Toba. Kartu kuning UNESCO ini membatasi pembaruan setiap empat tahun untuk status Kaldera Toba sebagai UNESCO Geopark. Jika tidak ada perbaikan, status Kaldera Toba akan dicabut. Masa berlaku status Kaldera Toba sebagai UNESCO Geopark hingga Juli 2024.

warga naiksampan di danau tobaSeorang warga Kecamatan Nainggolan, Pulau Samosir tengah mengayuh sampan di Danau Toba, Sumatra Utara. (Foto: voaindonesia.com/VOA/Anugerah Adriansyah)

Kepala Badan Pengelola Kaldera Toba UNESCO Geopark, Zumri Sulthony, mengatakan ada tujuh rekomendasi yang diberikan UNESCO untuk lembaganya, antara lain terkait geological heritage atau warisan geologi. Kajian tim UNESCO mendapati pemetaan warisan geologi di kawasan Toba masih kurang. Sebenarnya, tambah Zumri, lembaganya telah memiliki peta tentang biological and culture. Namun, menurut UNESCO belum sesuai seperti yang mereka inginkan.

"Kemarin (pada 5 September 2023) di Maroko ada sidang umum Dewan Eksekutif UNESCO untuk menyatakan pada akhirnya kita (Kaldera Toba) dimasukkan kategori kartu kuning," kata Zumri.

Selain itu tim UNESCO juga menilai pihak manajemen – dalam hal ini Badan Pengelola – kurang representatif sehingga perlu dilakukan perubahan manajemen.

Visibilitas kawasan itu dengan pengadaan gerbang, monumen dan panel interpretasi dinilai kurang visibilitas dan harus diperbaiki sehingga memudahkan pengunjung menjelajahi kawasan tersebut.

Kaldera Toba diminta menggunakan logo-logo geopark di seluruh bagian dalam yang ada, misalnya di brosur, buku maupun peta; dan memperkuat kegiatan kemitraan secara lokal, nasional maupun internasional. Penguatan komunitas terhadap jaringan ataupun perwakilan UNESCO yang ada di Indonesia maupun di Paris dinilai harus semakin digiatkan.

Badan Pengelola Kaldera Toba UNESCO Geopark memiliki strategi agar status Kaldera Toba sebagai UNESCO Geopark dapat diperpanjang sampai 2026, yakni dengan memperkuat kembali data geologi sesuai empat kali letusan dan menyusun kembali peta geologi Kaldera Toba di 16 situs di kawasan Danau Toba.

Badan Pengelola Kaldera Toba juga akan membuat panel-panel informasi di 16 situs, melalui cerita geologi menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan memakai tiga bahasa, yaitu bahasa lokal, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Strategi selanjutnya adalah melakukan konservasi situs-situs geologi dan menata menjadi tujuan wisata berbasis geopark.

Danau Toba dilihat dari SigapitanDanau Toba dilihat dari Sigapitan yang luasnya sekitar 1.707 kilometer persegi di Sumatra Utara. (Foto: voaindonesia.com/AFP/GOH CHAI HIN)

Kartu Kuning UNESCO Jadi Pelajaran dan Peringatan

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan kartu kuning yang diberikan UNESCO merupakan sebuah pelajaran sekaligus peringatan bagi pemerintah. Untuk itu Kemenparekraf bersiap untuk meningkatkan sinergitas di antara para pemangku kepentingan.

Namun demikian anggota Komisi X, Muhammad Nur Purnamasidi, menilai pemberian kartu kuning oleh UNESCO merupakan hal yang tidak masuk akal. Dia menduga para pengelola Kaldera Toba kurang komunikasi dan koordinasi dengan UNESCO sehingga badan dunia itu justru mendapat informasi dari mitra badan pengelola, seperti organisasi non-pemerintah.

“Saya yakin pada akhirnya sumber informasi yang masuk ke UNESCO ini dari yang dibilang kemitraan, dari LSM dan sebagainya mungkin itu mereka yang menyampaikan. Mereka kurang dilibatkan bagaimana mengembangkan Geopark Danau Toba ini. Kalau sumber resmi setiap tahun memberikan laporan dan itu bagus sekali, tapi pasti ada sumber lain,” kata Nur.

Danau Terbesar di Asia Tenggara

Danau Toba menjadi salah satu destinasi populer di Indonesia. Danau ini merupakan danau terbesar di Asia Tenggara dengan luas sekitar 1.130 kilometer persegi dengan kedalaman 505 meter.

UNESCO Global Geopark adalah sebuah wilayah geografis di mana situs dan lanskap yang menjadi aset geologi internasional dikelola dengan konsep konservasi, edukasi dan pemberdayaan masyarakat secara terpadu. Dengan konsep ini, sebuah taman Bumi yang mendapat pengakuan UNESSCO akan dikembangkan dengan pendekatan konservasi dan pembangunan berkelanjutan dengan melibatkan komunitas lokal. (fw/em)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Fakta-fakta Menarik Danau Toba Sumatera Utara, Tujuan Wisata Populer di Indonesia
Danau Toba adalah tujuan wisata populer di Sumatera Utara, Indonesia, dan merupakan danau alami terbesar di Asia Tenggara. Ini fakta-fakta menarik.