WHO Sulit Memprediksi Kapan Virus Covid-19 Musnah

WHO memperingatkan penyebaran pandemi Covid-19 masih akan berlanjut dan sulit diprediksi kapan akan musnahnya.
Lebih dari 326 ribu jiwa yang meninggal akibat terpapar virus Covid-19.(Foto: AFP|BBC News).

Jakarta - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan penyebaran pandemi Covid-19 masih akan berlanjut dan sulit diprediksi kapan musnahnya. Hal itu terlihat dari data kasus harian positif Covid-19 secara global yang terus naik.

Tedros juga mewanti-wanti bahwa dunia masih menghadapi jalan panjang untuk benar-benar terbebas dari pandemi. Peringatan datang ketika sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat (AS) mulai melonggarkan pembatasan penguncian atau lockdown.

Baca Juga: Presiden China Dukung Penyelidikan WHO Soal Corona

WHO menyebutkan hampir dua pertiga dari kasus positif Covid-19 yang  dilaporkan hanya terjadi di empat negara

WHO menyebutkan, ada 106.000 kasus positif baru yang telah dilaporkan dalam 24 jam terakhir. Tedros menyatakan keprihatinannya mengenai meningkatnya kasus infeksi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. 

"Ini merupakan kasus terbesar dalam satu hari sejak wabah terjadi. Hampir dua pertiga dari kasus ini dilaporkan hanya terjadi di empat negara," kata Tedros dalam konferensi pers hari Rabu waktu setempat.

Data terbaru menyebutan, jumlah kasus positif Covid-19 di seluruh dunia mendekati angka lima juta jiwa. Seperti diberitakan dari BBC News, Kamis, 21 Mei 2020, tonggak sejarah yang suram tampaknya akan dicapai kurang dari dua minggu setelah angka pasien positif mencapai empat juta. Para ahli memperingatkan bahwa jumlah sebenarnya kasus infeksi kemungkinan akan jauh lebih tinggi, karena faktor sejumlah negara yang menyembunyikan data dan tingkat pengujian yang rendah.

Adhanom GhebreyesusIlustrasi - Direktur General WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada pertemuan Munich Security Conference di Jerman (15/2/2020). Tedros menyatakan optimismenya pada COVID-19 bisa dikendalikan. (Foto: Antara/ANDREAS GEBERT)

Hydroxychloroquine atau chloroquine belum terbukti efektif dalam pengobatan Covid-19

Mike Ryan, Direktur Kedaruratan WHO menyinggung tentang penggunaan obat malaria chloroquine dan hydroxychloroquine untuk penyembuhan Covid-19. Hal itu terjadi setelah Presiden AS, Donald Trump menyatakan bahwa dia telah minum obat dalam upaya untuk menangkal virus, meskipun pejabat kesehatan publiknya sendiri memperingatkan tentang bahaya penggunaan obat tersebut.

"Pada tahap ini, (baik) hydroxychloroquine atau chloroquine belum terbukti efektif dalam pengobatan Covid-19, juga dalam profilaksis terhadap pencegahan penyakit ini. Sebenarnya, banyak pihak berwenang yang memperingatkan mengenai potensi efek samping dari obat itu," kata Dr Ryan.

Terlepas dari kekhawatiran ini, kementerian kesehatan Brasil mengeluarkan pedoman baru pada hari Rabu yang menyetujui penggunaan yang lebih luas dari kedua dua itu obat dalam kasus ringan. Namun menteri kesehatan Brasil saat ini tengah berselisih paham dengan Presiden, Jair Bolsonaro dalam penanganan Covid-19. 

Simak Pula: Dibekukan AS, WHO Dapat dari China 30 Juta Dolar AS

Brasil sekarang memiliki lebih dari 270.000 kasus infeksi, tertinggi ketiga di dunia. Ada penambahan hampir 20.000 kasus baru pada hari Rabu.[]

Berita terkait
Corona, Trump: AS Stop Kasih Dana ke WHO
Presiden AS, Donald Trump menginstruksikan menterinya untuk menghentikan pendanaan untuk WHO karena dinilai gagal dalam penanganan Covid-19.
Bos WHO Minta Stop Politisasi Virus Corona
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta politisasi virus corona Covid-19 segera diakhiri.
Donald Trump Tuding WHO Gagal Tangani Virus Corona
Donald Trump memberikan kritik tajam terhadap WHO. Beragam tuduhan dilayangkan oleh orang nomor satu di Amerika Serikat itu.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.