WH Perintahkan Produk Tani Berlabel Banten

Wahidin Halim atau yang akrab disapa WH memerintahkan petani menggunakan produk berlabel Banten, agar memberikan kesejahteraan bagi petani.
Wahidin Halim saat membuka acara Sosialisasi Gerakan Komando Startegis Pembangunan Pertanian (Kostratani) Provinsi Banten di Plaza Aspirasi, KP3B, Curug, Kota Serang pada Kamis 23 Januari 2020. (Foto: Tagar/Jumri)

Banten - Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) mengatakan produk hasil pertanian di Banten tidak kalah berkualitas dengan daerah lainnya. Namun, gubernur tidak ingin produk pertanian asal Banten yang beredar bukan dari Banten dan berdampak pada rendahnya kesejahteraan para petani.

Semua produk dari Banten harus berlabel Banten.

Potensi pertanian Banten yang melimpah dan berkualitas, lanjut Wahidin, harus dikenal oleh masyarakat Indonesia dan mampu memberikan kesejahteraan bagi petani Banten.

"Semua produk dari Banten harus berlabel Banten. Karena produk-produk pertanian Banten itu sangat baik, dari Pandeglang itu enak tapi belum labelnya menjadi milik kita. Selain daerah, para petani juga dirugikan atas hal ini," ucap Wahidin Halim saat membuka acara Sosialisasi Gerakan Komando Startegis Pembangunan Pertanian (Kostratani) Provinsi Banten di Plaza Aspirasi, KP3B, Curug, Kota Serang pada Kamis, 23 Januari 2020.

Menurut dia, label daerah sangat penting karena produk hasil pertanian akan dihargai lebih tinggi yang kemudian menguntungkan para petani

Selama ini, kata Wahidin, para petani hanya memproduksi kemudian menjualnya dalam bentuk mentahan tanpa diolah dan dikemas dengan apik sehingga dihargai sangat rendah. Hal ini harus menjadi perhatian bersama baik di tingkat pusat maupun daerah. 

"Berdasarkan laporan yang saya terima katanya produksi beras kita surplus, tapi kenapa harga beras di Banten lebih malah dari Jakarta? Itu karena setelah panen, mobil-mobil truk dari Karawang itu berjejer mau ngangkut padi kita baik kering atau basah tentu dengan harga yang murah. Sementara ketika sampai di pasar, harganya berlipat-lipat,” ujarnya

Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi makro mengalami turbulensi, sektor pertanian harus menjadi potensi yang tetap survive. Oleh karenanya, lanjut Wahidin, sektor industri semakin sulit karena pengaruh ekonomi global. Sehingga pertanian harus kembali dibangun dan dikembangkan menjadi sebuah kedaulatan pangan dan ekonomi.

“Jangan dirubah itu tata ruang di Pandeglang untuk daerah industri. Kan industri banyak PHK, tapi pertanian tidak ada PHK karena industri tergantung pada ekonomi global," ucapnya. 

Wahidin mengatakan Pandeglang dan Lebak tanahnya subur. Kalau dulu, lanjutnya, datang ke kampung, dimasakin masyarakat dari hasil tani dan ternaknya. Kalau sekarang kan nasi bungkus. 

"Banjir juga ada jaman dulu, tapi dulu masyarakatnya bahu membahu dan tidak membangun rumah di lokasi yang rawan. Kalau sekarang kan kebalikannya. Makanya Pemprov tahun ini bikin roadmap potensi yang jadi prioritas pembangunan,” ujarnya.

Untuk itu, kata Wahidin, Pemerintah harus memberi dukungan agar kualitas dan kuantitas pertanian di Banten semakin baik dan mampu bersaing dengan daerah lain. 

Pemprov Banten membuat Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Agrobisnis agar hasil pertanian Banten tidak dibawa langsung ke Jakarta atau daerah lainnya.

“Nanti BUMD akan membeli dengan harga yang sesuai, kalau petaninya sulit kita juga bantu modalnya, kita simpen di tempat penyimpangan yang akan kita bangun, kemudian kita bangun pasar induk untuk wadah para petani dan masyarakat melakukan kegiatan jual beli. Jadi kan petani dan masyarakat sama-sama diuntungkan,” ujarnyanya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian pada Kementerian Pertanian Dedi Nursyamsi mengatakan, Kementan membangun Kostratani mulai dari pusat hingga tingkat kecamatan dengan tujuan melakukan revitalisasi Badan Penyuluhan dan Pengembangan.

“Kostratani berperan sebagai pusat data dan informasi pertanian, pusat gerakan pembangunan pertanian, juga sebagai pusat pembelajaran untuk penyuluh, petani dan lain sebagainya. Ke depan petani jangan hanya tanam petik jual, tapi bagaimana mendapatkan modal dengan bunga rendah agar setelah panen tidak langsung dijual tapi diolah dulu agar harganya lebih baik,” ucap Dedi.

Di tempat yang bersamaan, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M Tauchid mengatakan, Kostratani Provinsi Banten merupakan gerakan pembangunan pertanian tingkat kecamatan dengan tujuan optimalisasi tugas, fungsi dan peran BPP dalam meningkatkan kedaulatan pangan dan perkembangan pertanian di kecamatan.

“Ini adalah bentuk sinergi harmonis antara Kementan, Kemendagri dan Lembaga terkait lainnya dalam mewujudkan kedaulatan pangan dan pertanian di Banten,” ucap Agus. []

Berita terkait
Ribuan Tenaga Honorer di Pemprov Banten Terancam
Langkah Menpan-RB yang menghapuskan tenaga honorer atau pegawai tidak tetap di lingkungan pemerintah daerah membuat ribuan tenaga honorer terancam
PTPN XI Bantu Korban Banjir dan Longsor di Bogor dan Banten
PTPN XI memberi bantuan untuk warga yang terkena dampak banjir dan tanah longsor di Kabupaten Bogor dan Kabupaten Lebak, Banten.
Dua Serang di Banten Rebutan Pulau Panjang
Pemerintah Kota dan Kabupaten Serang, Banten, rebutan soal kepemilikan Pulau Panjang di Teluk Jakarta
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.