Yogyakarta - Stasiun Klimatologi Mlati Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta menyebut cuaca ekstrem diprediksi terjadi sampai 12 Januari 2020 mendatang. Hampir sebagian besar wilayah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakata (DIY) terdampak cuaca ekstrem ini.
Kepala Stasiun Klimatologi Mlati Yogyakarta Reni Kraningtyas mengatakan hasil analisis kondisi dinamika atmosfer terkini menunjukkan potensi cuaca ektrem diprediksikan terjadi pada 8 sampai 12 Januari 2020. Cuaca ekstrem ditandai dengan hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang.
"Cuaca ekstrem berupa hujan petir diprakirakan terjadi di Wilayah Yogyakarta beberapa hari ke depan," kata Reni dalam keterangannya, Kamis 9 Januari 2020.
Reny meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadao potensi bencana hidrometeorologi lain berupa banjir, banjir bandang dan tanah longsor yang dimungkikan bisa terjadi di DIY.
Berdasarkan data yang diperoleh, dari lima kabupaten di wilayah DIY, daerah-daerah yang berpotensi mengalami curah hujan dengan intensitas sedang-lebat pada periode 8 - 12 Januari 2020:
1. Kulon Progo meliputi Girimulyo, Nanggulan, Samigaluh, Kalibawang, Galur, Lendah, Panjatan, Kokap, Wates, Temon.
2. Sleman meliputi Turi, Pakem, Cangkringan, Tempel, Sleman, Ngaglik, Ngemplak, Minggir, Seyegan, Moyudan, Godean, Mlati, Gamping.
3. Kota Yogyakarta hampir semua kecamatan (14 kecamatan).
4. Bantul meliputi Sedayu, Kasihan, Sewon, Pajangan, Bantul, Pleret, Pandak, Srandakan, Sanden, Bambanglipuro, Jetis, Banguntapan, Piyungan, Dlingo.
5.Gunungkidul meliputi Patuk, Playen, Gedangsari.
Menurut Reny cuaca ekstrem disebabkan berkurangnya pola tekanan rendah di Belahan Bumi Utara (BBU), dan meningkatnya pola Tekanan Rendah di wilayah Belahan Bumi Selatan (BBS), mengindikasikan terjadinya peningkatan aktivitas Monsun Asia yang dapat menyebabkan penambahan massa udara basah di wilayah Indonesia.
Cuaca ekstrem berupa hujan petir diprakirakan terjadi di Wilayah Yogyakarta beberapa hari ke depan.
Selain itu, meningkatnya pola tekanan rendah di BBS (sekitar Australia) dapat membentuk pola konvergensi (pertemuan Massa udara) atau belokan angin yang mendukung pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia terutama di bagian selatan ekuator.
Sementara itu berdasarkan model prediksi, aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) fase basah diprediksikan aktif di sekitar wilayah pulau Jawa selama periode 5 hari kedepan.
Kondisi ini tentunya dapat meningkatkan potensi pembentukan awan hujan cukup signifikan di wilayah pulau Jawa dan khususnya di wilayah Yogyakarta. "Sebagian besar wilayah DIY masih berpotensi terjadi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat serta angin kencang," kata Reni.
Kepala Unit Analisis dan Prakiraan Cuaca Stasiun Klimatologi Mlati BMKG Yogyakarta, Sigit Hadi Prakosa mengatakan potensi ketinggian gelombang laut di wilayah Indonesia hingga mencapai 2.5 – 3.5 meter dapat terjadi di Perairan Selatan DIY.
Untuk itu nelayan dan wisatawan yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati, serta memperhatikan imbauan dari petugas di sekitar area pantai.
"Jadi kalau mandi di laut dengan ombak yang sedang pun berbahaya karena dapat menyeret mereka masuk ke dalam dan terperangkap di laut yang curam," ucap Sigit. []
Baca Juga:
- Gunungkidul Status Siaga Banjir dan Longsor
- Warga Resah Talud Sungai Winongo Yogyakarta Longsor
- Basarnas Yogyakarta Siap 77 Personel Selama 24 Jam