Bantul - Sebuah warung makan sederhana berada di pinggir jalan di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Bangunannya semi permanen, terbuat dari kayu dan gedek atau anyaman bambu yang sebagian ditutup terpal. Warung ini berukuran 4 meter x 2 meter, beratap asbes dan alasnya sebagian masih tanah.
Sederhana tapi mulia. Setiap hari, warung yang berada di Dusun Ngentak, Desa Seloharjo, Kecamatan Pundong ini menggratiskan jajanannya kepada anak yatim dan piatu. "Tinggal bilang saja saya yatim, saya piatu mau jajan, insya Allah pasti dilayani oleh kami," kata pemilik warung, Guntur Ginanjar kepada Tagar, Jumat, 19 Juni 2020.
Guntur menceritakan, warung yang dikelola bersama istri ini didirikan sejak tiga tahun lalu. Namun, karena keterbatasan modal dan ekonomi, kadang tutup kadang buka. "Alhamdulillah, akhir-akhir ini buka tiap hari. Tiap hari pula, anak yatim dan piatu bisa jajan gratis di sini," ujarnya.
Pria yang menjadi anggota Organisasi Persatuan Generasi Didik Cinta Ilmu (PGDCI) ini mengungkapkan, ide memberi jajanan gratis kepada anak yatim dan piatu ini berangkat dari keprihatinanya. Dia sering ke pelosok bersama organisasinya yang konsen di bidang pendidikan ini bertemu banyak orang, termasuk anak miskin maupun yatim dan piatu.
Dia mendapati kenyataan sebagian besar anak yatim dan piatu berlatar belakang dari keluarga tidak mampu. Saat berangkat ke sekolah, mereka kerap tidak diberi uang jajan oleh orang tuanya. Kalau pun diberi, jumlahnya sedikit.
"Saya tanya, ke sekolah dikasih uang saku nggak? Ada yang bilang dikasih saku Rp 1.000 dan Rp 2.000. Ada yang tidak diberi uang saku, tapi diberi bekal makanan dari rumah," ungkap Guntur.
Tinggal bilang saja saya yatim, saya piatu mau jajan, insya Allah pasti dilayani oleh kami.
Kenyataan itu membuatnya terenyuh, terketuk hatinya. Singkat cerita, dia menggratiskan jajanan warungnya kepada anak yatim dan piatu. "Saya senang anak yatim dan piatu ke warung ini, menikmati jajanan yang kami berikan. Alhamdulillah, semakin banyak," ungkap pria asal Karawang, Jawa Barat yang beristrikan perempuan asal Pundong, Bantul.
Guntur mengungkapkan, penggratisan jajanan untuk anak tanpa bapak atau ibu ini bagian dari keuntungan yang didapat dari warung yang dikelolanya. "Ya, itu keuntungan dari usaha warung kemudian kami berbagi kepada mereka," kata dia.
Namun, akhir-akhirnya mulai dibatasi nominal yang digratiskan. "Karena semakin banyak, maka dibatasi Rp 5.000 yang gratis, biar lebih banyak anak yatim atau piatu yang ikut merasakan, biar lebih merata gitu," ungkapnya.
Dia bercita-cita ke depan tidak hanya anak yatim dan piatu saja yang bisa menikmati jajan gratis, namun juga dari warga miskin. "Karena keterbatasan modal, sementara hanya anak yatim dan piatu dulu, semoga ke depan kami bisa memberikan jajan gratis juga kepada kaum dhuafa," ungkapnya.
Ohya, untuk menu di warungnya lumayan lengkap. Untuk makanan selain nasi dan lauk pauk juga ada bakso bakar, sosis bakar atau goreng, aneka tempura, seblak telor atau ceker, makanan ringan/cemilan.
Untuk minuman ada es jeruk/hangat, es teh/hangat, serta minuman tradisional Jawa seperti wedang jahe, wedang kunyit kencur temulawak maupun aneka minuman sachet dan lainnya. "Silakan datang, untuk anak-anak yatim dan piatu belanja gratis," kata Guntur. []