Pematangsiantar - Rinaldi, suami dari Sri Wati, warga Rambung Merah, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, membantah istrinya meninggal akibat terpapar Covid-19.
Sri Wati meninggal dunia usai mengeluh sesak nafas berat di salah satu rumah sakit swasta di Kota Pematangsiantar pada Senin, 6 April 2020 dan dimakamkan sesuai protokol pemakaman Covid-19 atas izin pihak keluarga.
Rinaldi dalam keterangan pers pada Sabtu, 11 April 2020 membantah keterangan Bupati Simalungun JR Saragih yang menyebut almarhumah istrinya meninggal karena terindikasi positif Covid-19.
Kata Rinaldi, pernyataan JR Saragih tidak disertai bukti rekam medis dari pihak terkait. Atas pernyataan tersebut, Rinaldi bersama keluarga merasa dirugikan dan telah menimbulkan keresahan di tengah-tengah masyarakat Rambung Merah.
Hal itu adalah tidak benar, karena saya minta klarifikasi
“Saya atas nama keluarga menyatakan keberatan kepada Bupati Simalungun JR Saragih yang telah menyebarkan berita bohong atau hoaks melalui media cetak, online, dan televisi yang menyatakan almarhumah positif Covid-19, ” kata Rinaldi.
Rinaldi meminta Bupati Simalungun JR Saragih menyatakan klarifikasi mengenai riwayat almarhumah istrinya yang dikatakan positif Covid-19.
"Hal itu adalah tidak benar, karena saya minta klarifikasi baik melalui media cetak, dan online, yang menyebutkan almarhumah istri saya positif Covid-19 dengan tujuan membersihkan nama baik keluarga besar dan masyarakat Rambung Merah," kata Rinaldi.
Dia menyebut, jika dalam tempo 3 kali dalam 24 jam permohonannya tidak dilaksanakan, maka pihaknya akan melaporkan ke penegak hukum karena telah menyebarkan informasi tidak benar.
Sebelumnya, dalam siaran persnya, JR Saragih menyebut pasien terpapar virus corona (Covid-19) di Kabupaten Simalungun, semakin bertambah.
"Saat ini perlu saya sampaikan khususnya pada masyarakat Simalungun, sekarang pasien dalam pengawasan (PDP) ada 14 orang, 10 positif dengan pemeriksaan rapid test, 1 dalam pengawasan, 3 meninggal," kata JR Saragih pada 7 April 2020.
JR Saragih mengatakan, penambahan itu tersebar di beberapa nagori/kelurahan yang ada di Kabupaten Simalungun. Dari 10 pasien positif, 8 dirawat di RSUD Perdagangan, dan 2 di RSUD Tuan Rondahaim, Pematang Raya.
"Masyarakat tolong jangan dianggap main-main, virus ini sangat berbahaya. Kenapa berbahaya, karena setiap yang meninggal, ada yang positif keluarganya. Selalu kami ambil cek sampel lalu ada yang kena," terangnya.
Ia mencontohkan, seorang wanita warga Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun, yang meninggal di rumah sakit swasta Kota Pematangsiantar pada Senin, 6 April 2020.
Hasil pemeriksaan rapid test dari kediaman pasien yang meninggal tersebut, ditemukan 3 positif Covid-19.
"Saya nggak menyangka 3 positif. Satu meninggal belum sempat dites, meninggal di rumah sakit itu. Dicek keluarganya tau-tau positif, termasuk karyawannya yang mengantar-ngantar jualan," papar JR.[]