Utut Adianto, Caleg PDIP Tiga Kali Jadi Anggota DPR

Mantan pecatur Utut Adianto terdaftar sebagai caleg PDIP yang kembali jadi anggota DPR untuk ketiga kalinya.
Utut Adianto lolos ke Senayan menjadi Anggota DPR RI dari fraksi PDI Perjuangan. (Foto: Facebook/Utut Adianto)

Jakarta - Nama Utut Adianto Wahyuwidayat tak asing di telinga. Dia pecatur nasional yang menorehan deratan prestasi di dunia. Di panggung politik, dia terdaftar sebagai caleg PDIP yang kembali jadi anggota DPR.

Berdasarkan hasil rapat pleno perolehan suara KPU terkait rekapitulasi Pileg 2019 untuk wilayah Jawa Tengah pada Rabu 15 Mei 2019, Utut lolos ke Senayan untuk masa periode 2019-2024.

Utut mendapatkan suara positif di dapil VII Jateng meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen. Pria berusia 54 tahun ini memperoleh 89.902 suara di dapilnya tersebut. 

Pria yang lahir pada 16 Maret 1965 ini berhasil meyakinkan jumlah pemilih Jateng yang mencangkup lebih dari 20 juta jiwa. Peraih grand master catur itu mendapatkan satu kursi dari jatah 77 kursi untuk keseluruhan dapil Jateng. 

Utut masuk ke panggung politik setelah mengguluti dunia catur selama sepuluh tahun. Dia menembus DPR perdana pada masa bakti 2009-2014, kemudian mencoba peruntungannya kembali dan lolos untuk periode 2014-2019.

Utut AdiantoWakil Ketua DPR Utut Adianto (kanan) menjawab pertanyaan wartawan seusai diperiksa di gedung KPK, Jakarta, Selasa (18/9/2018). Utut diperiksa penyidik KPK sebagai saksi dalam kasus suap pengadaan barang dan jasa di Pemerintah Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2017-2018 dengan tersangka Bupati nonaktif Purbalingga Tasdi. (Foto: Antara/Hafidz Mubarak A)

Sepak terjangnya di DPR membuatnya dipercaya untuk menjabat sebagai Ketua Fraksi PDIP dan Wakil Ketua Komisi X di DPR. Setelah sebelumnya diangkat menjadi Wakil Ketua DPR Bidang Akuntabililitas Keuangan Negara dan Badan Urusan Rumah Tangga. Pengangkatannya itu pasca-UU Nomor 2 Tahun 2018 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3) berisi penambahan jatah pimpinan DPR diketok.

Sedangkan dalam dunia olahraga, anak ke-4 dari lima bersaudara ini mengenal catur dari kakaknya. Utut tertarik dengan catur saat usianya masih menginjak delapan tahun. Di usianya yang seumuran jagung, Utut menjalani kursus di klub catur Kencana Chees Club pada 1973. Kursus itu menjadikannya mahir hingga berani mengikuti berbagai turnamen catur.  

Di usia 13 tahun, ketekunan suami Tri Hatmanti ini membuahkan juara catur Junior Jakarta pada tahun 1978. Kemudian juara Junior Nasional tahun 1979.  Sejak saat itu prestasinya makin menanjak. 

Dia juga mendapatkan juara II Dunia di bawah usia 16 tahun di Puerto Rico. Tak lama, makin mahirnya Utut diganjar master nasional pada tahun 1982. Disusul secara berturut-turut gelar master internasional dan grand master internasional.

Di masa remaja, 21 tahun, Utut didapuk menjadi grand master super pada tahun 1995-1999, saat itu ELO ratingnya melebihi 2600.

Karena kecintaannya dengan catur, Utut yang sempat bekerja pun rela mengundurkan diri dari perusahaan pada 1991. Upaya itu sebelumnya sempat terbesit ketika mengenyam bangku kuliah. Kala itu, Utut yang sibuk mengikuti turnamen catur sempat ingin mengakhiri studinya. Namun pada akhirnya, niatnya itu ditahan, pada akhirnya ia berhasil menyelesaikan gelar sarjananya di Fakultas FISIP Universitas Padjajaran Bandung

Di tingkat dunia, Utut sudah mewakili Indonesia sebanyak 94 kali di luar negeri. Tercatat ayah dari Mekar Melati Mewangi ini pernah mempunyai ranking catur teratas, yaitu peringkat 39 dunia. Kala itu, pada tahun 1997, ELO ratingnya mencapai 2615.

Sebagai pecatur ternama di Indonesia, harapannya membangun bibit pecatur cilik mekar seiring didirikannya Sekolah Catur Utut Adianto di Bekasi, Jawa Barat, pada 1993. Dari sekolah miliknya itu, lahir Susanto Megaranto, pecatur cilik yang meraih master internasional pada usia 15 tahun. 

 Pendidikan 

- SDN Blok B II Pagi, Jakarta Selatan

- SMPN 12 Wijaya, Jakarta

- SMAN 6, Bulungan, Jakarta Selatan

- S1, Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Padjajaran, Bandung         

Karir

- Sales Manajer PT. Ekatama Putra Perkasa (1992 - 1994)

- Managing Director PT. Ekatama Putra Perkasa (1995 - 2004)

- Komisaris PT. Ekatama Putra Perkasa (2004 - Sekarang)

- Manager Japfa Chess Club (2001 - Sekarang)

- Ketua Dewan Guru Sekolah Catur Utut Adianto (1993 - Sekarang)

- Ketua Umum PB Percasi (2004 - 2005)

- Wakil Ketua Umum PB Percasi (2005 - 2009)

- Wakil Ketua Umum PB Percasi (2010 - 2013)

- Ketua Badan Liga Catur Nasional (2009 - 2013)

- Vice President Asean Chess Confederation (2007 - 2011)

- Grand Master Council of Fide (1999 - 2003)

- Satu dari lima Maha Guru Catur Dunia (Fide Senior Trainer)

- Ketua komisi Sport & Environtment KOI (2007 - 2009)

- Ketua PORA Taruna Merah Putih Tingkat Nasional pada 2008

- Ketua Departemen Hubungan Antar Lembaga PDI Perjuangan pada 2010

- Anggota DPR RI Periode (2009 - 2014), (2014-2019).

Gelar 

- Master Nasional, 1982

- FIDE Master, 1983

- Master Internasional,1985

- Grand Master Internasional,1986

- Juara Nasional, 2 kali, 1982 & 1992

- Menjadi juara termuda sepanjang sejarah, 17 tahun 3 bulan

- Berulang kali Juara Open Turnamen Nasional

- Mewakili Team Nasional sebanyak 94 kali ke Luar Negeri

- Ranking tertinggi di dunia  ke 39 pada 1997.

Penghargaan 

- Pin Emas dari Kemenpora sebagai mantan atlet yang sukses dalam karier pada 2011

- Parama Krida Utama dari Presiden RI, 1995

- Olahragawan Terbaik, 1995

- Para Krida Pratama dari Menpora, 1992.

Baca juga: 

Berita terkait
0
Serangan ke Suharso Monoarfa Upaya Politik Lemahkan PPP
Ahmad Rijal Ilyas menyebut munculnya serangan yang ditujukan kepada Suharso Manoarfa merupakan upaya politik untuk melemahkan PPP.