Usai Pasar Wonodri, Pasar Meteseh Semarang Ditutup

Setelah enam pasar ditutup, Pemkot Semarang kembali menutup sementara dua pasar tradisionalnya. Yakni Pasar Wonodri dan Pasar Meteseh.
Pasar Meteseh di Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah, ditutup sementara mulai Senin, 15 Juni 2020, hingga Rabu, 17 Juni 2020. (Foto: Tagar/Yulianto)

Semarang - Berturut-turut, dalam tempo empat hari terakhir, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menutup dua pasar tradisionalnya. Penutupan sementara ini lantaran dua pasar tersebut terpapar Covid-19. 

Pasar yang ditutup sementara tersebut adalah Pasar Wonodri, di Kecamatan Semarang Selatan. Pasar tersebut ditutup mulai Jumat, 12 Juni 2020, sampai Minggu, 14 Juni 2020, karena ada pedagang yang positif Covid-19. Setelah dilakukan sterelisasi dengan penyemprotan disinfektan, pasar kembali dibuka pada Senin ini, 15 Juni 2020.  

Menyusul kemudian Pasar Meteseh yang ditutup di hari sama pembukaan kembali Pasar Wonodri. Pasar yang berlokasi di Kecamatan Tembalang ini ditutup sementara hari Senin ini sampai Rabu, 17 Juni 2020. 

Sama dengan Pasar Wonodri, pedagang di Pasar Meteseh diketahui ada yang positif Covid-19 dari hasil swab test oleh petugas Dinas Kesehatan Kota Semarang.

Iya sama, prosedur tetapnya seperti dengan pasar yang lain yang sudah, ketika di situ ditemukan ada pedagang positif Covid-19.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fravarta Sadman membenarkan Pasar Meteseh ditutup sementara selama tiga hari ke depan. 

"Iya sama, prosedur tetapnya seperti dengan pasar yang lain yang sudah, ketika di situ ditemukan ada pedagang positif Covid-19. Makanya pasar tersebut segera kami sterilkan," tuturnya saat dikonfirmasi Tagar, Senin, 15 Juni 2020.

Saat ditanya lebih jauh tentang pedagang Pasar Meteseh yang positif Covid-19, Fravarta mengaku tidak mengetahui berapa jumlah pasti pedagang yang terpapar. Dari hasil temuan itu, Dinas Perdagangan mengambil langkah dengan penutupan sementara untuk upaya sterilisasi.

"Betul-betul untuk penyemprotan disinfektan, sekaligus kesempatan kami untuk membenahi pasar yang ada dengan penataan ulang lapak pedagang. Juga untuk kami jaga kerapiannya," ucap dia. 

Fravarta mengimbau kepada pedagang, termasuk pengunjung atau pembeli yang datang ke pasar, untuk serius dan disiplin mengikuti ketentuan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah. Seperti pakai masker, cuci tangan yang bersih pakai air dan sabun serta untuk saling menjaga jarak. 

"Pasar-pasar yang ditutup sementara sebelumnya juga kami atur demikian. Dan kami minta pedagang maupun pengunjung pasar harus bisa menjaga diri masing-masing, dan demi keamanan dan kenyamanan semuanya juga," katanya.

Disinggung kemungkinan pasar lain yang akan ditutup juga, Fravarta menyatakan belum mengetahui. Sebab kebijakan penutupan juga tidak dilakukan asal, berdasar temuan dan rekomendasi dari Dinas Kesehatan maupun Gugus Tugas.

"Kami dapat data dari Dinas Kesehatan atau Gugus Tugas baru melakukan tindakan. Kami tidak asal main tutup saja, ada data info dari Gugus Tugas atau Dinas Kesehatan," ujar dia. 

Fravarta berharap Pasar Meteseh menjadi pasar terakhir yang ditutup sementara. Dia ingin tidak ada lagi penularan Covid-19 di Kota Semarang, khususnya di area pasar tradisional. 

Sampai hari ini Pemkot Semarang telah menutup delapan pasar tradisional. Sebelumnya, pemerintah telah menutup Pasar Burung Karimata, Prembaen, Pasar Jati Banyumanik, Pasar Kobong, Pasar Mangkang, dan Pasar Karangayu. (PEN) []  

Baca juga: 

Berita terkait
Terpapar Covid-19, 6 Pasar di Kota Semarang Ditutup
Enam pasar tradisional ditutup sementara sejak akhir Mei. Terbaru, Pasar Karangayu dan Pasar Mangkang.
Swalayan ADA Fatmawati Semarang Tutup 3 Hari
Pasar swalayan ADA Fatmawati Kota Semarang ditutup sementara selama 3 hari setelah pengunjungnya positif Covid-19.
Sidak Ganjar Pranowo di Pasar Karangayu Semarang
Pasar Karangayu Semarang sudah buka kembali, Kamis, 11 Juni 2020, setelah ditutup 3 hari. Gubernur Ganjar Pranowo mengapresiasi kondisi pasar.