Update Covid-19 Jatim: 11 Sembuh, Positif 27 Pasien

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyebutkan tingkat kesembuhan pasien Covid-19 per Kamis 9 April 2020 tertinggi.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (tengah) bersama Wagub Jatim Emil Elistianto Dardak saat jumpa pers update Covid-19 di Gedung Grahadi Surabaya, Kamis, 9 April 2020. (Foto: Tagar/Adi Suprayitno)

Surabaya - Penanganan pasien positif Covid-19 di Jawa Timur terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data Satgas Penanggulangan Covid-19 Jawa Timur ada 11 orang dinyatakan sembuh.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengaku bersyukur kembali adanya pasien Covid-19 dinyatakan sembuh. Ia mengaku data pada Kamis, 9 April 2020, bertambah 11 orang dan total sudah 57 orang dinyatakan sembuh di Jawa Timur.

Alhamdulillah, untuk pasien pada hari ini sembuh 25,56 persen dari update data per tiap hari pasien corona.

"Sebelas pasien sembuh tersebut, dari Sidoarjo dua orang, satu orang dari Kabupaten Kediri, satu orang Kabupaten Jember, satu orang kota Kediri, dua orang kota Surabaya, dan empat orang dari Situbondo," tuturnya saat jumpa pers di Gedung Grahadi Surabaya.

Ketua Muslimat Nahdlatul Ulama ini mengatakan tingkat kesembuhan ini tergolong tinggi jika dibandingkan hari sebelumnya.

"Alhamdulillah, untuk pasien pada hari ini sembuh 25,56 persen dari update data per tiap hari pasien corona. Persentase kesembuhan hari ini tertinggi dan mudah-mudahan tiap hari pasien sembuh corona menjadi tambah banyak," ungkap Khofifah, di Grahadi, Kamis 9 April 2020.

Khofifah kembali mengucapkan terima kasih kepada seluruh tenaga medis telah berjuang merawat pasien Covid-19. Meski demikian, Khofifah mengingatkan masyarakat agar tetap meningkatkan kewaspadaan dengan menggunakan masker hingga tetap tinggal di rumah.

"Pastikan bahwa ketika keluar rumah, menggunakan masker. Pastikan bahwa masker digunakan dari kain yang bisa dicuci dan bisa dipakai kembali," tuturnya.

Meski ada 11 pasien dinyatakan sembuh, disaat bersamaan data pasien positif di Jatim bertambah 27 kasus menjadi 223 orang. Sedangkan pasien yang meninggal tidak ada tambahan tetap diangka 17 orang.

Sementara untuk Pasien dalam Pengawasan (PDP) di Jatim kini menjadi 1.260 pasien dan Orang dalam Pemantauan (ODP) jumlahnya menjadi 13.006 orang.

Sementara Ketua gugus tugas rumpun kuratif Dr Joni Wahyuhadi mengatakan pasien yang dinyatakan positif harus melewati beberapa tahapan sebelum diumumkan. Setelah hasil tes swab keluar, tidak langsung dinyatakan positif oleh tim gugus tugas nasional di Jakarta.

Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemenkes terlebih dahulu melakukan tracing dan pengamatan. Langkah ini dilakukan untuk menjaga agar tidak timbul stigma negatif di masyarakat.

"Kalau hasilnya ternyata bukan menularkan atau bukan positif itu berbahaya buat pasien. Berbahayanya stigma masyarakat. Oleh karena itu, positifnya Kemenkes umumkan," ujarnya.

Di Jawa Timur, kata Joni, ada dua tempat tes swab atau Polymerase Chain Reaction (PCR), yakni di Institute of Tropical Deases (ITD) milik Universitas Airlangga (Unair) dan Balai Besar Laboraturium Kesehatan Surabaya milik Kemenkes. Hasil tes di dua laboraturium tersebut seluruhnya dilaporkan terlebih dahulu di Jakarta, setelah itu baru diumumkan ke publik.

Warga PBI Tolak Rusunawa Jadi Isolasi PDP

Warga penghuni Rusunawa Pondok Benowo Indah (PBI) menolak tempatnya dijadikan ruang isolasi bagi PDP Covid-19. Karena menurut warga, apabila tempat tersebut dijadikan tempat isolasi, maka akan mengganggu aktivitas warga di sana.

Perwakilan warga Sumali menjelaskan upaya penolakan terus dilakukan oleh masyarakat. Bahkan menurutnya dua hari lalu, tepatnya Selasa 7 April 2020, warga mengirim surat penolakan kepada ketua DPRD Jawa Timur dan Wali Kota Tri Rismaharini.

"Untuk hari ini masih landai belum ada keputusan, tapi kemarin sudah berkirim surat penolakan isolasi tapi belum dapat balasan," kata Sumali saat dikonfirmsi, Kamis 9 April 2020.

Sumali juga bercerita di hari sama saat berkirim surat, warga sempat melakukan rapat dengan Camat setempat. Hasilnya, Camat Pakal dan Polsek Pakal memberikan penjelasan kepada warga bahwa Rusunawa PBI bukan dijadikan untuk tempat isolasi.

Namun, menurutnya apa yang disampaikan oleh Camat Pakal dan perwakilan Polsek Pakal tak memuaskan. Sebab meski tak dijadikan tempat isolasi, tapi Rusunawa PBI akan dijadikan rumah karantina bagi PDP Covid-19.

"Jadi maksud karantina itu misal ada yang datang dari luar negeri atau kota zona merah bisa menginap dulu selama 14 hari di situ. Nah hal itu kan sama saja, kalau yang menginap bawa virus bagaimana," kata dia.

Namun, warga menurut Sumali sempat menyetujui jika Rusunawa PBI difungsikan hanya sebagai tempat karantina. Namun, mereka pada akhirya tetap meminta jaminan ke Camat Pakal untuk meyakinkan bahwa tempat tersebut tidak digunakan sebagai tempat isolasi PDP Covid-19.

"Sebenarnya kemarin sudah mau deal. Kalau ada jaminan mungkin semua RT enggak ada masalah. Tapi Pak Camat gak bisa jawab ya akhirnya masih ngambang lagi," ucap dia.

Sebelumnya, Rusunawa Pondok Benowo Indah (PBI), baru saja selesai tahap pembagunan, dipersiapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk menjadi tempat perawatan PDP Covid-19. Mendengar isu tersebut, sejumlah warga setempat pun kompak menolak wacana tersebut. []

Berita terkait
Diskriminatif, Konjen Jepang Surati Pemprov Bali
Konjen Jepang menyurati Pemprov Bali karena adanya tinda diskriminatif orang tertentu di Bali terhadap warga negara Jepang.
Kota Malang Ancang-ancang Terapkan PSBB
Sejumlah pintu masuk ke Kota Malang sudah diperketat dengan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah pandemi Covid-19.
Ritual Topo Bisu di Kediri, Upaya Usir Covid-19
Pangarso Mudo Paguyuban Kerabat Keraton Surokarto Wardana mengatakan ritual merupakan bagian dari doa agar Kediri terbebas dari Covid-19.