Unhas Deklarasi Percepatan Pencegahan Stunting

Masalah stunting atau anak kerdil menjadi problem besar Indonesia. Sulawesi Selatan menjadi provinsi yang sangat serius membenahi hal ini.
Ilustrasi - Anak-anak ditimbang berat badannya, diberi makanan sehat, untuk mencegah stunting. (Foto: Antara/Agung Rajasa)

Makassar - Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar menandai rangkaian Dies Natalis ke-63 dengan mendeklarasikan “Percepatan Pencegahan Anak Kerdil atau Stunting” bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Pemerintah Kabupaten Bone.

Rektor Unhas Dwia Ariestina Pulubuhu menjelaskan, pengabdian masyarakat yang dilakukan saat ini merupakan salah satu upaya nyata yang dilakukan untuk mewujudkan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat, serta sebagai bentuk komitmen untuk memperluas cakupan dan manfaat kehadiran Unhas.

Persoalan ini (stunting) harus ada langkah intervensi yang tepat dan cepat. Tentu kita membutuhkan kolaborasi untuk mewujudkan program strategis.

Sehingga, lanjut Dwia, ada proses transformasi dari bermanfaat untuk masyarakat menuju ke arah yang lebih luas dengan berkontribusi untuk kemanusiaan.

“Persoalan kemanusiaan adalah tantangan bersama yang harus menjadi bagian dari tanggungjawab perguruan tinggi termasuk Unhas. Pergeseran komitmen ini menjadi upaya membekali civitas akademik Unhas untuk terus peduli dan terlibat dalam menyelesaikan persoalan kemanusian di wilayah manapun,” kata Dwia di Bone, Selasa, 3 September 2019.

Dies Natalis UnhasSuasana kegiatan Dies Natalis Unhas ke-63. (Foto: Tagar/Aan Febriansyah).

Sementara itu, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah menyatakan sikap mendukung setiap kegiatan yang dilakukan demi kepentingan masyarakat. Nurdin melihat persoalan stunting membutuhkan perhatian dan kepedulian yang tinggi.

Mantan Bupati Bantaeng ini mengapresiasi langkah antisipasi cepat untuk mencegah stunting yang dilakukan Kabupaten Bone.

“Persoalan ini harus ada langkah intervensi yang tepat dan cepat. Tentu kita membutuhkan kolaborasi untuk mewujudkan program strategis,” kata Nurdin.

Menurut Nurdin, pihaknya perlu menyisipkan APBD kabupaten dan kota untuk pencegahan stunting. Selain itu perlu juga pendekatan teknologi untuk mendukung zero stunting. 

Da menilai, pemerintah memang sudah seharusnya turun melayani dan menunjang Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul.

Setelah penandatanganan komitmen bersama percepatan zero stunting, kemudian dilanjutkan dengan Bakti Sosial Bersama secara serentak dan Pengabdian Masyarakat terpadu oleh peneliti LP2M Unhas. []

Baca juga: Fakta-fakta Stunting Mengancam Masa Depan Indonesia

Berita terkait
Angka Stunting di Kulon Progo Masih Tinggi
Gerakan penanggulangan stunting bagi remaja di Kabupaten Kulon Progo terus digalakkan, agar jumlah stunting semakin menurun
PKK Bantaeng Fokus Sosialisasikan Bahaya Stunting
Tim penggerak PKK kota Bantaeng fokus mensosialisasikan bahaya stunting.
Pemprov Jatim Dituding Tak Transparan Data Stunting
Wakil Ketua DPRD Jawa Timur Kusnadi menilai Pemprov Jatim selama ini tidak terbuka untuk memberi data jumlah balita yang menderita stunting.