Angka Stunting di Kulon Progo Masih Tinggi

Gerakan penanggulangan stunting bagi remaja di Kabupaten Kulon Progo terus digalakkan, agar jumlah stunting semakin menurun
penandatangan bersama pencegahan stunting di Kulon Progo. (Foto: Tagar/Harun Susanto)

Kulon Progo - Jumlah penderita Stunting di Kabupaten Kulon Progo masih tinggi, meskipun sudah terjadi penurunan. Karena itulah gerakan penanggulangan stunting bagi remaja di Kabupaten Kulon Progo terus digalakkan, agar jumlah stunting semakin menurun.

Kampanye penanggulangan stunting di Kabupaten Kulon Progo, ditandai dengan penandatanganan bersama antara Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, pihak kesehatan, Wakil Bupati Kulon Progo, Forkopimda, dan sejumlah pihak lainnya di Aula Adhikarta Pemkab Kulon Progo, Senin 19 Agustus 2019.

Terkait dengan stunting, Wakil Bupati Kulon Progo Sutedjo mengatakan, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, Balita penderita stunting Kulon Progo mencapai 22,65%.

"Jumlah ini sudah menurun, jika dibandingkan Riskesdas tahun 2013, yang mencapai 26,3 %,"ujar Sutedjo di Kulon Progo senin 19 Agustus 2019.

Dia menjelaskan, pencegahan stunting memerlukan intervensi gizi terpadu, mencakup intervensi gizi spesifik yang menyasar pada penyebab stunting. Pencegahan stunting juga mencakup Intervensi gizi sisitif, yang didalamnya ada peningkatan akses pangan bergizi, dan sejumlah hal lainnya.

"Penyelenggaraan intervensi terpadu yang menyasar kelompok prioritas di lokasi prioritas, merupakan kunci keberhasilan perbaikan gizi, tumbuh kembang anak dan pencegahan stunting,"ujar Sutedjo.

Dia menuturkan, strateginya adalah diadakan di semua tingkatan pemerintah dengan melibatka institusi pemerintah dan non-pemerintah yang terkait. Lokasi prioritas di Wilayah Kulon Progo berdasarkan keputusan dari Bappenas ada di sepuluh desa yaitu Desa Nomporejo, Tuksono, Karangsari, Sendangsari, Donomulyo, Sidoharjo, Gerbosari, Ngargosari, Pagerharjo dan Kebonharjo.

Salah satu cara lain pencegahan stunting, adalah dengan menggelorakan gemarikan atau gemar makan ikan. Asisten Perekonomian Pembangunan dan Sumber Daya Alam Setda Kulon Progo Bambang Tri Budi Harsono, mengatakan, angka konsumsi ikan masyarakat Kulon Progo baru mencapai 17,35 kg perkapita pertahun. Jumlah ini masih dibawah rata – rata tingkat DIY yang mencapai 4,68 kg perkapita pertahun.

“Kami prihatin, karena jumlah konsumsi ikan belum sesuai harapan, padahal produksi perikanan Kabupaten Kulon Progo cukup tinggi mencapai 15,573 ton pada tahun 2018k” jelasnya.

Bambang Tri menambahkan, pihaknya berharap Gemarikan dapat menurunkan angka stunting di Kulon Progo. Ikan dinilai bisa menjadi salah satu solusi utama bagi permasalahan stunting di Kulon Progo.

Baca juga:

Berita terkait
280 Warga Kulon Progo, Bawa Bendera Merah Putih 740 Meter
Sebanyak 280 orang dikerahkan untuk membawa Bendera Merah Putih sepanjang 740 meter di Kulon Progo.
Penyu Raksasa Ditemukan Mati di Kulon Progo
Seekor penyu belimbing ditemukan mati di Pantai Imorenggo, Desa Karangsewu, Kecamatan Galur, Kulon Progo, dalam kondisi sudah membusuk.
Cantiknya Kebun Bunga Krisan di Kulon Progo
Ingin wisata berbeda? Datang ke agrowisata kebun bunga krisan di Kulon Progo. Di sini Anda akan dimanjakan hamparan warna-warni bunga yang indah.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.