Semarang - Pada hari ini, Sabtu, 2 Mei 2020 adalah Ulang tahun (ultah) atau hari jadi Kota Semarang yang ke 473. Dalam perjalanan panjang tersebut muncul beberapa tokoh yang ikut mewarnai sejarah nasional maupun internasional.
Kota yang dipimpin oleh Wali Kota Hendrar Prihadi berkembang menjadi kawasan bisnis terbesar di Jawa Tengah. Suasana yang kondusif menjadi magnet tersendiri bagi kota ini.
Sejarah
Wilayah Semarang terbentuk sejak abad ke-6 M, di daerah pesisir utara Pulau Jawa yang masih menjadi bagian kerajaan Mataram Kuno. Dulu wilayah ini adalah pelabuhan (yang letaknya di daerah Bulu) dengan gugusan pulau-pulau kecil di depannya.
Seiring waktu, gugusan tersebut menyatu membentuk daratan karena pengendapan. Bahkan proses tersebut masih terjadi hingga sekarang.
Pada akhir abad ke-15 M, Sunan Pandanaran I mendapat mandat dari Kerajaan Demak untuk menyebarkan agama Islam dari perbukitan Bergota.
Di sekitar daerah itu tumbuh pohon asam yang berjarak antara satu sama lain yang dalam bahasa Jawa disebut arang. Sebutan itu memberikan gelar atau nama daerah itu yang kemudian disebut asem arang atau Semarang.
Kemudian Sunan Pandanaran I menjadi kepala daerah setempat dan dilanjutkan putranya, Sunan Pandanaran II. Saat itu, pertumbuhan Semarang semakin meningkat, sehingga memenuhi persyaratan menjadi kabupaten. Pada tanggal 2 Mei 1547, Sultan Hadiwijaya (setelah berkonsultasi dengan Sunan Kalijaga) menetapkan hari jadi kota Semarang.
Pada abad ke 16, Semarang masuk ke wilayah Pemerintah Kolonial Hindia Belanda sampai tahun 1942 saat kedatangan Jepang. Setelah Proklamasi kemerdekaan, yaitu tanggal 15 sampai 20 Oktober 1945 terjadi pertempuran antara para pemuda Semarang melawan pasukan Jepang yang menolak menyerahkan diri pada Pasukan Republik. Peristiwa itu dikenal sebagai Pertempuran Lima Hari.
Saat Agresi Militer Belanda, pemerintahan Kota Semarang sempat dijalankan secara jarak jauh dari kota Purwodadi, Gubug, Kedungjati, Salatiga, dan akhirnya di Yogyakarta. Baru pada tanggal 1 April 1950, pemerintahan kota ini kembali berkantor di wilayahnya.
Beberapa tokoh dari Semarang yaitu;
1. Dr. Kariadi
Dr Kariadi adalah salah satu pejuang yang terlibat dalam peristiwa pertempuran 5 hari di Semarang. Saat itu dia menjabat sebagai kepala laboratorium.
Saat akan memeriksa kabar keberanan tersebarnya racun reservoir siranda, Dr Kariadi ditembak dan wafat saat nerusia 40 tahun. Namanya diabadikan menjadi nama Rumah Sakit Daerah di Semarang.
2. Raden Saleh
Pelukis bernama lengkap Raden Saleh Sjarif Boestaman yang lahir pada 23 April 1880 di Semarang itu adalah pelukis blasteran Arab-Jawa. Dia terkenal sebagai pionir seni lukis modern Indonesia (saat itu Hindia Belanda). Gaya Lukisannya memadukan Romantisisme Eropa dengan budaya Jawa yang kental.
3. HOS Tjokroaminoto
Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto, lebih dikenal dengan nama HOS Tjokroaminoto adalah tokoh inspirasi bagi para pejuang Kemerdekaan Indonesia yang salah satunya adalah Bung Karno.
Dia merupakan salah satu pemimpin organisasi pertama di Indonesia, yaitu Sarekat Islam dan memusatkan aktivitas gerakannya di Semarang.
4. Soegijapranata
Albertus Soegijapranata adalah uskup pribumi pertama jebolan pendidikan Belanda yang berjiwa nasionalis. Ia mengajarkan kerohanian sesuai dengan keindonesiaannya.
5. Sumantri Brodjonegoro
Tokoh kelahiran Semarang pada 3 Juni 1926 itu pernah menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI periode 1967-1973. Kemudian, Sumantri menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada 1973. Dia tutup usia saat menduduki jabatan tersebut.
Daniel Sahuleka adalah penyanyi berdarah Ambon kelahiran Semarang. Pada awal tahun 80’an dia mencetak hits evergreen berjudul Don’t Sleep away This Night yang masih sering diperdengarkan hingga sekarang.
Meskipun telah lama bermukim di Belanda, Sahuleka masih memiliki karakter khas orang Semarang yang ramah dan murah senyum. []