Kepada yang terhormat Bapak Presiden Jokowi, Negara Kesatuan Republik Indonesia di Jakarta. Dengan hormat. Hingga hari ini saya masih sangat sedih dan berduka atas tewasnya beberapa siswa-siswi SMP Negeri Turi 1, Sleman, Yogyakarta, pada acara kegiatan pramuka. Saya tidak bisa membayangkan sama sekali, betapa sedihnya para orang tua yang putra-putrinya jadi korban jiwa. Innalilahi wainnailaihi rojiun.
Kegiatan pramuka susur sungai di musim hujan? Saya kira Kepala Sekolah, guru-guru dan pembina pramuka SMP Negeri Turi 1 Sleman bodoh dan gila. Menyuruh siswanya menyusuri sungai yang amat berbahaya di musim hujan. Ini sungguh biadab dan bejat moral.
Kejadian itu bukan musibah. Murni kebodohan dan kegilaan Kepala Sekolah, guru-guru dan pembina pramuka SMP Negeri Turi 1, Sleman. Jangan sembunyi di balik kata khilaf atau musibah. Itu pembodohan publik yang luar biasa semata karena tidak berani bertanggung jawab.
Saya lebih menyukai Kepala Sekolah, guru-guru, dan pembina pramuka SMP Negeri Turi 1 yang mati, dari pada siswa-siswi yang tak berdosa jadi korban sia-sia. Karena Kepala Sekolah, guru-guru dan pembina pramuka SMP Negeri Turi 1 Sleman adalah manusia-manusia kualitas sampah!
Hentikan sementara waktu seluruh kegiatan pramuka di sekolah.
Kepala Sekolah, guru-guru dan pembina pramuka SMP Negeri 1 Turi harus bertanggung jawab atas kejadian itu. Mereka harus dipidanakan dengan hukuman seberat-beratnya.
Perlu juga Bapak Presiden ketahui, bahwa kegiatan pramuka telah disusupi paham intoleran. Contoh, beberapa waktu yang lalu di SD Negeri Timuran Yogyakarta, ada salam pramuka yang diucapkan guru wanita pembina pramuka yang bunyinya: Islam Yes, Kafir No. Guru wanita ini bejat moral dan hidupnya membahayakan NKRI dan Pancasila. Tidak pantas ucapan seperti itu muncul di sekolah.
Saya sarankan kepada Bapak Presiden sebagai berikut.
1. Pidanakan Kepala Sekolah, guru-guru dan pembina pramuka SMP Negeri Turi 1 Sleman, Yogyakarta, agar memenuhi rasa keadilan bagi semua orang. Walau saya bukan orang tua dari siswa-siswi yang jadi korban jiwa. Namun, saya merasa diperlakukan tidak adil jika mereka dibiarkan berkeliaran menghirup udara bebas. Mereka harus membusuk di penjara.
2. Hentikan sementara waktu seluruh kegiatan pramuka di sekolah, sampai pemerintah mempunyai format yang jelas untuk kegiatan pramuka di sekolah yang tidak mengancam ideologi negara dan keselamatan jiwa para siswa.
Jangan kembangkan konsep berpikir tambal sulam. Biasakan melihat masalah secara utuh, membangun sistem yang koordinatif dan sustainable.
Saya masih sangat sedih dan berduka yang mendalam.
*Akademisi Universitas Gadjah Mada
Baca juga:
- Mencari yang Harus Bertanggung Jawab Kasus SMPN 1 Turi Sleman
- Pidanakan Kepala Sekolah SMP Negeri Turi 1 Sleman