Tujuh Maskapai Penerbangan Paling Berbahaya 2019

Meski menjadi moda transportasi massal yang populer, namun ada beberapa maskapai yang memiliki standar keselamatan penerbangan rendah.
Airbus A300 milik Ariana Afghan Airlines. (Foto: airliners.net/K.v. Wedelstaedt)

Jakarta - Pesawat terbang merupakan moda transportasi publik yang paling banyak digunakan untuk perjalanan jauh, baik domestik maupun lintas negara. 

Namun, ada beberapa maskapai penerbangan yang memiliki standar keselamatan dan keamanan yang buruk. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kecelakaan maupun kesalahan yang dilakukan akibat human error.

Berikut Tagar rangkum tujuh maskapai penerbangan paling berbahaya di dunia tahun ini dilansir dari AirlineRatings.com.

1. Tara Air

Tara Air merupakan maskapai penerbangan yang berbasis di Nepal. Maskapai yang beroperasi sejak 2009 ini memiliki delapan unit pesawat penerbangan perintis, diantaranya dua unit Dornier Do 228, empat unit DHC-6 Twin Otter, dan dua unit Pilatus PC-6. 

Maskapai ini melayani 15 destinasi penerbangan domestik. Tetapi, sayangnya pesawat ini memiliki rekam jejak yang buruk dalam keselamatan penerbangan.

Dalam sepuluh tahun mengudara, setidaknya sudah terjadi enam kali insiden.  Pesawat mereka jatuh dan menyebabkan lebih dari 60 orang penumpang, pilot, dan awak kabin meninggal dunia. 

Banyaknya insiden yang menimpa maskapai ini disebabkan rute penerbangan di Nepal yang berbahaya karena dikelilingi pegunungan. 

Airline Ratings mencatat maskapai ini hanya meraih satu dari tujuh bintang kualitas keamanan dan keselamatan penerbangan.

Tara AirSalah satu armada pesawat milik maskapai Tara Air. (Foto: Wikipedia/Peter Neubauer)

2. Nepal Airlines

Maskapai penerbangan nasional Nepal, Nepal Airlines didirikan pada 1958.

Berstatus maskapai plat merah, Nepal Airlines memiliki sejarah kecelakaan penerbangan yang panjang. Tercatat ada 15 kali kecelakaan penerbangan, termasuk jatuhnya pesawat, tergelincir, hingga pembajakan.

Atas rekam jejak tersebut, Nepal Airlines dilarang terbang di wilayah udara Uni Eropa sejak 2013 lalu.

Nepal Airlines tercatat memiliki 13 unit armada pesawat yang melayani 36 destinasi domestik dan internasional. 

Sejak terakhir kali mengalami kecelakaan pada 2014, Nepal Airlines melakukan perbaikan besar-besaran terhadap kualitas layanan, standar keamanan, dan keselamatan mereka.

Meski demikian, Airline Ratings mencatat maskapai ini hanya meraih satu dari tujuh bintang mengenai keselamatan dan keamanan penerbangan.

Nepal AirlinesAirbus A320-200 milik Nepal Airlines. (Foto: Wikipedia/Alec Wilson)

3. Ariana Afghan Airlines 

Ariana Afghan Airlines merupakan maskapai penerbangan terbesar yang dimiliki pemerintah Afghanistan, yang didirikan  pada 1995. 

Pesawat ini melakukan penerbangan domestik dan internasional dari Afghanistan. 

Meski menyandang status tersebut, maskapai ini juga memiliki rekam jejak keselamatan penerbangan yang buruk. 

Hal ini menyebabkan terjadinya keterpurukan ekonomi pada maskapai tersebut, selama masa kekuasaan Pasukan Taliban di Afghanistan pada dekade 90-an.

Usai masa kekuasaan Taliban berakhir, Ariana Afghan Airlines mencoba bangkit seiring pencabutan sanksi ekonomi Afghanistan oleh PBB pada Desember 2001. 

Ariana kemudian mendapat beberapa unit pesawat dari Pemerintah India. Saat ini, Ariana memiliki 11 destinasi penerbangan dengan lima armada.

Sepanjang 24 tahun beroperasi, tercatat maskapai ini memiliki tujuh insiden fatal dan sejumlah catatan administrasi cacat, mengenai pengadaan 19 unit pesawat.

Ariana Afghan AirlinesAirbus A300 milik Ariana Afghan Airlines. (Foto: airliners.net/K.v. Wedelstaedt)

4. Blue Wing Airlines

Blue Wing Airlines merupakan maskapai penerbangan yang berbasis di Paramaribo, Suriname. Pesawat ini didirikan pada 2002 untuk melayani 19 destinasi penerbangan domestik melalui sembilan unit awak pesawat.

Catatan keselamatan penerbangan ini buruk. Terdapat tiga kali insiden kecelakaan fatal yang menimpa Blue Wing Airlines. 

Selain itu, Blue Wing Airlines ini masuk ke dalam daftar maskapai yang dilarang terbang di negara-negara Uni Eropa, termasuk ke negara tetangga, seperti Guyana Perancis yang bersebelahan dengan Suriname.

Maskapai ini juga tidak memenuhi standar minimum sertifikasi kelaikan oleh IATA Operational Safety Audit (IOSA).

Blue Wing AirlinesPesawat Cessna milik Blue Wing Airlines. (Foto: Wikipedia/Nardisoero)

5. Kam Air

Selain Ariana Afghan Airlines, Kam Air merupakan maskapai penerbangan domestik dan internasional yang berasal dari Afghanistan. 

Maskapai ini didirikan pada 2003 silam dan melayani 15 destinasi dengan 11 armada pesawat terbang.

Saat awal masa pendiriannya, Kam Air mencoba menjadi maskapai asal Afghanistan yang mampu melayani penerbangan ke Amerika Serikat dan negara-negara Uni Eropa.

Sayangnya, akibat buruknya sejarah keselamatan dan keamanan penerbangan, dan banyaknya insiden penerbangan, membuat membuat maskapai tersebut dilarang terbang di kedua wilayah udara tersebut sejak 2010.

Pada 9 Agustus 2009, maskapai ini mengalami insiden ancaman teror bom. Akibatnya, Kam Air hanya meraih satu dari tujuh bintang versi Airline Ratings.

Kam AirAirbus A320-200 milik Kam Air. (Foto: spotters.net)

6. Trigana Air Service

Trigana Air Service merupakan maskapai penerbangan swasta asal Indonesia yang berdiri sejak 1991. 

Maskapai ini melayani penerbangan domestik dan perintis, khususnya di wilayah timur Indonesia.

Maskapai ini melayani 22 destinasi penerbangan domestik dan perintis, serta memiliki 22 unit armada pesawat berbagai jenis, seperti Boeing 737, ATR-42, ATR-72, dan DHC-6 Twin Otter.

Trigana Air Service tercatat mengalami 14 insiden serius. Hal itu mengakibatkan maskapai tersebut dilarang terbang ke Uni Eropa dan Amerika Serikat. 

Maskapai ini hanya mengantongi satu dari tujuh bintang penilaian keamanan dan keselamatan penerbangan versi Airline Ratings.

Trigana Air ServiceATR-42 milik Trigana Air Service. (Foto: Wikipedia)

7. SCAT Airlines

SCAT Airlines merupakan maskapai penerbangan asal Kazakhstan yang berdiri sejak 1997. 

Maskapai ini melayani 33 destinasi penerbangan domestik dan internasional, termasuk ke Republik Ceko, Rusia, Lithuania, Ukraina, dan Turki.

SCAT Airlines, memiliki 22 unit armada pesawat modern, termasuk satu unit Boeing 737 Max 8. 

Meski begitu, SCAT Airlines hanya memiliki sedikit sertifikat keselamatan dan keamanan penerbangan yang dikeluarkan lembaga penerbangan internasional.

Maskapai ini tercatat hanya mengalami satu kali kecelakaan penerbangan pada 2013.  Tetapi, akibat minimnya dokumen keselamatan yang dikeluarkan lembaga internasional tersebut, membuat SCAT Airlines masuk ke dalam maskapai penerbangan paling berbahaya di dunia.

SCAT AirlinesBoeing 737 Max 8 milik SCAT Airlines. (Foto: zdopravy.cz)

Baca juga:

Berita terkait
Mengenal Cara Kerja Maskapai Penerbangan Murah
Di Indonesia, terdapat beberapa maskapai berbiaya rendah seperti Lion Air dan Citilink.
Perjalanan Bisnis Maskapai Penerbangan Merpati Airlines
Maskapai yang terkenal dengan slogan Jembatan Udara Indonesia ini sempat berjaya pada dekade 90-an.
Penyebab Pesawat Thailand Mendarat Darurat di Makassar
Pesawat Thai Airways melakukan pendaratan darurat di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, lantaran seroang penumpangnya terkena serangan jantung.
0
Usai Terima Bantuan Kemensos, Bocah Penjual Gulali Mulai Rasakan Manisnya Hidup
Dalam hati Muh Ilham Al Qadry Jumakking (9), sering muncul rasa rindu bisa bermain sebagaimana anak seusianya. Main bola, sepeda.