Perjalanan Bisnis Maskapai Penerbangan Merpati Airlines

Maskapai yang terkenal dengan slogan Jembatan Udara Indonesia ini sempat berjaya pada dekade 90-an.
Pesawat Merpati Nusantara Airlines. (Foto: Wikipedia/Vanguard Fitzgerald)

Jakarta - Maskapai penerbangan Merpati Nusantara Airlines didirikan pada 6 September 1962. Merpati Nusantara Airlines hadir sebagai maskapai sekunder dari Garuda Indonesia dengan mengambil rute-rute ke daerah yang belum dilayani oleh Garuda Indonesia.

Maskapai yang terkenal dengan slogan 'Jembatan Udara Indonesia' ini kemudian mengalami masalah keuangan pada 2014, sehingga sempat mengumumkan kebangkrutan. Namun, pada dekade 80 sampai 90-an Merpati mengalami perkembangan pesat. 

Berikut ini perjalanan bisnis maskapai Mandala Nusantara Airlines.

Masa Awal Pendirian Merpati

Merpati memulai perjalanan bisnisnya dengan fokus pada rute-rute ke daerah terpencil di Indonesia. Awalnya, Merpati dipersiapkan untuk dapat melayani rute ke daerah-daerah terpencil di Indonesia pada waktu itu, seperti Papua, Nusa Tenggara, dan Maluku. Pada waktu itu, Merpati hanya menggunakan 4 pesawat DHC 3 Otter dan 2 pesawat Douglas DC 3 Dakota yang diberikan TNI Angkatan Udara.

Pada 1963, Merpati sudah melayani beberapa rute, seperti ke Balikpapan, Tanjung Karang, dan Semarang dari Bandara Kemayoran, Jakarta. 

Sampai 1971, Merpati beberapa kali melakukan ekspansi bisnis untuk mengembangkan rute dan armada pesawat. Ekspasi yang dilakukan seperti mengambil alih maskapai penerbangan daerah Indonesia timur milik Garuda Indonesia, De Kroonduif pada 1964.

Merpati juga membeli beberapa armada pesawat yang membuat maskapai itu memiliki total pesawat sebanyak 21 unit pesawat kecil untuk penerbangan perintis.

Era 70-80an

Memasukki dekade 70-an, Merpati mengalami perkembangan pesat dengan membeli beberapa unit pesawat yang lebih besar, seperti 5 unit pesawat Vickers Vanguard dan beberapa unit Vickers Viscount.

Memasuki tahun 1975, Merpati mengajukan diri sebagai maskapai penerbangan untuk mengantar jemaah haji asal Indonesia dan membantu pemerintah dalam program transmigrasi. 

Merpati juga diplot untuk melayani penerbangan-penerbangan yang membawa wisatawan mancanegara ke Indonesia dari Manilla (Filipina) dan Los Angeles (Amerika Serikat) ke Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar.

Pada saat itu, Merpati telah memiliki sejumlah pesawat bermesin jet, seperti 2 Boeing 707, 3 Boeing 727, 2 Airbus A310, dan 22 unit Fokker F28. Merpati juga memiliki 1 unit pesawat berbadan besar, yaitu Lockheed L-1011 TriStar.

Pada tahun 1978, pemerintah melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 30 tahun 1978 menggabungkan Merpati sebagai unit usaha maskapai Garuda Indonesia. Hal ini membuat Merpati mendapat rute domestik dan internasional yang dimiliki Garuda.

Selama dekade 80-an, rute domestik Merpati bahkan lebih banyak dibandingkan Garuda tapi dengan biaya yang lebih murah. Merpati juga melayani penerbangan yang menghubungkan daerah-daerah terpencil.

Merpati Nusantara AirlinesPesawat Boeing 707 milik Merpati Nusantara Airlines di Bandara Internasional Los Angeles tahun 1978. (Foto: Wikipedia/Jon Proctor)

Masa Kejayaan 

Merpati memasuki masa kejayaan bisnisnya pada dekade 90-an. Pada 1990, Merpati telah memiliki 100 unit pesawat dengan rute domestik dan internasional. Program pelayanan haji dan transmigrasi turut memiliki andil sehingga maskapai plat merah tersebut berkembang pesat.

Tahun 1995, Merpati diberikan akses oleh pemerintah untuk membangun fasilitas perawatan pesawat (Merpati Maintenance Facility) dan sekolah dan pelatihan penerbangan yang diberi nama Merpati Training Facility di Bandara Juanda, Surabaya.

Pada 1997, perkembangan yang pesat membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk memisahkan Merpati dari Garuda Indonesia. Hal ini membuat Merpati dapat menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang lebih mandiri. 

Namun, bisnis Merpati sempat mengalami kemunduran akibat imbas krisis moneter yang terjadi pada 1997 hingga 1998. Hal ini membuat Merpati terpaksa menghentikan sementara sejumlah rute dan mengandangkan beberapa unit pesawatnya.

Merpati Nusantara AirlinesPesawat Cessna CN-235-10 milik Merpati Nusantara Airlines. (Foto: Wikipedia/Rolf Wallner)

Dekade 2000-2010

Setelah krisis moneter berakhir pada tahun 1999 dan perekonomian Indonesia mulai stabil, Merpati mulai mencoba peruntungan bisnis dengan membentuk Merpati Commuter Service untuk melayani penerbangan pemerintah daerah.

Namun, seiring mulai menjamurnya maskapai komersil swasta di Indonesia, posisi Merpati dalam peta bisnis aviasi nasional mulai mengalami penurunan.

Berdasarkan laporan Centre for Aviation (CAPA), Merpati melakukan penghentian operasi sejak 1 Februari 2014. Hal tersebut disebabkan utang Merpati kepada sejumlah kreditur yang mencapai Rp 10,72 triliun. Merpati juga menunggak pesangon mantan karyawan mereka hingga Rp 365 miliar. Persoalan finansial dengan para kreditur dan mantan karyawan terjadi berlarut-larut hingga tahun 2016.

Pada 2018, Merpati Airlines menandatangani kerjasama dengan PT Intra Asia Corpora. Kerja sama bernilai Rp 6,4 triliun tersebut membuka jalan Merpati untuk kembali mengudara pada tahun 2020.

Rencananya, Merpati akan melayani penerbangan perintis dengan armada pesawat buatan Rusia, Irkut MC-21 sebanyak 10 unit. []

Merpati Nusantara AirlinesIrkut MC-21 buatan Rusia bakal menjadi armada Merpati saat mengundara pada 2020 mendatang. (Foto: mc21eng.irkut.com)



Berita terkait
PKPU Dikabulkan Pengadilan Niaga, Merpati Akan Gunakan Pesawat Rusia
Pengadilan Niaga Surabaya akhirnya mengabulkan permohonan PKPU PT Merpati Nusantara Airlines.
Rekam Jejak Garuda Indonesia
Garuda Indonesia memiliki perjalanan panjang dalam sejarah kedirgantaraan nasional.
Garuda Indonesia Larang Penumpang Bawa MacBook Pro
Garuda Indonesia secara resmi melarang penumpang membawa produk Apple, MacBook Pro.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.