Jakarta – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada hari Sabtu, 19 September 2020 waktu setempat, mengatakan bahwa dia menginginkan US$ 5 miliar dari perusahaan yang membuat usaha TikTok berbasis di AS. Rencananya, dana tersebut akan diarahkan untuk mengajar anak-anak Amerika tentang pendidikan patriotik yang disebut Trump sebagai "sejarah nyata negara kita."
Mengutip siaran media lokal, permintaan tersebut sekaligus restu Trump a kepada Oracle Corp., Walmart Inc. dan ByteDance Ltd. untuk membuat perusahaan baru bernama TikTok Global untuk menjalankan aplikasi berbagi video AS.
“Perusahaan setuju untuk menyumbangkan US$ 5 miliar bagi yayasan pendidikan,” ujarnya di Gedung Putih akhir pekan ini.
Sebagai informasi, manuver Trump dalam bidang sosial kependidikan ini merupakan buntut dari kritiknya terhadap Proyek 1619, sebuah kurikulum sekolah yang dibuat oleh New York Times yang dinilai pemerintah tidak tidak sejalan dengan “sejarah nyata negara kita”.
Isu pendidikan patriotik juga dia manfaatkan sebagai materi kampanye dalam pemilihan presiden kali ini.
"Tolong saya, dapatkah anda menyumbangkan US$ 5 miliar untuk dana pendidikan, sehingga kami dapat mendidik orang-orang tentang sejarah nyata negara kami, bukan sejarah palsu,” tutur dia pekan sebelumnya dalam sebuah kampanye politik.
Walaupun sudah terjadi komitmen dari TikTok AS untuk mengucurkan dana pendidikan kepada Trump, namun perwakilan perusahaan memastikan bahwa hal tersebut baru akan terlaksana paling cepat pada tahun depan. Pasalnya, TikTok memilih untuk melakukan pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) di lantai bursa terlebih dahulu.
Nantinya, dana yang terkumpul dari proses listing tersebut baru akan disalurkan bagi program pendidikan yang diinisiasi oleh Presiden Trump tersebut.
“Kami akan menghentikan indoktrinasi radikal siswa kami dan mengembalikan pendidikan patriotik ke sekolah kami. Pendidikan patriotik mengajarkan anak-anak untuk mencintai negara kita, menghormati sejarah kita, dan selalu menghormati bendera Amerika kita," kata Trump melanjutkan.