TNI Gadungan di Ambon Tipu Orang Tua Puluhan Juta

Seorang pemuda di Kota Ambon Maluku ditangkap intelejen TNI AD lantaran menyamar sebagai anggota TNI gadungan.
Anggota TNI AD gadungan berpangkat sersan satu bernama Ricardo Likipeuw (tengah) saat berada di Pomdam XVI Pattimura. (Foto: Tagar/Muhammad Jaya)

Ambon - Seorang warga di Kota Ambon, Maluku, bernama Ricardo Likipeuw ditangkap anggota intelijen gabungan TNI AD lantaran menyamar sebagai anggota TNI AD gadungan. Pria 22 tahun ini, juga menipu orang tua calon siswa (Casis) puluhan juta rupiah.

Ricardo ditangkap di RT 06 RW 06 kawasan OSM, Kelurahan Wainitu, Kecamatan Nusaniwe, Selasa, 10 Maret 2020.

Jadi penangkapan dilakukan bersama orang tua Casis.

Kapendam XVI Pattimura, Kolonel Inf Jansen Simanjuntak mengatakan penyamaran Ricardo terbongkar setelah orang tua dari salah satu Calon Siswa (Casis) menanyakan identitas Ricardo ke anggota intelijen. Jawabannya, Ricardo bukan anggota TNI.

Kemudian orang tua Casis bersama intelijen gabungan yang terdiri dari Den Inteldam XVI/Pattimura, anggota Tim intel korem, 151/Bny dan anggota unit intel Kodim 1504/Ambon menangkap Ricardo.

“Jadi penangkapan dilakukan bersama orang tua Casis. Dia juga yang memberikan alamat rumah milik Ricardo, anggota TNI AD gadungan berpangkat sersan satu tersebut,” ungkap Jansen kepada Tagar, Rabu, 11 Maret 2020.

Jansen menjelasakan, awal kenalan Ricardo dan orang tua Casis bernama Tinus Luturmas pada 20 November 2019. Saat itu, Ricardo bersama pacarnya, Ona Singerin ke Desa Tutukembung, Kecamatan Nurinmas, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, melangsungkan perkawinan secara adat.

Selama berada di Desa Tutukembung, Ricardo menyampaikan kepada keluarga kalau ada saudara yang mau masuk menjadi TNI-AD, dirinya bisa membantu.

“Atas perkataan Ricardo itu, Tinus kemudian menyetujui agar anak yang nantinya mengikuti seleksi anggota TNI AD agar diurus. Untuk meyakinkan keluarga istri, Ricardo mengakui sebagai panitia seleksi,” jelasnya.

Meski begitu, kata Jansen, Ricardo menyampaikan harus menyiapkan uang sebesar Rp 85 juta. Merasa berat dengan permintaan itu, Tinus lalu melakukan penawaran dan disetujui Ricardoi hanya Rp 65 juta. Tetapi uang tersebut, diberikan setelah anaknya lulus seleksi anggota TNI AD.

Tetapi, setelah tiba di Ambon, Ricardi menyampaikan ke Tinus agar mengirimkan uang tanda awal, sejumlah 30 juta, namun saat itu Tinus hanya mengirim Rp 5 juta ke rekening BRI.

“Ricardo kembali meminta uang dari Tinus dan diirinya mengirim uang sebesar RP 25 juta,” jelasnya.

Jansen mengatakan, setelah itu, Tinus mendapat informasi kalau Ricardo bukan seorang anggota TNI, sehingga 4 Maret 2020, Tinus berangkat dari Saumlaki menuju Ambon dengan menggunakan kapal laut.

Tujuan Tinus ke Ambon untuk mengurus anaknya ikut tes calon tamtama (Catam) TNI AD sekaligus bertemu dengan Ricardo.”Namun Tinus mendapat informasi jika Ricardo bukan anggota TNI AD. Atas alamat yang diberikan lalu Ricardo ditangkap,” ujar Jansen.

Jansen mengatakan, setelah ditangkap, Ricardo dibawa ke Makodim 1504 Pulau Ambon mendapat pengawalan dari tim intelijen gabungan. Kemudian diserahkan ke Pomdam XVI Pattimura untuk mendapat proses lebih lanjut. []

Berita terkait
Kasar Ambon Curhat ke Wakil Ketua DPD RI
Ambon, luas wilayah kerja 90 persen adalah perairan. Untuk itu, memerlukan penambahan kapal termasuk juga belum tersedianya dermaga miliki sendiri.
BNN Mendadak Periksa Urine Personil Basarnas Ambon
Pegawai Basarnas Ambon kaget saat kedatangan petugas BNN Provinsi Maluku untuk memeriksa urine seluruh personil Basarnas Ambon.
Polresta Pulau Ambon Kandangkan 27 Motor Balap Liar
Polresta Pulau Ambon kandangkan 27 sepeda motor sitaan balapan liar dalam dua pekan.
0
Banyak Kepala Daerah Mau Jadi Kader Banteng, Siapa Aja?
Namun, lanjut Hasto Kritiyanto, partainya lebih mengutamakan dari independen dibandingkan politikus dari parpol lain.