Ambon - Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Ambon, mengungkapkan sejumlah keterbatasan yang dialami ke Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI), Nono Sampono, ketika berkunjung untuk reses ke kantor Basarnas Ambon, Rabu, 11 Maret 2020.
Dihadapan Nono, Muslimin mengatakan, kalau luas wilayah kerjanya 90 persen adalah perairan. Untuk itu, memerlukan penambahan kapal termasuk juga belum tersedianya dermaga miliki sendiri.
Dengan kondisi demikian, terpaksa kapal harus disandarkan di dermaga milik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di kawasan Batu Koneng.
Kalau diakuai memang kami banyak mengalami keterbatasan. Namun, keterbatasan itu bukan penghalang untuk melakukan kerja-kerja kemanusian.
“Ada dua kapal SAR ditambah sarana lain, satu kapal berada di Tual. Untuk di Ambon bersandar di Pelabuhan LIPI karena kami belum memiliki dermaga sendiri,” ungkap Mulimin.
Dia mengatakan, jumlah personil di Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Ambon juga masih minim, sehingga membutuhkan penambahan guna memperlancar tugas-tugas SAR. Apalagi wilayah tugas, kata Muslimin, 90 persen adalah perairan dan daerah kepulauan.
Guna memaksimalkan kerja-kerja SAR, maka terdapat tiga Pos Siaga Pencarian dan Pertolongan di Banda Kabupaten Maluku Tengah, Namlea Kabupaten Buru, Tual Kota Tual, Saumlaki Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan satu unit siaga di Dobo Kabupaten Aru.
“Kami juga berencana menambahkan unit siaga SAR baru di Bula Kabupaten Seram Bagian Timur dan Tiakur Maluku Barat, namun hingga kini belum terwujud. Kendala utamanya, minim personil dan belum ada kantor,” jelasnya.
Dia menyatakan, meski mengalami keterbatasan dalam berbagai hal, tetapi pihaknya selalu memaksimal kerja-kerja SAR dan tidak pernah lalai. Salah satunya, memberdayakan potensi SAR di Maluku.
“Kalau diakuai memang kami banyak mengalami keterbatasan. Namun, keterbatasan itu bukan penghalang untuk melakukan kerja-kerja kemanusian,” ujarnya.
Buktinya, di tahun 2019 dari 49 kejadian yang dilaporkan 190 korban mampu diselamatkan hanya dua orang meninggal dunia dan 29 orang dinyatakan hilang.
Kata Muslimin, kejadian itu, yakni kecelakaan kapal, kecelakaan pada tanggapa darurat, kondisi membahayakan manusia dan kecelakaan dengan penanganan khusus.
Dengan Keterbatasan ini, tak membuat kita bertindak dilapangan tidak memaksimal.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua DPD RI, Nono Sampono mengatakan, persoalan minim Sumber Daya Manusia (SDM) dan infrastruktur merupakan masalah tak hanya di Kantor Basarnas, tetapi instansi lain juga juga demikian.
“Dengan Keterbatasan ini, tak membuat kita bertindak dilapangan tidak memaksimal. Harus memanfaatkan potensi SAR dan mengatur sistem,” ujarnya.
Nono mengatakan, untuk mensiasati dermaga yang belum dimiliki kantor SAR maka dirinya akan berbicara Kepala Staf Agkatan Laut (KSAL) agar bisa berlabuh di dermaga mereka.
”Kalau berlabuh di LIPI sangat jauh, nanti coba saya bicara KSAL,” kata senator asal Maluku ini.
Dia menambahkan, berkaitan minimnya SDM dan penambahan pengusulan kapal itu, nanti akan menggelar rapat dengan Menteri Perhubungan dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPan-RB) di Jakarta. []
