Jakarta - Selain mempersiapkan tabungan hari tua dan asuransi kesehatan, ada satu lagi yang harus direncanakan sejak memiliki penghasilan yaitu dana darurat.
Dana darurat adalah dana yang dipersiapkan untuk keadaan darurat yang tidak terduga waktu dan alasan nantinya uang itu terpakai. Tujuannya sebagai dana penunjang kebutuhan saat terjadi hal yang tidak diinginkan, misalnya PHK dari tempat bekerja. Dengan adanya dana darurat, diharapkan dapat menunjang kebutuhan diri sendiri minimal 3 bulan.
Berbeda dengan tabungan, dana darurat dipersiapkan untuk kondisi yang tidak menyenangkan seperti PHK, bencana alam, sakit, kecelakaan atau musibah lainnya.
Cara penghitungan dana darurat yang harus disiapkan apabila sudah memiliki pekerjaan tetap:
- Apabila Anda hanya membiayai diri sendiri maka siapkan dana darurat sebesar tiga kali dari pengeluaran setiap bulannya.
- Apabila Anda memiliki pasangan yang bekerja maka siapkan dana darurat sebesar tiga kali dari pengeluaran Anda setiap bulannya.
- Apabila Anda memiliki pasangan yang tidak bekerja maka siapkan dana darurat sebesar enam kali dari pengeluaran Anda setiap bulannya.
- Apabila Anda memiliki pasangan yang tidak bekerja dan seorang anak maka siapkan dana darurat sebesar sembilan kali dari pengeluaran Anda setiap bulannya.
Jadi, setiap bertambah 1 tanggungan, Anda harus menyiapkan dana darurat sebesar 3 kali dari pengeluaran Anda setiap bulannya.
Menurut video Saham dari Nol, cara menyimpan dana darurat yang baik adalah dalam bentuk simpanan yang dapat dicairkan kapan saja, sebab keadaan darurat bisa terjadi kapan saja dan tidak terduga. Maka simpan pada tempat yang saat dibutuhkan uangnya dapat segera diambil.
Saat menyiapkan dana darurat ada beberapa hal yang harus diperhatikan
1. Kisaran dana yang harus disimpan
Kisarannya disesuaikan pada pendapatan, pengeluaran, dan kenaikan status. Jika pendapatannya lumayan besar, Anda bisa menyiapkan minimal 20 persen dari pendapatan per bulan. Jika pendapatannya masih pas-pasan, Anda bisa menyisihkan minimal 5-10 persen dari pendapatan per bulan untuk dana darurat.
2. Memilih jenis penyimpanan (instrumen) yang aman, likuid, dan dapat diambil kapan pun
Jika ingin menyimpannya melalui jasa penyimpanan, Anda harus memilih jenis penyimpanan (instrumen) yang aman, likuid, dan dapat diambil kapan pun.
Hindari menyimpan dana darurat dalam bentuk saham karena dalam jangka pendek harga saham bisa naik dan turun dengan signifikan.
Beberapa instrumen yang bisa menjadi pilihan yang stabil atau tidak terlalu volatil (mudah berubah) seperti rekening bank, reksa dana pasar uang, dan emas.
Menurut Saham dari Nol, Anda bisa membagi 50% dana darurat disimpan di reksa dana pasar uang dan 50% lagi di rekening bank. Reksa dana pasar uang adalah salah satu instrumen investasi yang memiliki risiko yang rendah, pendapatan bunga per tahun bisa mencapai 5 persen, dan dapat diambil kapan saja. Sedangkan untuk rekening bank, cara ini seperti menyimpan uang pada umumnya yang akan dikenakan biaya admin dan bunga apabila itu bank konvensional.
(Sekar Aqillah Indraswari)
Baca Juga
- Simak Baik-baik! Inilah Penyebab Saham Kamu Tekena ARB
- 3 Jenis Saham Berdasarkan Kapitalisasi Pasar
- Yuk Kenali Delisting Saham dan Apa Dampak ke Investor?
- Kumpulan Istilah dalam Investasi atau Trading di Pasar Saham