Jakarta - Perusahaan smartphone asal 'Negeri Paman Sam', Apple terkena terdampak dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China.
Kenaikan tarif dagang dari kedua negara berimbas pada beban impor produk untuk kebutuhan industri.
Perusahaan yang memproduksi gawai seperti iPhone, Apple Watch, dan iPad itu terimbas lantaran beberapa komponen produksi mereka seperti layar, prosesor, kaca, dan kamera tersebut berasal dari China.
Dilansir dari Slash Gear, kenaikan tarif dagang dari kedua negara berimbas pada beban impor produk untuk kebutuhan industri. Hal itu memaksa Apple membangun fasilitas produksi ke luar AS.
Selain itu, ada beberapa langkah yang diambil Apple untuk menghadapi perang dagang.
1. Uji Coba Mengembalikan Produksi Apple ke AS
Saat ini, pabrik Apple di AS hanya berfokus untuk memproduksi Macbook Pro. Menurut The Wall Street Journal, Apple melakukannya sebagai uji coba untuk mengukur kesuksesan dalam menggunakan produk yang tidak terkena beban impor tambahan.
Namun, pabrik Apple di Austin, Texas kembali mengalami permasalahan stok bahan baku. Kelangkaan komponen lokal menyebabkan produksi Macbook Pro di AS beberapa kali mengalami penundaan.
Berbeda dengan AS, biaya produksi mereka di China jauh lebih efisien, karena upah pekerja yang relatif lebih murah. Hal ini membuat fasilitas Apple mampu memenuhi permintaan konsumen dari seluruh dunia.
2. Beralih ke Layanan daripada Produksi
Upaya ini terbukti mampu meningkatkan pendapatan secara signifikan. Melalui kebijakan melebarkan jaringan layanan, Apple mampu membukukan pendapatan tertinggi dari kompetitor sepanjang kuartal keempat 2019, mencapai 11.5 miliar dollar AS atau naik 20% dari pendapatan pada kuartal ketiga tahun ini.
Pemasukan Apple tersebut datang dari layanan berlangganan mereka, seperti musik (iTunes), film, dan layanan konten lain yang berbiaya murah.
Apple mampu menurunkan harga produk terbaru mereka, Iphone 11 dari 700 dollar AS atau sekitar 9.8 juta Rupiah. Slash Gear menganggap pendapatan yang besar ini membuat Apple mampu menurunkan harga produk terbaru mereka, Iphone 11 dari 700 dollar AS atau sekitar 9.8 juta Rupiah.
Turun drastis dari produk mereka sebelumnya, Iphone 10 yang saat diluncurkan pertama kali pada Desember 2017 lalu, dibanderol dengan harga mulai dari 1000 dollar AS atau sekitar Rp 14 juta.
3. Memindahkan Pabrik Ke Luar China
Apple sepertinya akan mencoba opsi untuk memindahkan pabrik dari China dalam waktu dekat, menyusul kebijakan tarif baru 'Negeri Tirai Bambu' yang akan diberlakukan Desember 2019 mendatang. Salah satu negara yang dituju adalah India.
Saat ini Apple sudah membuka satu pabrik yang terletak di Provinsi Andhra Pradesh, India. Saat ini, sudah memproduksi komponen untuk produk iPhone X, iPhone SE, dan 6S.
Apple memilih India karena upah tenaga kerja di sana cenderung lebih rendah dibandingkan China.
Meski sudah menargetkan India sebagai basis produksi mereka untuk menggantikan China, namun Apple menghadapi beberapa kesulitan bisnis di India, seperti kebijakan pajak 20% bagi perusahaan multi nasional dan lesunya penjualan di wilayah India.
Meski India dikenal sebagai salah satu negara dengan angka penjualan smartphone terbesar di dunia, Apple hanya menguasai 1,2% pangsa pasar di sana. Tertinggal jauh dengan produk smartphone asal China yang terkenal lebih murah dengan fitur yang berlimpah.
Apple sudah berupaya keluar dari kesulitan bisnis di India, seperti meminta bantuan perwakilan Pemerintah AS untuk bernegosiasi dengan Pemerintah India dengan menurunkan tarif pajak, dan mengkampanyekan slogan 'Made In India'.
Media teknologi asal AS, The Verge melaporkan Apple setidaknya membutuhkan waktu paling cepat 18 bulan untuk menyelesaikan pemindahan fasilitas produksi mereka ke India. []