Dairi - Pengusaha galian C tidak menepati janji menyiram badan jalan selama musim kemarau, puluhan emak-emak atau kaum ibu, kembali memblokir jalan lintas jurusan Bunturaja-Sidikalang, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, Rabu 25 September 2019.
Pantauan Tagar di lokasi, persisnya di Desa Sosor Lontung, Kecamatan Siempat Nempu, emak-emak memblokir jalan dengan menempatkan bebatuan di badan jalan.
Aksi akan terus dilakukan hingga tuntutan mereka dipenuhi pengusaha galian C. "Kalau mereka tidak siram, sampai kapanpun, kami akan tutup jalan ini," kata Rusli boru Sigalingging, 53 tahun.
Warga lain, Dinar boru Sihombing, 49 tahun, menyebut, mereka telah cukup sabar selama ini, selalu menghirup debu. Ratusan truk pengangkut bahan galian C, melintas dari desa mereka setiap hari.
"Tiap lewat, abu pasti beterbangan. Masuk ke rumah. Piring pun kena debu. Menjemur kain terancam," katanya.
Rosita Sinaga, 47 tahun, menambahkan, sudah banyak anak-anak bahkan dewasa, harus berobat ke bidan desa, karena sakit batuk. "Ke bidan boru Bakkara kami berobat," katanya, diamini rekannya Desrita Naibaho, 40 tahun.
Warga lain, Humot Sihombing, 56 tahun, menambahkan, telah lama pengusaha galian C beroperasi di daerah mereka. Namun, tidak ada kepedulian pada masyarakat.
Mereka makan, kami sakit. Masa diminta menyiram saja tak mau
"Kompensasi pada warga dan perhatian pada lingkungan, tidak ada. Ini jalan golongan 3 C. Maksimal muatan 8 ton. Yang lintas selama ini, kita duga lewat dari 8 ton," katanya.
Ditambahkan, kontur tanah di Sosor Lontung, mayoritas labil. Jika truk lewat, rumah bergetar seperti gempa.
"Sudah baik kami masyarakat ini. Saban hari mereka lewat. Jalan rusak. Kemarau, abu beterbangan. Hujan, jalan becek jadi kubangan. Mereka makan, kami sakit. Masa diminta menyiram saja tak mau," katanya, kesal.
Mengantisipasi aksi warga, Kepala Desa Sosor Lontung, Budi Manullang, didampingi Bhabinkamtibmas P Sinulingga dan Babinsa G Naibaho, mengundang para pengusaha galian C yang beroperasi di Sosor Lontung dan Kabanjulu.
"Ada 11 pengusaha maupun perwakilan yang diundang. Mereka telah menyetujui permintaan warga. Kesepakatan, bergantian menyiram, empat kali setiap hari. Ini kita mau buat surat perjanjian," kata Budi.
Ditambahkan Budi, aksi warga kali ini, lebih meluas dari aksi sebelumnya, Rabu 18 September 2019 lalu.
"Selain di Sosor Lontung, aksi hari ini juga dilakukan warga Desa Juma Teguh dan Desa Kabanjulu. Ke tiga desa ini, lintasan truk pengangkut bahan galian. Merasakan hal yang sama," tambahnya.
Hingga pukul 15.00 WIB, warga masih bertahan di lokasi. Mereka berjanji segera membuka blokir, membersihkan badan jalan dari bebatuan, setelah para pengusaha selesai membuat surat perjanjian, serta merealisasikan perjanjian dimaksud.[]