Dairi - Puluhan warga Desa Sosor Lontung, Kecamatan Siempat Nempu, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, mayoritas emak-emak atau kaum ibu, memblokir jalan jurusan Bunturaja-Sidikalang, Rabu, 18 September 2019.
Pemblokiran dilakukan dengan menempatkan bebatuan di tengah jalan.
Beberapa warga dikonfirmasi Kamis 19 September 2019 menyebut, alasan melakukan aksi, tidak terima desa mereka selalu dipenuhi abu yang beterbangan.
Disebutkan, setiap hari ditaksir ratusan mobil truk pengangkut bahan galian C hilir mudik lintas dari desa itu. Berhubung sepanjang jalan rusak parah, debu selalu beterbangan saat dilintasi. Rumah mereka pun dipenuhi debu.
"Semalam semua warga tidak ke ladang. Kami blokir jalan ini. Permintaan kami hanya satu. Maunya pihak pengusaha galian menyiram jalan biar debu tidak beterbangan. Kami tidak hambat mereka lintas. Kita juga perasaan sama sopir, cari nafkah," kata Remiati boru Sihite, 43 tahun.
Warga lain, Esnar boru Sianturi, 63 tahun, menambahkan, beberapa bulan terakhir mereka tersiksa karena debu, terlebih karena musim kemarau.
"Apalagi anak-anak saat pulang sekolah, sangat tersiksa. Banyak yang sakit batuk, flu," katanya.
Mereka hanya minta agar pengusaha galian di Kabanjulu juga ikut serta, karena mereka juga lintas dari sini
Walau sudah tua, ia mengaku ikut mengangkati batu ke tengah jalan, meluapkan kekesalannya.
Disebut, aksi berakhir setelah negosiasi warga dengan pihak pengusaha galian, dimediasi kepala desa. Pengusaha galian C menyiram badan jalan tiga kali.
Warga lain, Erlida boru Sitanggang, 37 tahun, menambahkan, mereka akan kembali melakukan aksi, jika pengusaha galian tidak melakukan penyiraman badan jalan setiap hari.
Terpisah, Kepala Desa Sosor Lontung Budi Manullang dikonfirmasi di kantornya, mengakui aksi warganya itu.
"Ya, itu wajar sebagai bentuk protes warga. Saya puji warga yang langsung membersihkan batu dari tengah jalan, setelah dimediasi. Intinya, warga hanya meminta badan jalan disiram," kata pria berusia 34 tahun itu.
Dipaparkan, ada dua lokasi galian C di wilayahnya. CV Satria dan UD Benget. Di desa tetangga, Kabanjulu, ada juga beberapa lokasi galian. Semua pengangkutan bahan galian itu, melintas dari Sosor Lontung.
Ditambahkan, ke depannya akan dibuat kesepakatan antara pemerintah desa dengan pengusaha galian C untuk penyiraman badan jalan, menunggu perbaikan.
"Sekitar tahun 2014 juga sudah pernah ada kesepakatan penyiraman, saat jalan rusak seperti ini. Setelah di lapen 2016, otomatis penyiraman tidak ada lagi. Sekarang, jalan rusak lagi, maka warga minta jalan disiram kembali," katanya.
Budi mengatakan sudah membicarakan kesepakatan itu dengan pengusaha galian dimaksud. "Dua pengusaha galian di sini setuju. Mereka hanya minta agar pengusaha galian di Kabanjulu juga ikut serta, karena mereka juga lintas dari sini," katanya mengakhiri.[]