Tersangka Pembakaran Kantor Pemerintahan di Keerom Bertambah

Tersangka dalam kasus pembakaran gedung pemerintahan di Kabupaten Keerom Papua bertambah. Ini total tersangka.
Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw saat meninjau puing-puing Kantor Disnaker dan BPMK Kabupaten Keerom, Senin 5 Oktober 2020. (Foto: Tagar/Humas Polda Papua)

Jayapura - Polisi terus mengusut kasus pembakaran Kantor Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) dan Kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat Kampung (BPMK) Kabupaten Keerom, Provinsi Papua, pasca pengumuman hasil ujian CPNS formasi 2018 di daerah itu.

Tersangka dalam kasus ini bertambah menjadi lima orang, pada Senin 5 Oktober 2020. Sementara, penyidik Satuan Reserse Kriminal Polres Keerom hingga kini telah memintai keterangan dari 16 saksi. Mereka terdiri dari staf instansi pemerintahan dan juga anggota polisi yang bertugas saat peristiwa itu terjadi, pada Kamis 1 Oktober 2020 lalu.

Sudah lima orang tersangka dan16 orang saksi yang sudah dimintai keterangannya.

Kapolda Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw mengatakan, pihaknya masih menginventarisir kerugian serta bukti-bukti dari aksi pembakaran untuk mengungkap secara rinci kasus yang ditengarai rasa tak puas atas hasil ujian CPNS itu.

Baca juga:

"Sudah lima orang tersangka dan16 orang saksi yang sudah dimintai keterangannya. Tentu penyidik kami masih membutuhkan saksi dari mereka yang bertanggung jawab terhadap gedung yang dibakar," kata Waterpauw saat meninjau lokasi kejadian, Senin 5 Oktober 2020 sore.

Adapun lima tersangka pembakaran kantor, terdiri dari tiga orang yang tertangkap tangan saat pembakaran berlangsung. Sementara, dua lainnya merupakan hasil pengembangan kepolisian.

Waterpauw menegaskan, pihaknya akan mengungkap duduk perkara yang berbuntut pembakaran fasilitas pelayanan publik di Arso Kota, ibukota Kabupaten Keerom. Baik mulai adanya penolakan terhadap hasil ujian CPNS, kemarahan massa, perusakan Kantor Bupati Keerom, dan berujung perusakan disertai pembakaran Kantor Disnaker dan Kantor BPMK.

"Kami akan dudukkan dua permasalahan yang terjadi. Pertama, kenapa ada penolakan hasil ujian CPNS dari warga serta kemaraham yang terjadi. Kemudian, kenapa ada aksi perusakan dan pembakaran kantor, Apakah spontan atau disengaja. Sebab, ada alat yang digunakan untuk mempercepat pembakaran terjadi. Ini menarik untuk diungkap," ujarnya.

Mantan Kapolda Sumatera Utara ini menambahkan, barang bukti yang telah dikumpulkan pihaknya tengah dalam pemeriksaan Laboratorium Forensik.

Penyidik menemukan adanya botol bekas minuman keras dan bekas jerigen dari dalam ruangan kantor. Benda ini diduga berisi bensin yang yang digunakan pelaku untuk menyulut api hingga menghanguskan dua kantor tersebut. []

Berita terkait
DPR: Gunakan Pendekatan Kemanusiaan Tuk Sentuh Rakyat Papua
Anggota Komisi I DPR, Sukamta mengimbau agar pemerintah melakukan pendekatan kemanusiaan dalam menjalankan pembangunan di Papua.
Mahfud: Tak Ada Ruang Negosiasi Kemerdekaan Papua
Mahfud Md menegaskan pemerintah tak akan membuka ruang negosiasi terkait keinginan lepasnya Papua dari bagian NKRI.
Dua Bulan Warga Intan Jaya Papua Hidup Diteror KKB
Warga Distrik Hitadipa dan Distrik Sugapa ibu kota Kabupaten Intan Jaya, Papua hidup dalam ketakutan. Ini penyebabnya
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.