Mahfud: Tak Ada Ruang Negosiasi Kemerdekaan Papua

Mahfud Md menegaskan pemerintah tak akan membuka ruang negosiasi terkait keinginan lepasnya Papua dari bagian NKRI.
Menkopolhukam Mohammad Mahfud MD (kiri) berjalan bersama Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayor Jenderal TNI (Mar) Suhartono (kanan) saat kunjungan kerja ke Mako Korps Marinir, Cilandak, Jakarta, Rabu (29/7/2020). (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj).

Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md menegaskan pemerintah tak akan membuka ruang negosiasi terkait keinginan lepasnya Papua dari bagian NKRI. 

"Bagi pemerintah Indonesia kebersatuan Papua, baik Provinsi Papua maupun Papua Barat, dengan NKRI sudah final. Tidak ada jalan lagi, tidak ada negosiasi apa pun untuk kemerdekaan, untuk memisahkan diri," kata Mahfud dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis, 1 Oktober 2020.

Tidak ada jalan lagi, tidak ada negosiasi apa pun untuk kemerdekaan, untuk memisahkan diri.

Baca juga: Dua Bulan Warga Intan Jaya Papua Hidup Diteror KKB

Mahfud mengatakan hal itu menanggapi konflik antara aparat keamanan dan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Intan Jaya, Papua, beberapa hari terakhir. 

Kekerasan memang cenderung selalu muncul saat menjelang 1 Desember atau hari peringatan khusus bagi pergerakan kemerdekaan Papua. Isu ini biasanya muncul menjelang penyelenggaraan Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) beberapa waktu lalu. 

"Sekarang terjadi lagi karena memang di sana ada sekelompok orang yang ingin memisahkan diri, memisahkan Papua. Bekerja sama dengan provokator warga negara lain maupun gerakan sendiri ke dalam dan itu kami hadapi karena semua itu melanggar hukum," kata Mahfud. 

Mahfud menegaskan bahwa PBB telah melakukan referendum di Papua pada tahun 1963. Hal itu sudah disahkan oleh PBB. 

"Sejak saat itu tidak ada jalan lagi bagi Papua, bagi orang-orang tertentu di Papua untuk meminta kemerdekaan," kata Mahfud menegaskan. 

Terkait dengan konflik bersenjata di Intan Jaya yang menewaskan setidaknya empat orang, yakni dua anggota TNI, satu orang sipil, dan satu pendeta, kata dia, pihaknya akan membentuk tim investigasi gabungan untuk mencari penyebab kematian tersebut. 

Pemerintah akan membentuk tim investigasi gabungan yang bisa lebih objektif menggali ini agar tidak menimbulkan kontroversi," ujar Mahfud. 

Baca juga: Aksi Penolakan Otsus Papua Dibubarkan di Jayapura

Tim investigasi tersebut akan diisi pejabat pemerintahan, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, hingga akademisi. Pembentukan tim investigasi gabungan ini, kata dia, bertujuan untuk menggali fakta yang terjadi dalam konflik di Papua belakangan ini. []

Berita terkait
Isu Papua, Silvany Pasaribu: Vanuatu Punya Obsesi Tak Sehat
Silvany Pasaribu menuding Vanuatu memiliki obsesi berlebihan dan tidak sehat tentang bagaimana Indonesia harus bertindak soal isu HAM di Papua.
Tim Gabungan Olah TKP Lokasi Penembakan di Intan Jaya Papua
Tim gabungan polisi dan TNI baru melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) terhadap tiga lokasi penembakan di Intan Jaya Papua. Ini tujuannya.
Pengamat Nilai Kritik Vanuatu Soal HAM di Papua Tak Didengar
Wasisto Raharjo Jati menilai, teguran PM Vanuatu Bob Loughman terkait pelanggaran HAM di Papua Barat dalam SMU ke-75 PBB tak akan didengar.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.