Dua Bulan Warga Intan Jaya Papua Hidup Diteror KKB

Warga Distrik Hitadipa dan Distrik Sugapa ibu kota Kabupaten Intan Jaya, Papua hidup dalam ketakutan. Ini penyebabnya
Situasi pasca penembakan di kawasan Bandara Bilogai, Distrik Sugapa, Intan Jaya Papua. (Foto: Tagar/Istimewa)

Jayapura - Warga Distrik Hitadipa dan Distrik Sugapa ibu kota Kabupaten Intan Jaya, Papua, hidup dalam ketakutan akibat teror dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Teror dengan cara-cara tidak manusiawi itu sudah dua bulan terakhir berlangsung, sejak Agustus 2020.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal menyebut, kelompok tersebut hingga kini masih mengganggu keamanan di wilayah Intan Jaya. Aparat TNI dan polisi serta warga sipil menjadi sasaran penembakan KKB.

Kebebasan warga negara yang ingin hidup damai dan sejahtera di tanah ini telah meraka ambil.

"Ada 5 aksi kekerasan yang menyebabkan korban meninggal dunia dan luka-luka. Salah satunya saat ini masih kami dalami yakni kasua penembakan Pdt. Yeremia Zanambani yang terjadi pada Sabtu 19 September lalu," kata Kamal di Jayapura, Senin 28 September 2020.

Pekan lalu, KKB dilaporkan dua kali melakukan penembakan terhadap aparat keamanan. Pada Rabu 23 September 2020 saja, dua kasus penembakan dilancarkan KKB di depan Kantor Bupati Intan Jaya dan Pasar Sugapa.

"Terakhir pada Jumat 25 September lalu, KKB juga mengarahkan tembakan ke arah tim gabungan TNI-Polri saat perjalan pulang mengantarkan Wakapolda Papua dari Bandara Bilogai, Sugapa. Tidak ada korban jiwa dalam penembakan itu," ujar Kamal.

Bahkan, pada Sabtu 26 September 2020 lalu, KKB juga mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Bilogai. Sebuah video amatir memperlihatkan aksi penembakan oleh KKB dari bukit ke arah mobil dump truk pengangkut warga sipil.

Aparat keamanan yang berjaga di bandara melakukan tembakan balasan serta penyisiran. Sementara, sejumlah warga berhamburan mencari tempat perlindungan di bawah dump truk.

Ada yang tiarap dan berlindung di kolong mobil. Selain itu, sebagian lagi berlindung di dalam dan kolong pesawat caravan yang terparkir di peron Bandara Bilogai.

"Warga ketakutan luar biasa dalam video berdurasi 5 menit itu. Ada anak kecil digendong orang tuanya dan terlihat sangat panik saat berlindung di balik mobil truk," jelas Kamal.

Dia mengaku sangat prihatin atas teror yang dilakukan KKB terhadap warga sipil. Menurutnya, KKB telah melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).

"Kebebasan warga negara yang ingin hidup damai dan sejahtera di tanah ini telah meraka ambil. Apa yang mereka lankukan tidak dapat ditolelir lagi," ujarnya.

Melihat rentetan kekerasan itu, Polda Papua menegaskan mengambil langkah tegas dengan melakukan penegakan hukum terhadap KKB.

Kamal memastikan, kehadiran polisi dan TNI untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat.

Sebelumnya, Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM), Sebby Sambom mengancam akan menembak pesawat komersial apabila mengangkut personel TNI dan polisi.

"Maskapai apa pun yang mengangkut aparat keamanan Indonesia ke Intan Jaya, akan kami tembak. Kami ingatkan mulai sekarang. Kami masih ambil posisi di dalam kota dan tidak lari ke hutan. Kami tetap lawan karena ini tanah kami," kata Sebby dalam siaran persnya, belum lama ini. []

Berita terkait
Isu Papua, Silvany Pasaribu: Vanuatu Punya Obsesi Tak Sehat
Silvany Pasaribu menuding Vanuatu memiliki obsesi berlebihan dan tidak sehat tentang bagaimana Indonesia harus bertindak soal isu HAM di Papua.
Tim Gabungan Olah TKP Lokasi Penembakan di Intan Jaya Papua
Tim gabungan polisi dan TNI baru melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) terhadap tiga lokasi penembakan di Intan Jaya Papua. Ini tujuannya.
Pengamat Nilai Kritik Vanuatu Soal HAM di Papua Tak Didengar
Wasisto Raharjo Jati menilai, teguran PM Vanuatu Bob Loughman terkait pelanggaran HAM di Papua Barat dalam SMU ke-75 PBB tak akan didengar.