Tersangka Mutilasi 1,5 Tahun Putus Kontak Keluarga di Tegal

Ayah tersangka mutilasi di Apartemen Kalibata City mengaku sudah 1,5 tahun Laeli tidak pernah komunikasi dengan keluarga.
Makmuri, ayah Laeli Atik saat ditemui Tagar di Tegal, Jawa Tengah. (Foto: Tagar/Farid Firdaus)

Tegal – Tersangka pembunuhan sadis dengan cara mutilasi terhadap Rinaldi Harley Wismanu di Apartemen Kalibata City, Jakarta ternyata sudah 1,5 tahun putus kontak dengan orang tuanya di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Hal itu diungkapkan oleh sang ayah, Makmuri, 60 tahun di rumahnya di Desa Kesuben, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.

Makmuri mengakui jika anaknya Laeli Atik Supriyatin (LAS) sudah 1,5 tahun putus kontak dengan dirinya dan kakaknya. Bahkan, kata Makmuri, Laeli sudah 2 tahun tidak pernah pulang ke kampung halamannya untuk menengok dirinya.

Pertama dengar berita itu kaget. Saya tahunya waktu kakak-kakaknya pada telepon.

“Sudah 1,5 tahun putus kontak. Tidak pernah telepon, nomornya ditelpon juga tidak bisa,” ujarnya kepada Tagar, Sabtu, 19 September 2020.

Makmuri mengaku bagai disambar petir saat mengetahui anak perempuannya itu ditangkap karena kasus pembunuhan berat. Dia pertama kali mendapat kabar itu dari salah satu kakak Laeli yang tinggal di Ibu Kota.

Baca juga:

“Pertama dengar berita itu kaget. Saya tahunya waktu kakak-kakaknya pada telepon. Mereka pada nangis semua, saya juga nangis terus kalau mikirin itu,” ujar Makmuri. 

Menurut Makmuri, sejak putus kontak, keluarga sudah berupaya mencari keberadaan Laeli di Jakarta. Terakhir kali upaya pencarian itu dilakukan oleh Makmuri pada Iduladha lalu.

“Saya sudah berusaha nyari. Namanya orang tua, apa saja lah saya lakuin, yang penting anak saya bisa pulang. Tapi ternyata tidak bisa. Tidak ada alamatnya jadi susah,” ucapnya.

Makmuri bercerita, Laeli, anak keempat dari tujuh bersaudara, merupakan sosok penurut dalam keluarga. Menyadari orang tuanya bukan dari kalangan berada, Laeli tak pernah menuntut untuk dibelikan apa-apa kepada orang tuanya semasa masih bersekolah.

“Mungkin kalau dari kecil saya ceritain, saya tidak kuat. Itu nurutnya ya Allah, nurut betul-betul. Mungkin kalau zaman sekarang orang sekolah pakai tas, dia pakai kantong kresek saat SD kelas satu. Coba Bayangin. Pakai kantong keresek, nurut. Nggak nangis, nggak apa. Kalau pulang sekolah nggak pernah bergaul. Waktu SMA, kalau temannya datang mau minjem buku, terkadang teman lelaki, itu cuma dari pintu aja ngasihnya,” tutur Makmuri. Kali ini dia tak kuasa menahan air matanya menderas.

Selain selalu patuh kepada orang tua dan kakak-kakanya, Laeli disebut Makmuri rajin dan pintar selama bersekolah. Sejak bersekolah di SDN Kesuben, SMPN Lebaksiu hingga SMAN 3 Slawi, Laeli selalu berprestasi di sekolah dan kelasnya. 

“Di sekolah selalu dapat ranking. Paling tidak ranking tiga besar,” ujar dia.

Prestasinya yang menonjol di sekolah membuat Laeli diterima di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (UI) melalui jalur prestasi atau Bidikmisi. 

“Anaknya memang rajin dan pintar. Waktu sudah kuliah, siang dia kuliah, malamnya nge-les-in (guru les) buat tambah-tambah,” ucap Makmuri.[]

Berita terkait
Mengenang Rinaldi Harley, Korban Mutilasi Kalibata Jakarta
Rinaldi Harley, korban mutilasi sadis di Kalibata Jakarta. Berikut sepenggal kisah sebelum ajal menjemput.
Duka SMA Muha Yogyakarta bagi Korban Mutilasi Rinaldi Harley
SMA Muha Yogyakarta merasa kehilangan sosol Rinaldi Harley. Almarhum salah satu alumnus teladan yang bisa memotivasi adik kelasnya.
Pesan dari Keluarga Rinaldi Harley, Korban Mutilasi Kalibata
Ayah dan ibunda korban mutilasi Kalibata menerima para takziah di rumah duka yang berada di Sleman, Yogyakarta. Berikut pesan keluarga.