Makassar - Sebanyak tujuh mahasiswa dari dua fakultas di kampus Universitas Negeri Makassar (UNM) menjadi korban tawuran dan hingga saat ini masih menjalani perawatan medis di rumah sakit. Para korban tawuran ini berasal dari dua fakultas yakni Bahasa dan Sastra serta Seni dan Desain.
Ketujuh korban masing-masing bernama, Irsanuddin, 21 tahun, jurusan seni rupa semester 7 terkena panah dibelakang telingan kiri, Ferdinan, 21 tahun, jurusan seni rupa semester 5 terkena panah di bagian perut sebelah kiri, Muslim Bayu Angga, 19 tahun, Fakultas Bahasa mengalami luka di leher bagian depan.
Mereka ini merupakan korban tawuran kemarin, dan rata-rata terkena anak panah pada bagian leher, perut dan kaki serta paha.
Selanjutnya Resky, 23 tahun, Fakultas Bahasa luka pada paha bagian dalam, Ahmad, 23 tahun, Fakultas Seni dan Desain mengalami luka kaki kanan sebelah dalam, Nur Rasuli, 20 tahun, Fakultas Seni dan Desain terluka pada bagian leher sebelah kiri, Ilham, 23 tahun, Fakultas Bahasa semester 5 luka paha sebelah kanan.
“Mereka ini merupakan korban tawuran kemarin, dan rata-rata terkena anak panah pada bagian leher, perut dan kaki serta paha. Untuk situasi kampus hari ini Jumat 22 November 2019 berjalan seperti biasanya,” kata Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Indratmoko kepada Tagar, Jumat 22 November 2019.
Sementara, barang bukti yang berhasil diamankan berupa 25 anak panah, 4 buah ketapel, 2 bilah parang dengan sarungnya, 1 buah senjata rakitan jenis papporo, 1 potong besi, 1 buah peluru sumpit dan puluhan biji kelereng.
Lanjut Indratmoko dalam kejadian ini pihaknya juga turut mengamankan dua orang mahasiswa dan seorang mahasiswi yang kedapatan membawa senjata tajam jenis ketapel dan anak panah serta badik.
Mereka yakni, MSR, 23 tahun, Fakultas Seni dan Desain, MNF, 19 tahun, Fakultas Bahasa, dan HN, 21 tahun, Fakultas Seni dan Desain.
Jadi sebelumnya ada kasus penganiayaan. Ada dua korban yang terkena panah.
“Ketiga mahasiswa ini kita amankan saat dilakukan pemeriksaan ketika berada di rumah sakit untuk mengantarkan teman mereka yang menjadi korban. Mereka masih menjalani pemeriksaan,” bebernya.
Tawuran mahasiswa antar fakultas ini, terang Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, bahwa diduga kuat dipicu akibat mahasiswa Fakultas Seni dan Desain yang menyerang ke Fakultas Bahasa dan Sastra agar mencabut laporan terkait kasus penganiayaan yang mengakibatkan dua orang mahasiswa Fakultas Bahasa terkena panah.
“Jadi sebelumnya ada kasus penganiayaan. Ada dua korban yang terkena panah, dari kejadian itu lalu di laporkan ke polisi. Kemudian mahasiswa dari fakultas Seni mendatangi fakultas Bahasa untuk meminta mencabut laporan tersebut. Namun, pihak fakultas Bahasa tidak mengubris permintaan itu sehingga diduga kuat tawuran pun pecah,” terangnya.
Saat ini situasi dan kondisi di kampus UNM kembali kondusif. Aktifitas perkuliahan kembali berjalan normal pasca tawuran yang menyebabkan tujuh mahasiswa terkena anak panah. []
Baca juga: