Tanpa PDIP, 7 Parpol Koalisi di Pilkada Sleman

Tujuh parpol berkoalisi di Pilkada Sleman. Di DPRD Sleman mereka meraih 29 dari 50 kursi. Tanpa PDIP dan Gerindra di koalisi itu.
Deklarasi tujuh partai politik untuk menghadapi Pilkada Sleman 2020, Selasa 24 Desember 2019.(Foto: Tagar/Hidayat)

Sleman - Sebanyak tujuh partai politik (parpol) di Kabupaten Sleman berkomitmen menjalin koalisi untuk menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 mendatang. Berbekal 29 kursi legislatif, koalisi yang pada Pilkada 2015 lalu mengusung Sri Purnomo-Sri Muslimatun (Santun) ini diharapkan bisa kembali memenangkan Pilkada.

Sekretaris DPD Golkar Kabupaten Sleman Ali Sahdan mengatakan komunikasi antarpartai dalam koalisi Santun ini sudah terjalin sejak enam bulan terakhir. "Ada PR besar yang kami komunikasikan, yakni menghadapi Pilkada 2020 nanti," katanya saat melakukan konferensi pers Deklarasi Koalisi Santun Sleman, Selasa 24 Desember 2019.

Ali mengatakan ini merupakan langkah awal dalam persiapan menghadapi Pilkada 2020. Menurutnya siapa tokoh yang akan diusung baik calon bupati maupun wakil bupati masih belum ditentukan.

Sebab masing-masing partai saat ini masih melakukan penjaringan calon. "Mekanisme itu kami hormati dan menjunjung tinggi proses itu. Kami selalu komunikasikan saat pertemuan koalisi ini," katanya.

Sofyan Setyo Darmawan, perwakilan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Sleman mengatakan langkah konsolidasi dalam koalisi Santun ini diharapkan menjadi langkah awal membangun koalisi rakyat.

"Yang ingin kami bangun juga adalah suasana sejuk yang akan kami ciptakan yang biasanya Pilkada semakin hari semakin memanas, menjadi lebih sejuk. Ini adalah awal yang baik membangun komunikasi politik," ucapnya.

Jadi masih akan banyak dinamika yang terjadi.

Ketua DPD PAN Kabupaten Sleman Sadar Narima mengatakan tujuh partai dalam koalisi ini terdiri dari PAN yang mempunyai 6 kursi legislatif DPRD Kabupaten Sleman, PKB 6 kursi, PKS 6 kursi, Partai Golkar 5 kursi, PPP 3 kursi, Nasdem 3 kursi. Partai Demokrat yang tidak mendapat kursi DPRD juga ikut gabung. Partai Demokrat pada Pemilu lalu meraih 20.000 suara.

Jumlah sebanyak 29 kursi ini sudah cukup untuk mengusung calon sendiri dalam Pilkada 2020. Yakni memenuhi persyaratan minimal 20 persen kursi legislatif yang mana total kursi di DPRD Kabupaten Sleman ada 50.

"Meski kami 7 partai tapi tetap cair. Pendaftaran calon ke KPU kan masih Juni atau Juli nanti. Jadi masih akan banyak dinamika yang terjadi. Harapan kami koalisi ini bertambah tidak berkurang dan sangat terbuka dengan semua partai serta elemen," ucapnya.

Anggota DPRD DIY ini mengatakan tahapan di internal partainya saat ini masih dalam proses penjaringan calon. Ada sebanyak 11 nama yang telah diusulkan dari tingkat bawah. Nama-nama yang diusulkan itu ada Mumtaz Rais yang merupakan anak dari tokoh partai, Amien Rais.

"Dari 11 nama ini belum tentu mendaftar. Formulir sudah disampaikan, menunggu perkembangan pengembalian formulir. Nanti ada proses penyaringan, butuh waktu sekitar satu bulan ke depan," ujarnya.

Nama-nama yang telah mengembalikan formulir pendaftaran itu akan diolah di internal partai. "Kami memusyawarahkan siapa kira-kira yang punya potensi menang, siapa yang dekat dengan rakyat," ujarnya.

Diharapkan nama yang telah ditentukan DPD nanti bisa direstui oleh DPW PAN DIY dan juga DPP. Selanjutnya juga disepakati oleh seluruh partai koalisi. "Sehingga kami bisa membawa restu itu (mendaftar) ke KPU Sleman nanti," ungkapnya. []

Baca Juga:

Berita terkait
Ini Syarat Calon Independen di Pilkada Sleman
Penyerahan syarat dukungan bagi calon independen dibatasi 5 hari. Untuk Pilkada Sleman syarat minimal 58.096 dukungan yang tersebar di 9 kecamatan.
Gagal ke Senayan Anak Amien Rais Maju Pilkada Sleman
Anak mantan Ketua MPR Amien Rais, Mumtaz Rais, setelah gagal di Pilcaleg 2019, kini mendaftar pada bursa calon bupati Sleman 2020.
Bawaslu Sleman Terancam Tak Bisa Awasi Pilkada 2020
Bawaslu kabupaten/kota terancam tak bisa mengawasi pelaksanaan Pilkada Tahun 2020 tersebut, tak terkecuali Bawaslu Kabupaten Sleman.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.