Tangis Putri Raja Adat yang Tewas Dibunuh di Samosir

Jenazah Rianto Simbolon, 41 tahun, korban pembunuhan di Kabupaten Samosir tiba disambut jerit tangis anak dan keluarga.
Jenazah Rianto Simbolon di rumah duka Desa Sijambur, Kecamatan Ronggur Nihuta, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Senin, 10 Agustus 2020 malam.(Foto: Tagar/Ist)

Samosir - Jenazah Rianto Simbolon, 41 tahun, korban pembunuhan di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara,  tiba pada Senin, 10 Agustus 2020 malam.

Jenazah tiba di Desa Sijambur, Kecamatan Ronggur Nihuta, Kabupaten Samosir, dibawa ambulans dari Rumah Sakit Bhayangkara, Kota Medan. Jenazah sebelumnya diautopsi di sana.

Tangis sanak keluarga dan tujuh anak Rianto pecah saat ambulans tiba dan jenazah diturunkan di rumah duka.

Menanti boru Simbolon, 17 tahun, putri sulung Rianto, menangis sejadi-jadinya melihat sang ayah terbujur kaku.

"Bapak, siapa lagi yang menemani kami. Tak ada lagi yang melindungi kami. Bapak dan mama sudah pergi, kenapa tega kali kalian," kata Menanti di depan jenazah sang ayah.

Gadis yang masih duduk di SMA itu pun seakan menggugat makna nama yang diberikan dua orang tuanya, Menanti.

Baca juga: Simbolon Ditemukan Tewas Terbunuh di Samosir

"Waktu lahir aku meninggal opung (kakek). Terus tahun lalu pun meninggal mama. Sekarang bapak yang meninggal. Apalagi yang kunanti seperti namaku bapak. Gantilah dulu namaku bapak sebelum kau mati," kata dia sambil menjerit.

Masih ingat juga saya minum tuak sambil tertawa bersama dan bernyanyi dengan almarhum

Warga Desa Sijambur tampak berkerumun melihat kedatangan jenazah Rianto, termasuk Sekretaris Desa Sijambur Flamenco Simbolon.

"Saya mengingat betul bagaimana cara kerja beliau selama saya bekerja sama. Orangnya pekerja keras dan bertanggung jawab. Masih ingat juga saya minum tuak sambil tertawa bersama dan bernyanyi dengan almarhum," kata Flamenco.

Baca juga: Samosir Zona Hijau, Pelajar SMP Belajar Tatap Muka

Selain seorang raja adat di desanya, Rianto juga merupakan perangkat desa, yakni menjabat sebagai Kepala Dusun II, Desa Sijambur, Kecamatan Ronggur Nihuta.

Para raja adat di sana melalui pertemuan telah memutuskan, akan digelar kegiatan adat pada Selasa, 11 Agustus 2020, sebelum kemudian jenazah dimakamkan.

Rianto meninggalkan tujuh orang anak, yaitu empat laki-laki dan tiga perempuan. Menanti duduk di kelas XII SMA Negeri I Kecamatan Ronggur Nihuta.

Baca juga: 2 Cewek Pekerja Kafe di Samosir Ditangkap Bawa Sabu

Anak ke dua, ke tiga, dan ke empat masing-masing masih duduk di bangku SMP. Anak ke lima dan ke enam di bangku sekolah dasar berada di Panti Asuhan Sitinoraiti, dan yang paling kecil masih berusia lima tahun.

Rianto diketahui tewas di pinggir jalan menuju Ronggur Nihuta, di Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir pada Minggu, 9 Agustus 2020 pukul 03.00 WIB.

Keterangan diperoleh ternyata para pelaku merupakan keluarga dekat Rianto. Rumah mereka saling berdekatan dan bertetangga. Tak jarang pelaku dan Rianto duduk di warung bersamaan.[]

Berita terkait
Dua Lagi Pembunuh Raja Adat di Samosir Ditangkap
Kepolisian Resor Samosir kembali menangkap dua terdua pelaku pembunuhan terhadap Rianto Simbolon, 41 tahun, di Pangururan.
Krisis Air Pangururan, Vandiko: Pemkab Samosir Gagal
Kecamatan Pangururan, Samosir, krisis air bersih. Pemkab Samosir dinilai gagal memenuhi kebutuhan dasar warganya.
Polisi Samosir Ringkus 2 Pembunuh Rianto Simbolon
Kasus pembunuhan terhadap Rianto Simbolon terungkap. Kurang dari 24 jam, polisi Samosir berhasil ringkus dua pembunuhnya.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.