Tan Malaka Pencetus Republik Indonesia

Tan Malaka adalah pencetus nama Republik Indonesia yang dituangkan di buku Naar de Republiek Indonesia, pada tahun 1925 di Belanda.
Tan Malaka. (Foto: Instagram/@osissman1kt)

Jakarta - Sutan Sjahrir sempat mencari Tan Malaka untuk membacakan teks proklamasi karena dianggap sosok yang cocok. Namun, akhirnya teks proklamasi dibacakan oleh Soekarno dan Moh. Hatta pada 17 Agustus 1945.

Sjahrir dinilai merasa tidak pantas, karena dianggap kurang begitu populer di kalangan masyarakat. Sedangkan Sukarno-Hatta adalah dwi tunggal bentukan Jepang.

Beberapa literatur mengatakan bahwa tokoh yang menggerakkan Soekarni Kartodiwirjo dan rekan-rekannya adalah Tan Malaka.

Dalam buku 'Sjahrir: Politik dan Pengasingan di Indonesia' karya Rudolf Mrazek. diceritakan bahwa berbagai upaya telah dilakukan Sjahrir untuk mencari Tan yang 20 tahun berada dalam pelarian.

Setelah beberapa kali mencari, Sjharir akhirnya berhasil bertemu dengan Tan. Tapi upaya Sjahrir gagal, Tan merasa tidak siap untuk membacakan teks proklamasi.

Namun, ketika proklamasi dikumandangkan, Tan tetap belum muncul di permukaan dan banyak disayangkan sejumlah tokoh

Tercatat dalam sejarah, bahwa konseptor pertama Republik Indonesia adalah Tan, ini tertuang dalam salah satu magnum opus-nya, Naar de Republiek Indonesia, yang ia tulis pada tahun 1925 di Belanda.

Buku tersebut yang menjadi rujukan wajib tokoh nasional waktu itu, termasuk Soekarno. Tidak bisa hadir saat proklamasi bisa jadi menjadi penyesalan terbesar bagi tokoh sekaliber Tan Malaka.

Kendati demikian, bukan berarti Tan tidak mempunyai peran penting dalam pengupayaan kemerdekaan. Beberapa literatur mengatakan bahwa tokoh yang menggerakkan Soekarni Kartodiwirjo dan rekan-rekannya adalah Tan Malaka.

Ceritanya, 6 Agustus 1945, Tan datang ke rumah Soekarni menggunakan nama samaran Ilyas Husain. Beberapa tokoh pemuda juga datang. 

Tak hanya sekali, 14 Agustus, untuk kali kedua Tan datang ke rumah Soekarni, lagi-lagi membicarakan masalah nasib bangsa. Tetapi, Tan Malaka tidak bisa seenaknya keluar menampakkan diri, karena dia masih dalam status buron pemerintah militer Jepang.

Setelah proklamasi dibacakan, tiga minggu kemudian Soekarno ingin bertemu Tan Malaka yang dikabarkan telah berada di Jakarta. Maka Soekarno menyuruh Sayuti Melik mencari Tan Malaka. 

Sebagai bagian dari golongan muda, Sayuti cukup tahu di mana Tan berada. Pertemuan pun diatur sedemikian rupa.

Dalam kesaksiannya yang pernah dimuat di Sinar Harapan 1976, Sayuti mengatakan bahwa Soekarno berpesan kepada Tan untuk mengganti posisi Soekarno jika ada sesuatu terjadi dengan dirinya dan Hatta.

Amanah Soekarno ditanggapi dengan biasa oleh Tan. Itu tertulis dalam memoarnya, Dari Penjara ke Penjara, Tan mengatakan, “saya sudah cukup senang bertemu Presiden Republik Indonesia, republik yang sudah lama saya idamkan.”

Kemerdekaan tidak menjadikan hidup Tan merdeka, ia tetap menjadi tokoh yang dikejar-kejar, bahkan oleh negara yang dicita-citakannya sendiri.

1949 Tan meninggal di ujung bedil tentara republik di seputaran Kediri, Jawa Timur. Sampai mati, Tan tetaplah Bapak Revolusi yang sunyi.

Ucapan Tan yang sangat dikagumi adalah "Ingatlah bahwa dari dalam kubur suara saya akan lebih keras dari pada di atas bumi."

Pernyataan itu diucapkan Tan Malaka kepada polisi rahasia Belanda, Viesbeen, saat diinterview di kantor polisi Hong Kong pada Desember 1932. 

Saat itu Tan Malaka tengah dalam penahanan polisi Hong Kong setelah tertangkap di Koowlon oleh dua orang polisi rahasia Inggris.[]


Berita terkait
Selain Mbah Moen, Pahlawan Ini Juga Wafat di Mekkah
Dia meninggal dunia di sela menunaikan ibadah haji di Makkah, Arab Saudi.
Marsinah Pantas Jadi Pahlawan Nasional
Marsinah pantas menjadi Pahlawan Nasional. Perjuangannya membela si lemah menginspirasi secara nasional.
Sambut Kemerdekaan, Keraton Solo Bersolek
Sejumlah Sentono dan Abdi Dalem Keraton Kasunanan Surakarta, tampak mempersolek tembok keraton dengan cara melakukan pengecetan.
0
Panduan Pelaksanaan Salat Iduladha dan Ibadah Kurban 1443 Hijriah
Panduan bagi masyarakat selenggarakan salat Hari Raya Iduladha dengan memperhatikan protokol kesehatan dan melaksanakan ibadah kurban