Tak Bisa Kendalikan Covid-19, 5 Negara Maju Resesi

Tak hanya Uni Eropa, negara maju lainnya pun terseret masuk ke jurang resesi setelah tak mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi imbas Covid-19.
Ilustrasi perlambatan ekonomi akibat pandemi Covid-19. (Foto: Pixabay/ Gerd Altmann)

Jakarta - Uni Eropa resmi masuk jurang resesi setelah mengalami perlambatan ekonomi dua kuartal berturut-turut. Kontraksi 27 negara anggota Uni Eropa karena tak mampu menekan laju penyebaran pandemi Covid-19 dengan kontraksi minus 11,9 persen pada kuartal II 2020 dan minus 3,2 persen pada kuartal I 2020.

Tak hanya Uni Eropa, negara maju lainnya pun terseret masuk ke jurang resesi setelah tak mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi. Negara mana saja yang masuk jurang resesi, berikut ulasannya.

1. Amerika Serikat

Meski punya julukan 'negara adidaya' Amerika Serikat (AS) tak mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2020. Negara yang dipimpin Donald Trump itu terperosok ke jurang resesi dengan kontraksi minus 32,9 persen. Perlambatan ekonomi AS mulai terlihat sejak kuartal I dengan kontraksi minus 5 persen.

Penurunan pertumbuhan ekonomi pada tahun ini disebut sebagai penurunan terburuk sepanjang sejarah Amerika Serikat. Kontraksi ekonomi AS disebabkan beberapa kebijakan yang diterapkan selama pandemi Covid-19 yang secara langsung berdampak pada sektor bisnis AS.

Baca juga: Jika Resesi, 3 Langkah Ini Bisa Diambil Indonesia

2. Jerman

Salah satu negara terkuat di benua Eropa, Jerman pun kalah dari dampak pandemi Covid-19. Setelah mengalami kontraksi sebesar minus 2,2 persen pada kuartal I 2020, negara pimpinan Presiden Frank-Walter Steinmeier ini kembali alami penurunan ekonomi pada kuartal II minus 10,1 persen. 

Penurunan tersebut sejalan dengan merosotnya tingkat konsumsi rumah tangga, investasi bisnis dan ekspor selama pandemi virus corona.

3. Korea Selatan

Pada kuartal II 2020, pertumbuhan ekonomi Negeri Ginseng Korea Selatan menyusut hingga minus 3,3 persen dan menjadi kontraksi paling buruk sejak kuartal pertama 1998. Penurunan pada sektor ekspor disebut menjadi faktor utama kontraksi ekonomi negara asal beladiri Taekwondo ini.

Sebelumnya, pada kuartal I 2020, pertumbuhan ekonomi Korea Selatan sudah mulai menunjukkan gejala resesi dengan kontraksi sebesar minus 1,3 persen.

4. Singapura

Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) Singapura resmi mengumumkan resesi setelah pertumbuhan ekonomi turun hingga minus 41,2 persen pada kuartal II 2020. Sebelumnya, laju pertumbuhan ekonomi pada kuartal I negara berjuluk Negeri Singa itu tercatat minus 0,7 persen.

MTI memprediksi pertumbuhan ekonomi Singapura dalam satu tahun bisa berkontraksi dari 7 persen hingga 4 persen. Resesi yang dialami negara pimpinan Presiden Halimah Yacob ini merupakan yang terburuk sejak 1965.

5. Hong Kong

Pertumbuhan ekonomi Hong kong pada kuartal I 2020 sudah merosot sebesar minus 0,7 persen dan berlanjut pada kuartal II dengan kontraksi sebesar minus 12,6 persen. Bahkan, sebelum dihantam wabah virus corona, ekonomi Hong Kong sudah menyusut sejak protes besar-besaran dari massa anti Beijing pada pertengahan 2019. []


Berita terkait
Pemerintah Sudah Siap-siap Jika Indonesia Resesi
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan pemerintah sudah menyiapkan beberapa cara jika akhirnya masuk jurang resesi ekonomi.
Bukan Terancam Lagi, Indonesia Pasti Resesi Ekonomi
Uni Eropa dan sejumlah negara maju resmi masuk jurang resesi imbas pandemi Covid-19. Lalu bagaimana dengan ekonomi Indonesia?
BPS: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II/2020 Minus 5,32%
Badan Pusat Statistik memberikan keterangan bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2020 mengalami kontraksi hingga level minus
0
Ini Dia 10 Parpol Pendatang Baru yang Terdaftar di Sipol KPU
Sebanyak 22 partai politik (parpol) telah mengajukan permohonan pembukaan akun atau akses Sistem Informasi Partai Politik (Sipol).