Jika Resesi, 3 Langkah Ini Bisa Diambil Indonesia

Peneliti Indef Bhima Yudhistira mengatakan Indonesia sudah pasti bakal resesi pada kuartal III 2020. Langkah apa yang bisa diambil pemerintah?
Pekerja mengangkut daun teh usai dipetik di perkebunan PTPN VI, Kayu Aro, Kerinci, Jambi, Senin, 3 Agustus 2020. (Foto: Antara/Wahdi Septiawan/wsj)

Jakarta - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan Indonesia sudah pasti bakal resesi pada kuartal III 2020, dengan perkiraan perlambatan pertumbuhan kisaran minus 1,3 hingga 1,7 persen.

Perlambatan ekonomi pada kuartal III ini, akibat kontraksi pada kuartal II 2020 yaitu minus 5,32 persen secara year-on-year (yoy).

Agar jurang resesi tidak semakin dalam, kata Bhima pemerintah bisa melakukan tiga hal, yaitu pertama menjaga daya beli, kedua mengoptimalkan penanganan Covid-19, dan ketiga mendorong sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

"Pemerintah harus responsif untuk jaga daya beli, optimalkan penanganan Covid-19, dan dorong sektor UMKM," tutur Bhima kepada Tagar, Selasa, 4 Agustus 2020.

Secara rinci, tiga langkah yang bisa diambil pemerintah untuk mencegah resesi jatuh terlalu dalam, yakni sebagai berikut.

1. Menjaga daya beli

Bantuan Sosial

Untuk menjaga daya beli masyarakat, Bhima menyarankan agar pemerintah memperluas bantuan sosial (bansos) kepada kelas menengah yang rentan miskin. Pasalnya, kata dia bansos yang hari ini disalurkan tidak cukup untuk menahan perlambatan ekonomi.

"Banyak kelas menengah yang bisa jatuh dibawah garis kemiskinan. Jadi butuh alokasi anggaran hingga tiga kali lipat dari bansos saat ini," tuturnya.

Subsidi gaji

Cara selanjutnya masih dalam rangka menjaga daya beli, menurutnya pemerintah harus memberi subsidi gaji kepada para pekerja. Seperti yang dilakukan Malaysia, Singapura dan Jerman melakukan itu.

Karena, di masa pandemi Covid-19 banyak perusahaan kan tidak sanggup membayar gaji. "Nah, tugas negara untuk lakukan subsidi agar pekerja rentan tidak sampai di pemutusan hubungan kerja (PHK)," ucapnya.

2. Penanganan Covid-19

Policy berikutnya, menurut Bhima adalah mendorong penanganan Covid-19 lebih serius. Salah satunya mempercepat realisasi stimulus kesehatan, yang baru cair tujuh persen.

Pemulihan ekonomi menurut dapat dilakukan pemerintah jika penanganan terhadap kasus Covid-19 dapat diselesaikan dengan baik. Tapi tidak mungkin pemulihan ekonomi terjadi kalau penanganan pandemi nya tidak serius.

"Konsumen akan berbelanja kalau yakin pandemi sudah melandai kurvanya. Ini kondisi kasus positif masih tinggi disuruh belanja ya susah," kata dia.

3. Mendorong sektor UMKM

Terakhir, menurut dia adalah mendorong pergerakan sektor UMKM. Karena, UMKM dinilainya selalu jadi pahlawan disaat krisis, seperti pada 1998 waktu korporasi sakit-sakitan motor pemulihannya adalah UMKM.

Sama halnya yang terjadi pada 2008, yang menjadi kunci pemulihan sektor UMKM. Maka, hal yang sama yakni pada 2020 pemerintah harusnya langsung memberi bantuan kepada pelaku UMKM.

"Berikan hibah modal kerja, kemudian bantuan protokol kesehatan seperti alat pelindung diri (APD), sampai ke subsidi internet gratis. Sehingga UMKM semangat masuk ke ekosistem digital," ujarnya.

Pertumbuhan Kuartal II Minus 5,32 Persen

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia secara yoy pada kuartal II 2020 terkontraksi sebesar 5,32 persen (-5,32 persen) jika dibandingkan di periode yang sama pada kuartal II 2019, yakni 5,05 persen.

"Kalau dibandingkan dengan triwulan I 2020 (quartal to quartal), maka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II juga mengalami kontraksi -4,19 persen," kata Suhariyanto dalam video conference di Jakarta, Rabu, 5 Agustus 2020.

Sementara itu, secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia semester I 2020 dibandingkan dengan semester I 2019 terkontraksi 1,26 persen.

Perlambatan laju ekonomi ini, kata Suhariyanto disebabkan berbagai faktor kebijakan untuk menekan penyebaran Covid-19. Misalnya, penutupan sekolah dan pusat bisnis, pembatasan sosial berskala besar, bahkan lockdown hingga membuat penurunan tingkat konsumsi dan investasi. []

Berita terkait
Bukan Terancam Lagi, Indonesia Pasti Resesi Ekonomi
Uni Eropa dan sejumlah negara maju resmi masuk jurang resesi imbas pandemi Covid-19. Lalu bagaimana dengan ekonomi Indonesia?
Jerman Resmi Resesi Usai Mengalami Kontraksi Ekonomi
Jerman resmi resesi setelah perekonomiannya pada kuartal II tahun 2020 mengalami kontraksi tajam sebesar -10,1%.
Bukan Cuma Korsel, Indonesia Turut Terancam Resesi
Ekonom CORE Indonesia Yusuf Rendy Manilet tak memungkiri adanya kemungkinan Indonesia terjerumus dalam resesi ekonomi, seperti negara-negara maju.