Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) menghitung pertumbuhan ekonomi Indonesia pada sepanjang kuartal kedua 2020 adalah sebesar minus 5,32 persen. Capaian tersebut berbanding terbalik dengan periode yang sama 2019 dengan 5,05 persen.
Pun demikian dengan catatan pada kuartal I/2020 yang tercatat masih bertengger di level positif 2,97 persen.
Lima sektor utama yang menjadi kontributor utama pembentuk produk domestik bruto (PDB) kompak terkontraksi selama periode ini. Masing-masing sektor itu adalah transportasi dan pergudangan (-1,29 persen), industri pengolahan (-1,28 persen), perdagangan (-1,00 persen), akomodasi dan makanan (-0,66 persen), serta industri lainnya (-1,09) persen.
Kepala BPS Suhariyanto lalu memberikan tiga catatan penting selama periode ini. Kata dia, geliat ekonomi cukup menantang karena kendala perlambatan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19, termasuk juga di dalamnya adalah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
“Terjadi inflasi sebesar 0,2 persen pada sepanjan triwulan kali ini. Namun, jika dibandingkan dengan posisi Juni 2020, terjadi inflasi 1,96 persen,” ujarnya dalam teleconference di Jakarta, Rabu, 5 Agustus 2020.
Menurut dia, rendahnya inflasi pada sepanjang April hingga Juni 2020 disebabkan oleh ketiadaan aktivitas ekonomi, seperti anjloknya sektor transportasi dan akomodasi, pemberlakukan work from home, dan penangguhan aktivitas lainnya.
Lebih lanjut, Suhariyanto memaparkan terjadi peningkatan realisasi belanja negara dalam struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020.
“Pada triwulan kedua ini pemerintah telah melaksanakan belanja hingga Rp 616,54 triliun, naik dibandingkan dengan periode yang sama 2019 dengan catatan Rp 582,64 triliun,” tuturnya.
“Ini penting karena semakin tinggi penyerapan belanja negara dapat membantu masyarakat dalam menggerakan ekonomi atau dalam kata lain stimulus,” sambung dia.
Sementara catatan ketiga yang dianggap penting oleh Kepala BPS adalah turunnya realisasi investasi yang dicatatkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
“Realisasi penanaman modal pada kuartal II/2020 adalah sebesar Rp 191,9 triliun atau mengalami kontraksi 8,9 persen dibandingkan dengan kuartal I/2020, atau turun juga dibandingkan kuartal II/2019,” katanya.