Semarang - Sebanyak enam kabupaten di Jawa Tengah (Jateng) memutuskan menutup semua destinasi wisatanya selama libur Tahun Baru. Penutupan destinasi wisata yang dikelola oleh pemerintah daerah itu untuk mencegah kemunculan klaster baru penularan kasus Covid-19.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah Sinoeng N Rachmadi menyebutkan keenam daerah yang menutup destinasi wisata miliknya adalah Rembang, Purworejo, Wonogiri, Kudus, Jepara dan Demak.
Sinoeng juga menyebut ada dua kabupaten lain, yakni Klaten dan Pemalang, yang melakukan penutupan sebagian objek wisata.
"Ada delapan kabupaten yang menutup total dan menutup sebagian destinasi wisatanya selama libur akhir tahun dan tahun baru. Kami mengapresiasi langkah itu karena ini untuk menjaga timbulnya klaster baru penularan Covid-19 di tempat-tempat wisata," kata Sinoeng, Rabu, 30 Desember 2020.
Total ada 86 dari 690 daya tarik wisata di Jateng yang ditutup.
Sinoeng menerangkan, Kabupaten Demak yang memiliki dua daya tarik wisata, semuanya ditutup. Diikuti Jepara yang menutup sembilan tempat wisata, Kudus 17 destinasi wisata, Purworejo 27 objek wisata, Rembang 10 daya tarik wisata, dan Wonogiri dengan 17 wisatanya
"Pemalang ditutup sebagian yakni dari 19 daya tarik wisata, ditutup tiga dan Klaten yang juga ditutup sebagian. Total ada 86 dari 690 daya tarik wisata di Jateng yang ditutup," terang dia
Penutupan itu hanya berlaku untuk destinasi wisata yang dikelola pemerintah. Sementara untuk destinasi lain yang dikelola swasta tetap operasional. Tempat wisata yang buka, Sinoeng sudah mengingatkan agar pengelola disiplin menerapkan protokol kesehatan.
"Semuanya harus ketat dalam penerapan protokol kesehatan. Masyarakat silakan melaporkan kami jika menemukan ada destinasi wisata yang melanggar protokol kesehatan, seperti tidak dilakukan pembatasan pengunjung, sarana prasana tidak dipenuhi dan ketaatan protokol kesehatan diabaikan. Pasti akan kami tindak lanjuti dan dilakukan tindakan tegas berupa penutupan," tegas dia.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan kepada seluruh masyarakat untuk tidak membuat acara keramaian saat libur Tahun Baru. Masyarakat diimbau tetap di rumah saat perayaan pergantian tahun itu.
"Kita semua sudah sepakat, bahwa Tahun Baru tidak boleh ada perayaan. Semuanya saya minta di rumah, dan kepolisian sudah sepakat akan melakukan tindakan tegas jika masyarakat masih melakukan aktivitas yang menimbulkan keramaian itu," katanya.
Baca juga:
- Jelang Tahun Baru, Hendrar Prihadi: Kota Semarang Masih PKM
- Polda Jateng Tindak Warga yang Main Petasan di Pergantian Tahun
- Tahun Baru, Lawang Sewu Semarang Tetap Buka untuk Wisatawan
Ganjar juga meminta masyarakat untuk membantu pemerintah memutus mata rantai penyebaran virus corona dengan bertahan diri di rumah. Pasalnya, penularan kasus Covid-19 masih terpantau tinggi.
"Ayo kita jaga kesehatan diri dan keluarga dengan cara tetap di rumah. Bupati wali kota saya ucapkan terima kasih karena selama ini sudah aktif dengan menutup tempat-tempat keramaian dan memperketat protokol kesehatannya. Saya minta juga para tokoh agama, tokoh masyarakat untuk terus sosialisasi agar tidak ada acara ramai-ramai di akhir tahun ini. Itu akan sangat membantu untuk kita bisa mengatasi persoalan yang ada saat ini," pungkasnya. []