Survey: Tenaga Medis Aceh Keluhkan Isolasi Sosial

Berdasarkan kajian Satgas Covid-19 Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), ada tenaga medis yang mengeluhkan isolasi sosial dari masyarakat.
Petugas medis mengecek peralatan kesehatan saat berada di ruangan isolasi Rumah Sakit Zainal Umum Zainal Abidin, Banda Aceh, Aceh, Rabu (4/3/2020). Pemerintah Aceh menyediakan dua unit rumah sakit khusus , yakni Rumah Sakit Umum Zainal Abidin, Banda Aceh dan Rumah Sakit Cut Meutia, Lhokseumawe sebagai rujukan untuk penanganan pasien terinfeksi virus Corona. ANTARA FOTO/Ampelsa

Banda Aceh - Berdasarkan kajian Satgas Covid-19 Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), ada tenaga medis yang mengeluhkan isolasi sosial dari masyarakat hanya karena profesi.

Hal itu diketahui setelah Tim Survey Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) yang merupakan bagian dari Satgas Covid-19 Unsyiah melaporkan hasil kajian terkait perilaku perlidungan diri tenaga kesehatan terhadap pandemi Covid-19 di provinsi Aceh.

"Salah satu hasilnya adalah, sebagian responden yang merupakan tenaga medis tersebut mengeluhkan isolasi sosial dari masyarakat karena profesi mereka," kata Ketua Tim Survey TDMRC dr Ichsan, dalam keterangannya yang diterima Tagar, Senin, 13 April 2020.

Kita berharap pemerintah bisa memberikan dukungan penuh kepada tenaga kesehatan. Begitu pula masyarakat, agar tidak mengucilkan mereka yang telah berjuang menghadapi pandemi ini.

Ichsan mengatakan, survey ini diikuti oleh 1.132 responden dari 12 profesi kesehatan yang bertugas di layanan kesehatan publik di 23 kabupaten/kota se Aceh.

Dimana, lebih dari 90 persen responden merasa dirinya sangat berisiko tertular virus corona dalam melakukan tugasnya. Selain itu, terdapat ironi yang berkembang dalam masyarakat yaitu adanya isolasi sosial terhadap tenaga kesehatan yang melayani pasien Covid-19.

“Beberapa keluhan yang disebutkan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Aceh tentang adanya keluhan petugas medis yang ditolak oleh warga kampungnya saat akan kembali ke tempat tinggalnya setelah selesai bertugas melayani pasien Covid-19 adalah benar adanya,” ucapnya.

Menurut Ichsan, kejadian itu menjadikan stressor tersendiri bagi petugas pelayanan kesehatan sebagai garda terdepan penanganan pasien Covid-19 ini. Stigma tersebut justru bisa melemahkan semangat mereka dalam melayani, terutama saat terjadi wabah seperti ini.

Tak hanya itu, hasil kajian ini juga menunjukkan lebih dari setengah (51 persen) responden merasa tempat mereka bekerja belum memberikan perlindungan yang optimal bagi mereka agar terhindari dari Covid-19.

Mengenai upaya perlindungan diri, sekitar 96 persen responden menjawab bahwa mereka selalu berupaya meningkatkan proteksi diri sejak isu pandemi corona merebak.

Salah satunya dengan sering mencuci tangan. Lalu, lebih dari 90 persen responden menyebutkan, mereka selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan terhadap pasien virus corona.

Kemudian, kata Ichsan, Alat Pelindung Diri (APD) yang cukup sering digunakan oleh responden yakni masker bedah (80 persen) dan handscoen (55.7 persen).

Dalam survey tersebut, juga terungkap bahwa 77,9 persen tenaga kesehatan Aceh yang menjadi responden masih mengalami kesulitan untuk memperoleh APD saat bertugas.

Untuk itu, berdasarkan hasil kajian ini, Unsyiah memberikan beberapa rekomendasi kepada Pemerintah Aceh. Antara lain, harus memberikan pelatihan yang memadai tentang upaya proteksi diri dan penggunaan APD bagi tenaga kesehatan di Aceh secara merata.

Memastikan ketersedian APD bagi tenaga kesehatan, mulai dari mereka yang bekerja di Rumah Sakit rujukan Covid-19 sampai ke tingkat layanan primer.

Menjamin kesejahteraan baik dari sisi materil maupun sosial terhadap tenaga kesehatan terutama mereka yang melakukan pelayanan dan penanggulangan wabah Covid-19 secara langsung.

Juga harus memberikan jaminan kesehatan bagi tenaga medis dengan asuransi kecelakaan kerja terbaik, mengingat resiko yang mungkin dialami pada saat menangani pasien Covid-19 sangat tinggi.

Terakhir, menyediakan asuransi jaminan hidup terhadap keluarga yang ditinggal jika nantinya ada tenaga medis di Aceh yang gugur dalam menjalankan tugas mulia menangani pasien Covid-19.

“Melalui kajian ini, kita berharap pemerintah bisa memberikan dukungan penuh kepada tenaga kesehatan. Begitu pula masyarakat, agar tidak mengucilkan mereka yang telah berjuang menghadapi pandemi ini,” tutur Ichsan. []

Berita terkait
Lulusan Unsyiah Aceh Terima Ijazah Tanpa Wisuda
Unsyiah Aceh harus mengambil kebijakan untuk meniadakan wisuda, sebab kondisi wabah Covid-19 sampai saat ini masih belum mereda.
Covid-19, Unsyiah Aceh Bagikan Ribuan Hand Sanitizer
Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Aceh melalui Atrisi Research Center (ARC) membagikan ribuan hand sanitizer kepada masyarakat Aceh.
Unsyiah Aceh Siap Menampung Warga Tes Covid-19
Universitas Syiah Kuala, Aceh telah siap membantu masyarakat dan Pemerintah Aceh dalam menangani wabah corona.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.