Surabaya Zona Merah Covid-19, Risma: Karena PDIP

Wali Kota Surabaya merespons Gubernur Jatim yang menetapkan Surabaya bersama Malang Raya masuk dalam zona merah Covid-19.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mencoba bilik sterilisasi Covid-19 yang dibuat Institut Teknologi Surabaya, Sabtu, 21 Maret 2020. (Foto: Tagar/Ihwan Fajar)

Surabaya - Pasien positif Covid-19 atau virus corona di Surabaya bertambah menjadi 13 orang. Bertambahnya jumlah pasien positif virus corona tersebut membuat Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menetapkan Surabaya bersama Malang Raya masuk zona merah Covid-19.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini enggan menanggapi terlalu jauh soal keputusan Gubernur Jatim menetapkan Surabaya dalam zona merah Covid-19. Ia bahkan berkelakar bahwa Surabaya dari dahulu sudah merah.

"Iya, memang zona merah, karena PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan)," kelakar Risma saat ditemui Tagar di rumah dinas Wali Kota Surabaya, Jalan Sedap Malam pada Sabtu, 21 Maret 2020.

Usai menyatakan komentar itu, Risma selanjutnya mengucapkan kata Merdeka seperti salam kader PDIP saat setiap pertemuan. Risma sendiri saat ini adalah Ketua DPP Bidang Kebudayaan. "Merdeka. Merdeka. Merdeka, tiba-tiba jawabanku gitu, hayo. Merdeka," tutur Risma.

Saya pikir lebih sempurna untuk disinfektan, dibandingkan kalau kita hanya cuci tangan

Ia pun enggan kembali menjawab pertanyaan wartawan tentang Kota Surabaya masuk zona merah Covid-19. Meski demikian, Risma menjelaskan sejumlah langkah dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk mencegah pandemi virus dari Wuhan, China tersebut.

Risma mengatakan sudah menyiapkan bilik sterilisasi Covid-19 untuk nantinya akan disebar di sejumlah titik di Kota Surabaya. Ia mengaku bilik sterilisasi Covid-19 lebih efektif dibandingkan hanya sosialisasi rajin cuci tangan dalam pencegahan virus corona

"Saya pikir lebih sempurna untuk disinfektan, dibandingkan kalau kita hanya cuci tangan. Jadi sebetulnya, sabun itu bisa membunuh gitu. Tapi kalau cuci tangan kan kita enggak tahu nempelnya dia (virus) di mana. Tapi inikan (bilik sterilisasi Covid-19) seluruh badan kan bisa kena," tutur wali kota perempuan pertama di Surabaya ini.

Untuk penyediaan bilik sterilisasi Covid-19, Pemkot Surabaya bekerja sama dengan Institut Teknologi Telkom Surabaya. Risma mengatakan saat ini baru satu bilik sterilisasi yang bisa dibuat, tetapi dirinya ingin membuat sebanyak-banyaknya.

"Kita akan bikin sebanyak-banyaknya untuk kita taruh dan sebar di seluruh Surabaya. Untuk pertama kita taruh di sini (balai kota) dulu. Ini baru satu, (Dinas) Cipta Karya juga baru bikin," kata Risma.

Ia pun mengaku sudah memesan tiga bilik sterilisasi Covid-19 kepada Institut Teknologi Telkom Surabaya. 

"Saya minta tiga, kan ini gratis aku dapat. Tapi Dinas Cipta Karya saya suruh bikin untuk buat kayak gitu. Mudah-mudahan bisa cepat dan lebih banyak lagi," tuturnya.

Rektor Institut Teknologi Telkom Surabaya Tri Arif Sarjono, menjelaskan bahwa ide pembuatan bilik sterilisasi Covid-19 ini dari Wali Kota Risma. Saat itu, ia menyampaikan bahwa ingin membuat ruang sterilisasi untuk mencegah penyebaran virus Covid-19.

“Selasa lalu beliau menyampaikan keinginannya itu. Kemudian saya diskusi dengan stafnya dan jadilah model semacam ini,” kata dia.

Ia mengaku sudah membuat dua tipe bilik sterilisasi, yaitu tipe chamber (ruangan) dan tunnel (terowongan). Ia menjelaskan keduanya memiliki perbedaan pada sistem. Jika model chamber cairan disinfektan diputar jadi uap lalu diarahkan ke ruangannya itu. Sedangkan untuk sistem tunnel, cairannya disedot lalu disemprotkan dari berbagai sisi.

“Kita belum tahu ini lebih efektif mana. Saya kira akan banyak muncul tipe, karena ini masih sangat dasar,” kata dia.

Meski demikian, Arif mengaku Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini lebih suka dengan sistem tunnel. Bahkan, ia meminta yang tipe tunnel itu diperbaiki beberapa desainnya dan diperbanyak lagi untuk diletakkan di berbagai tempat di Kota Surabaya.

Sementara ini, bilik sterilisasi tipe tunnel akan diletakkan di sekitar Balai Kota Surabaya dan rumah dinas Wali Kota Surabaya. Sedangkan yang tipe chamber akan langsung digunakan dan akan diletakkan di rumah dinas Wali Kota Surabaya.

“Jadi, nanti bergerak paralel. Untuk sementara, ini bisa digunakan dulu sembari saya dan teman-teman kampus lain akan melakukan pengujian, termasuk tentang virus Covid-19 ini matinya pada apa? Itu akan kami uji sehingga ini bisa digunakan dulu untuk memutus mata rantai penyebarannya,” kata dia. []

Berita terkait
Bertambah Enam Positif Corona, Surabaya Zona Merah
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa sebelumnya telah menetapkan Surabaya dan Malang Raya sebagai zona merah pandemi virus corona.
6 Positif Corona, Pemkot Surabaya Disinfektan Massal
Pemkot Surabaya sudah melakukan disinfektan disejumlah kecamatan di Surabaya untuk mencegah pandemi virus corona.
KKP Surabaya Rujuk 1 WNI PDP Corona dari Hong Kong
Satu WNI PDP Corona tersebut baru tiba di Bandara Internasional Juanda Surabaya dari Hong Kong dan langsung dirujuk ke RSUD Dr Soetomo.