Sukses Lawan Korupsi, Afganistan Contoh KPK

"Kami pilih Indonesia karena dalam laporan PBB sering disebut Indonesia sukses lawan korupsi melalui KPK."
Petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) keluar dari rumah aset walikota Madiun non aktif Bambang Irianto usai memasang papan penyitaan di perumahan Greenland, Kediri, Jawa Timur, Kamis (23/2). KPK menyita satu unit rumah senilai Rp600 jutaan di Kediri terkait perkara tindak pidana pencucian uang dengan tersangka Bambang Irianto yang kini berstatus tahanan KPK. (Foto: Ant)

Jakarta, (Tagar/8/3) - Indonesia mendapat penilaian bagus oleh PBB dalam bidang pemberantasan korupsi. Nama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sebagai ujung tombaknya, juga harum dan dikenal secara internasional. Abdul Baseer Haidari, Menteri Kehakiman Afganistan, mengatakan pujiannya itu saat mendatangi gedung KPK Jakarta, Rabu (8/3).

Delegasi Afghanistan yang dipimpinnya mendatangi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Jakarta untuk mempelajari model pemberantasan korupsi yang diterapkan oleh KPK.

Wakil Ketua KPK, Laode M Syarif, menjelaskan, kehadiran Menteri Abdul disertai Duta Besarnya, Roya Rahmani, untuk mempelajari apakah model KPK bisa juga dibuat di Afganistan, “Karena mereka belum memiliki badan antikorupsi sampai sekarang.”

Menteri Abdul mengatakan dalam kunjungan ke KPK, pihaknya membawa 16 orang termasuk Penasihat Presiden Bidang Anti-Korupsi, Wakil Jaksa Agung, Kepala Tinggi Pengawasan Anti-Korupsi, Direktur Pengendalian Tindak Pidana Korupsi, dan lain-lain.

"Di Afghanistan, setelah Taliban jatuh pada 2001 ada pemerintahan baru. Di pemerintahan baru itu, sesuai lembaga internasional tingkat korupsinya nomor dua. Banyak bantuan datang setelah Taliban jatuh, ada bantuan dari LSM dan PBB tetapi mereka tidak bisa kontrol, semua uang yang datang dihabiskan sehingga Afghanistan tingkat korupsinya nomor dua," ungkapnya.

Saat ini, kata dia, pemerintahan baru Afghanistan bekerja keras melawan korupsi sehingga peringkat menjadi nomor delapan dengan kerja dari semua pejabat pemerintah di sana.

"Setiap Sabtu kami lakukan rapat ada Presiden, Wakil Presiden, Menteri-Menteri, dan beberapa anggota DPR mereka semua bekerja keras lawan korupsi dan makanya bisa sukses. Selain itu, Jaksa Agung dan Mahkamah Hukum juga bekerja keras untuk lawan korupsi," ucap Abdul Baseer.

Ia berharap, pengalaman Indonesia, khususnya KPK, bisa diterapkan di negaranya. "Kami pilih Indonesia salah satunya karena dalam laporan PBB sering disebut Indonesia sukses lawan korupsi melalui KPK, dan kami juga punya hubungan dekat dengan Indonesia," ujarnya.

Sementara Duta Besar Afghanistan untuk Indonesia Roya Rahmani menyatakan terima kasihnya telah diterima oleh KPK. “Insya Allah kami akan bawa pengalaman ini ke Afghanistan. Kami harap hubungan Indonesia dengan Afganistan bisa lebih erat," kata Roya Rahmani.

(rif/ant)

Berita terkait
0
LaNyalla Minta Pemerintah Jamin Akses Pembiayaan Pelaku UMKM
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, meminta pemerintah menjamin keberadaan UMKM, termasuk menjamin akses pembiayaan.