Tegal - Handi Purwanto, 31 tahun dan istrinya, Suci Purwati, 25 tahun, warga Desa Yamansari, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah tewas dibunuh diduga karena permasalahan bisnis. Ternyata, suami istri itu tengah menanti kelahiran anak pertama buah cinta mereka.
Kakek Handi, Ramli, 67 tahun, menuturkan, keluarga syok ketika mengetahui Handi dan istrinya meninggal dengan cara mengenaskan.
"Ayah dan ibunya bolak-balik pingsan terus. Istri saya juga," kata Ramli kepada Tagar saat menunggu proses autopsi jenazah Handi dan Suci di Rumah Sakit Umum Daerah dr Soeselo, Tegal, Rabu, 29 Juli 2020.
Suci sedang mengandung tujuh bulan.
Keluarga besar Handi dan Suci sangat berduka atas kejadian itu. Terlebih kedua baru setahun mengarungi biduk rumah tangga. Kebahagiaan mereka kian lengkap dengan kehadiran jabang bayi di perut Suci. Tragis, bayi di kandungan ikut meninggal dunia.
"Suci sedang mengandung tujuh bulan. Sekitar 10 hari yang lalu baru mengadakan acara mitoni (tujuh bulanan)," ujar Ramli.
Di acara yang menjadi tradisi untuk menandai tujuh bulan usia kehamilan itulah Ramli terakhir kali bertemu dengan Handi dan Suci. Saat itu keduanya tak menunjukkan gelagat ada permasalahan dengan orang lain.
"Mereka tidak cerita apa-apa. (Handi) anaknya juga memang pendiam. Soal bisnis burung love bird juga saya tidak tahu," ucap dia.
Handi merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Ayahnya, Sudarto, 50 tahun dan ibunya Maripah, 45 tahun, tinggal di Desa Kesuben, Kecamatan Lebaksiu. Sedangkan Suci adalah anak tunggal dan aslinya dari Kabupaten Pemalang.
"Sebelum menikah, Handi sudah bangun rumah dulu di Desa Yamansari. Di rumahnya itu juga dia buka usaha konter HP dan pulsa. Sudah sekitar dua tahunan. Beli mobil juga sebelum menikah," kata Ramli.
Sesaat setelah pembunuhan terjadi, Ramli sempat melihat mobil yang diparkir di rumah Handi dan barang-barang di konternya masih ada. Hal ini menguatkan dugaan jika peristiwa yang dialami Handi dan istrinya bukan perampokan.
"Kalau setahu saya, pas kejadian, istrinya (Suci) katanya sempat mau keluar minta tolong ke tetangga di belakang rumahnya, tapi keburu ditarik pelakunya. Tetangganya juga mungkin tidak tahu atau tidak berani menolong. Mau bagaimana lagi, ini sudah takdir," tuturnya.
Sementara itu, setelah setahun hidup bersama hingga dijemput maut bersama pula, Handi dan Suci akhirnya berpisah. Keduanya dimakamkan di tempat yang beda.
"Rencananya setelah autopsi selesai, Handi langsung dimakamkan di Desa Kesuben. Kalau istrinya dibawa ke Pemalang karena permintaan dari keluarganya ingin dimakamkan di sana," ucap Ramli.
Baca juga:
- Kakek di Malaka NTT Tewas Dibacok di Hutan
- Kronologi Pria Tewas Dibacok Kawanan Cadar di Bantul
- Paman Tewas Dibacok Keponakan di Padang Lawas Utara
Sebelumnya diberitakan, pembunuhan sadis menggegerkan warga Desa Yamansari, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal, Rabu pagi, 29 Juli 2020. Handi dan Suci ditemukan dalam kondisi penuh luka tusukan senjata tajam di dalam rumah tokonya. Bercak darah juga berceceran di sekitar tubuh dua korban
Tak sampai 24 jam polisi berhasil meringkus pelaku yang diduga melakukan pembunuhan. Ia berinisial AS, warga Desa Bogares Kidul, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal.
Kepala Polres Tegal Ajun Komisaris Besar Muhammad Iqbal Simatupang mengatakan pelaku masih menjalani pemeriksaan. AS merupakan rekan bisnis Handi.
"Pelaku ada kerja sama jual burung love bird dengan korban. Mungkin dalam kerja sama itu ada keterlambatan pembayaran sehingga terjadi persilisihan. Kami masih mendalami motifnya," ujar Iqbal. []