Jakarta - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengungkapkan dirinya ikut mendorong kinerja financial technology (Fintech) dalam peranannya membantu memulihkan ekonomi pada sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia.
“Saya ingin mendorong supaya fintech bisa betul-betul bekerja dengan lebih keras dan bisa menjangkau, memberi, juga memiliki sisi-sisi dimana harus diperkuat literasi dari pemahaman dari masyarakat,” ujar Suahasil Nazara saat memberikan paparan di acara “Indonesia Fintech Summit 2021 Day 2” di kanal YouTube Jasa Keuangan, dilihat, Selasa, 14 Desember 2021.
Kita upayakan terus protokol kesehatan kita observe terus, kita implementasikan terus sehingga penularan Covid bisa kita tahan dan sejalan dengan kita yang makin bisa melakukan mobilitas, maka UMKM bisa bergerak makin cepat.
Sejak awal pandemi, Suahasil menyebut UMKM telah mendapat perhatian penuh lewat berbagai macam dukungan yang dilakukan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Indonesia (APBN).
Bahkan, APBN diketahui telah memberikan dukungan yang luar biasa bagi usaha mikro dan menengah di tahun 2020 lewat subsidi kredit usaha rakyat (KUR), pemberian pinjaman, dan bantuan produktif usaha mikro yang terus dilanjutkan hingga saat ini.
- Baca Juga: Begini Cara Daftarkan UMKM Jadi Waralaba atau Franchise
- Baca Juga: Begini Cara Menteri Sandi Kembangkan UMKM Lokal
“Ini untuk membantu saudara-saudara kita, khususnya usaha mikro yang mendapatkan imbas dari pembatasan-pembatasan sosial dan pembatasan kegiatan ekonomi khususnya,” katanya.
Lewat Suahasil, Joko Widodo juga telah memberi arahan agar sektor perbankan bisa menyalurkan 30 persen dari bagi kreditnya kepada kredit UMKM. Dengan harapan bahwa pemulihan ekonomi Indonesia terus berjalan positif, Suahasil mengungkapkan arahan tersebut dimaknai sebagai untuk memperbesar jumlah pengusaha UMKM di Indonesia.
“Jumlah pengusahanya yang diperbesar, akses kepada perbankannya yang kita siapkan lebih luas, dan tentu hal ini bisa dilakukan sejalan dengan pemulihan ekonomi Indonesia,” ujar Suahasil.
Melihat dari pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi, pemerintah berharap pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 2022 akan meningkat sekitar 5,2 persen dengan perkiraan defisit APBN di sekitar 4,8 persen dari produk domestik bruto.
Lewat peranan dari konsumsi, investasi, dan dunia usaha, Suahasil menyebut langkah untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi Indonesia ini memiliki peran yang sangat penting dalam bisa menurunkan defisit APBN.
Oleh karena itu, dalam menciptakan akses yang lebih luas dan besar bagi UMKM, fintech memiliki potensi dan peran yang sangat penting untuk mengembalikan defisit APBN ke bawah 3 persen dari produk domestik bruto sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 agar jalan menuju konsolidasi fiskal di tahun 2023 dapat tercapai.
“Saya ingin menghimbau asosiasi fintech indonesia, asosiasi fintech syariah indonesia untuk terus melakukan sosialisasi outreach dan peningkatan pemahaman kepada masyarakat mengenai bagaimana fintech itu bisa digunakan oleh masyarakat agar memberikan dampak yang positif yang sebaik mungkin,” ujarnya.
Di samping itu, Suahasil juga meminta para pelaku di Otoritas Jasa Keuangan untuk terus melakukan pengawasan atas jasa keuangan, dan memberikan pengaturan yang baik sehingga fintech benar-benar dapat memberikan dampak yang positif bagi masyarakat Indonesia.
- Baca Juga: UMKM Bangkit dan Berdaya Lewat Digitalisasi
- Baca Juga: Cara Mendapatkan BLT Dana Desa Selama PPKM Darurat
Sementara itu, ia juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bahu membahu memulihkan ekonomi dengan terus mengupayakan protokol kesehatan agar laju penularan virus Covid-19 bisa terus terkontrol.
“Kita upayakan terus protokol kesehatan, kita observe terus, kita implementasikan terus, sehingga penularan Covid bisa kita tahan dan sejalan dengan kita yang makin bisa melakukan mobilitas, maka UMKM bisa bergerak makin cepat,” katanya.
(Eka Cahyani)