Fintech Dinilai Mampu Jembatani Pengurangan Financial Gap Pembiayaan UMKM

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki menilai financial technology (fintech) mampu memberi kontribusi untuk UMKM.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki saat memberi keterangan dalam acara Indonesia Fintech Summit 2021 "Fintech for Faster Economic Recovery". (Foto: Tagar/YouTube/Jasa Keuangan)

Jakarta - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki menilai financial technology (fintech) mampu memberi kontribusi untuk menjembatani pengurangan financial gap sebagai media percepatan perluasan akses pembiayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

"Besarnya nilai financial gap tersebut, mendorong tumbuhnya inovasi digital yang semakin berkembang pesat,” ujar Teten Masduki dalam keterangan pers “Menteri Teten Nilai Fintech Bisa Mengurangi Financial Gap dan Percepatan Pembiayaan UMKM” dilihat Senin, 13 Desember 2021.

Ia menyebut, financial gap UMKM Indonesia yang diperkirakan sebesar Rp 1.600 triliun ini terjadi karena dukungan pembiayaan dari perbankan dan lembaga keuangan lain yang belum tersentuh hingga saat ini.


Kami akan terus memperkuat kolaborasi kepada semua pihak demi tumbuh-kembangnya keuangan digital yang lebih akselerasi dan menyeluruh.


Ada beberapa aspek financial gap yang menurutnya terjadi terjadi di sektor UMKM Indonesia. Pertama, kurangnya literasi keuangan yang disebabkan oleh sulitnya UMKM untuk masuk ke audit lembaga perbankan, minimnya penggunaan teknologi, serta aset yang tidak dijamin.

Kedua, adanya asimetris informasi yang berujung pada terjadinya credit rationing dari bank. Rasionalisasi kredit ini menyebabkan banyak pelaku usaha UMKM yang terbebani biaya pembiayaan yang tinggi oleh bank untuk mengantisipasi potensi default dari debitur.

Ketiga, adanya kondisi karakter pembiayaan UMKM yang telah banyak muncul, namun hanya tersebar kecil-kecil.

"Keempat, meningkatnya monitoring cost perbankan untuk mengawasi pembiayaan granular, sehingga mengurangi efisiensi lembaga keuangan," katanya.

Menjadi salah satu negara terbesar dalam hal market size transaksi fintech, Teten menyebut Indonesia terus menunjukkan kenaikan tren yang positif setiap tahunnya yang didorong oleh mendominasinya dua bisnis fintech, yaitu fintech payment dan fintech lending.

Tercatat, data transaksi fintech di Indonesia naik US$ 4,8 miliar hanya dalam kurun waktu setahun, dari yang sebelumnya hanya US$ 32,3 miliar di Tahun 2020, kini meningkat hingga US$ 37,1 miliar di Tahun 2021.

"Dengan potensi tersebut, kami terus mempercepat UMKM onboarding ke dalam ekosistem digital. Saat ini, telah mencapai 16,4 juta UMKM yang sudah onboarding," ujar Teten.

Oleh karena itu, untuk memberikan rasa aman bagi para pelaku UMKM, Teten meminta agar ekosistem keuangan digital ini perlu terus didukung dan dijaga oleh semua pihak terkait.

"Kami akan terus memperkuat kolaborasi kepada semua pihak demi tumbuh-kembangnya keuangan digital yang lebih akselerasi dan menyeluruh," katanya.

(Eka Cahyani)



Berita terkait
Begini Cara Menteri Sandi Kembangkan UMKM Lokal
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno memaparkan kiat-kiat sukses mengembangkan bisnis di masa pandemi Covid-19. Ini caranya.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.