Strategi UNY Menuju Perguruan Tinggi Kelas Dunia

UNY menargetkan peringkat 70 versi QS ASEAN. Ini akan menjadi modal menuju kampus berkelas dunia pada 2025 mendatang.
Rektor UNY Sutrisna Wibawa (kanan) dalam paparannya tentang capaian dan strategi UNY ke depan, Kamis 26 Desember 2019. (Foto: Tagar/Hidayat)

Yogyakarta – Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mematok target merangsek ke peringkat 70 versi QS ASEAN pada 2020 nanti atau naik 15 peringkat dari pencapaiannya di 2019. Ini menjadi modal positif mewujudkan perguruan tinggi kependidikan berkelas dunia di 2025 mendatang.

Rektor UNY Sutrisna Wibawa mengatakan untuk mencapai target di 2020 itu ada empat kebijakan yang menjadi fokus UNY. Yakni menjadi rujukan mutu pendidikan, menumbuhkan kreatifitas dan inovasi, meningkatkan daya saing mahasiswa, dan meningkatkan reputasi akademik.

“Fokus itu akan diterjemahkan dalam program-program konkrit. Seperti meningkatkan jumlah guru besar, doktor, meningkatkan layanan berbasis IT di kampus, hingga mempublikasikan lebih banyak lagi karya jurnal,” katanya di Yogyakarta, Kamis 26 Desember 2019.

Sutrisna mengatakan pada 2020 nanti pembangunan sekolah vokasi di Kabupaten Gunungkidul juga menjadi prioritas. Seiring dengan permintaan sekaligus hibah tanah seluas 4,8 hektare dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat.

Rencananya sekolah vokasi tersebut mulai dibangun pada Januari 2020, kemudian langsung membuka pendaftaran di Juli. Sebanyak delapan program studi (prodi) yang dibuka, yakni Pengelolaan Usaha Rekreasi, Logistik Perdagangan Internasional, Bisnis Kreatif, Bisnis Digital, Tata Boga, Tata Busana, Akuntansi, dan Teknik Informatika.

Sutrisna menyebut sekolah vokasi ini mengacu dengan prioritas Pemerintah dalam mengembangkan pendidikan yang link and match dengan dunia industri. Melalui sistem ini, mahasiswa bisa memilih hendak menjalani kuliah dalam jenjang D1/D2/D3/D4, sesuai kebutuhan masing-masing. 

“Kami berharap apa yang akan dikerjakan di 2020 berkontribusi untuk target jangka panjang sesuai visi misi UNY. Yakni menjadi universitas kependidikan berkelas dunia di 2025,” kata pria asli Gunungkidul ini.

Dalam pencapaiannya di 2019, UNY menduduki peringkat dua versi 4ICU, peringkat tujuh versi WCU, peringkat 16 versi Webometric dan Kemristekdikti, dan peringkat 19 versi Greenmetric. Untuk tingkat internasional, pada 2019 UNY di peringkat 85 versi QS ASEAN, peringkat 301+ dalam WCU, dan peringkat 401+ dalam QS Asia.

Masing-masing pemeringkatan tersebut memiliki basis penilaian yang berbeda. 4ICU misalnya, dimana UNY berada di posisi kedua setelah UGM, menilai kapasitas akademik sekaligus diseminasi informasi dan ilmu pengetahuan yang dilakukan universitas melalui media internet. Pemeringkatan QS menitikberatkan pada pengindeksan artikel jurnal yang ditulis. Sedangkan greenmetric menganalisis lahan terbuka hijau dan fasilitas ramah lingkungan yang tersedia di universitas.

Sutrisna mengungkapkan pencapaian tersebut bermuara pada satu hal, yaitu UNY bersungguh-sungguh menyegarkan posisi kampus di tengah percaturan global. Meski kerap diasosiasikan sebagai perguruan tinggi ‘pencetak guru’, UNY juga dinamis menyongsong jagat luar negeri.

Sutrisna mengatakan dalam membangun relasi, selain dilakukan di atas kertas juga diwujudkan secara milenial. Ia memanfaatkan segenap potensi media sosial, termasuk YouTube, sebagai bahan desiminasi, baik lokal, nasional, regional, maupun internasional. “Kampus kelas dunia harus menyesuaikan semangat Revolusi Industri 4.0. dan Society 5.0,” kata dia.

Pencapaian dalam 2019 lainnya yakni telah meningkatkan bidang pengajaran dengan mencetak 14 guru besar baru. Tambahan itu membuat UNY sepanjang sejarah telah menelurkan 147 guru besar yang tersebar dalam banyak bidang.

Kampus kelas dunia harus menyesuaikan semangat Revolusi Industri 4.0. dan Society 5.0.

Sutrisna menuturkan 369 tenaga pendidik atau sejumlah 34,5%, kini juga telah bergelar doktor. Selain itu ratusan dosen lain sedang menjalani studi S3 dan akan menuntaskan studinya dalam beberapa tahun kedepan, yang membuat UNY optimis meningkatkan kualitas pengajaran di kampus secara berkelanjutan.

Terlebih lagi, UNY juga meningkatkan pembelajaran dengan fasilitas e-learning secara signifikan. Saat ini, UNY sudah punya 1.109 modul pembelajaran online yang bisa diakses mahasiswa kapan saja. “Kami terus mendorong, sampai 10 bahkan 15 persen dosen bergelar professor, dan 50-60% doktor dalam empat tahun. Target sementara di 2020, 8% professor. Artinya tahun depan kami menargetkan akan tambah 10 guru besar lagi,” katanya.

Dari segi penelitian pada 2019, UNY memiliki 10 paten, 430 hak cipta, dan 3 desain industri. Sedangkan dalam pengembangan kemahasiswaan dan sarana prasarana, ada 1.056 mahasiswa berprestasi pada 2019 dengan 132 diantaranya meraih penghargaan di tingkat internasional. Selain 210 mahasiswa juga mendirikan startup dan berwirausaha.

Secara sarana prasarana, aspek keuangan dan aspek operasional UNY yang mulanya ditargetkan sebesar Rp 235 miliar, pendapatannya justru tercatat Rp 305 miliar. Sementara dari segi pengabdian masyarakat, pada 2019 pihaknya telah mengucurkan beasiswa bidikmisi kepada 6.138 mahasiswa.

“UNY juga punya kuota afirmasi untuk anak dari Papua dan daerah 3T, dimana pada 2019 menerima total 41 anak. UNY ingin pendidikan diakses seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Sesuai dengan semangat mencerdaskan kehidupan bangsa,” ungkapnya. []

Baca Juga:


Berita terkait
Alasan Bupati Taput Getol Dirikan Universitas Negeri
Bupati Tapanuli Utara, Nikson Nababan memiliki keinginan besar untuk mendirikan universitas negeri.
BNPT: Tidak Ada Universitas Imun dari Radikalisme
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengatakan universitas di Indonesia tidak ada yang imun dari paparan radikalisme.
Jokowi: Universitas Islam Internasional Rampung 2020
Pembangunan Universitas Islam Internasional di Cimanggis, Depok, Jabar, ditartetkan Presiden Jokowi selesai pada Desember 2020
0
Pemerintah Bentuk Satgas Penanganan PMK pada Hewan Ternak
Pemerintah akan bentuk Satgas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) untuk menanggulangi PMK yang serang hewan ternak di Indonesia