Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, perihal utang dilakukan untuk menyelamatkan masyarakat Indonesia khususnya di masa pandemi covid-19, sehingga ia bisa menerima nyinyiran dari sejumlah pihak selama ini.
"Ada saja orang yang terus nyinyir ke saya itu utang-utang. Ya enggak apa-apa wong itu utang untuk selamatkan jiwa seluruh Republik Indonesia," kata Sri Mulyani, Senin, 2 November 2020.
Langkah itu pun diambilnya lantaran saat ini Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam tekanan yang luar biasa. Sebab, kala penerimaan jatuh, namun pemerintah tetap harus membantu masyarakat di tengah pandemi.
"Defisit kita naik banget dari desain 1,7 persen PDB atau Rp 120-130 triliun, defisit kita naik jadi Rp 1.000 triliun," ungkap Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.
Pandemi Covid-19, telah pertumbuhan ekonomi Indonesia menukik hampir 10 persen dari sebelumnya. Sehingga pemerintah, harus terus berupaya mendongkrak permintaan dan pasokan barang di masyarakat agar dapat menggenjot pertumbuhan ekonomi.
“Bayangkan, dari yang kita biasanya 5 persen tumbuh, Q1 sudah turun di 2,97 persen, lalu Q2 negatif 5,3 persen. Berarti ini sudah 10 persen jatuh kan," jelas wanita yang biasa disapa Ani itu.
Ada saja orang yang terus nyinyir ke saya itu utang-utang. Ya enggak apa-apa wong itu utang untuk selamatkan jiwa seluruh Republik Indonesia.
Hal inilah yang membuat pemerintah mengalokasikan APBN untuk memberikan bantuan sosial guna mendongkrak konsumsi masyarakat yang pendapatnya menghilang.
Menurt Ani, belanja harus didorong agar konsumsi masyarakat dan investasi tidak berkurang. Dorongan itu, bukan hanya untuk masyarakat, namun juga untuk belanja pemerintah demi menjaga permintaan. Meskipun, penerimaan negara juga anjlok di saat yang bersamaan arena pemasukan dari pajak seret.
"Tidak hanya mereka perusahaannya turun yang tadinya kapasitas 100 persen menjadi 25 persen, kami juga masih memberi insentif lagi supaya mereka enggak mati, karena kami ingin selamatkan ekonomi," ucapnya.
- Baca Juga : Sri Mulyani Ungkap Penyebab APBN Defisit Hingga Rp 682 Triliun
- Baca Juga : Sri Mulyani: Harga Vaksin Covid-19 Belum Pasti
Sehingga Sri Mulyani menegaskan, bahwa APBN adalah sebuah instrumen yang digunakan pemerintah untuk mengambil langkah countercyclical.
"Pada saat ekonomi jatuh kita angkat, sementara waktu ekonomi boom tinggi kita dinginkan,” tegasnya. []