Yogyakarta - Spot foto menawan menjadi kebutuhan dan daya tarik wisatawan objek wisata. Pariwisata menjadi salah satu tonggak kehidupan dan pembangunan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sejumlah akademisi menyadari hal itu. Mereka menggelar pengabdian masyarakat untuk mengembangkan destinasi wisata.
Salah satunya dosen Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Pupung Arifin, M.Si yang menggelar pengabdian masyarakat dengan menambah wahana di Wisata Hutan Pinus Pengger Bantul yang bersolek agar lebih menarik dikunjungi.
Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi ini mengadakan program pengabdian pada masyarakat di Kawasan Obyek Wisata Hutan Pinus Pengger, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Dalam menjalani program ini, Pupung menggandeng rekan sejawatnya Nicolaus Nino Ardiansyah, S.T., M.Sc dari Program Studi Arsitektur UAJY.
Program pengabdian yang dijalankan keduanya merupakan program dana hibah dari Dikti Kemendikbud RI untuk pengembangan masterplan kawasan obyek wisata Pinus Pengger. Puncak pengabdian ini dengan menggelar peresmian instalasi seni bambu yang dapat digunakan untuk spot foto pada Kamis, 21 November 2019 lalu di kawasan obyek wisata Pinus Pengger.
Dalam keterangan persnya, Senin, 25 November 2019, Pupung mengatakan, berkat gotong royong dan kerja sama masyarakat setempat, rangkaian dari pengabdian masyarakat ini dapat berjalan lancar.
“Kami senang para warga bisa diajak kerja sama dan membuahkan hasil yang berguna. Pariwisata yang berkembang saat ini tinggal menerapkan sustainable sebagai bentuk pelestarian lingkungan dan mempertahankan ekosistem saja,” ungkapnya.
Pupung mengatakan pemilihan bambu sebagai instalasi seni dan spot foto bermaksud untuk menjaga ekosistem dan penerapan dari sustainable tourism. Harapannya, pariwisata alam yang menjadi daya tarik utama Yogyakarta bisa dibuat selaras dan sinergi dengan arah kebijakan pembangunan kepariwisataan secara nasional.
Cahaya di sini dapat menjadi simbolis penerang sebagai awal persaudaraan.
Menurut dia wisata yang baik ialah yang mampu menggerakkan perekonomian masyarakat lokal. "Selain itu mampu mencakup pengembangan destinasi pariwisata, pemasaran wisata, dan industri pariwisata secara profesional, efektif, dan efisien,” kata Pupung.
Untuk instalasi seni bambu sebagai spot foto yang mereka buat merupakan rancangan Nino. Pembangunannya dibantu oleh asisten dan warga setempat. Instalasi seni bambu ini dinamai Arkamayasakara.
“Nama ini memiliki arti sebuah cahaya kebenaran didukung dengan lokasi yang berada paling puncak dari kawasan Pinus Pengger. Cahaya di sini dapat menjadi simbolis penerang sebagai awal persaudaraan,” ujar Nino.
Pupung dan tim juga turut memberikan pelatihan fotografi dan videografi kepada pengelola wisata agar dapat lebih baik dalam mengembangkan dan mempromosikan obyek wisata Hutan Pinus Pengger. []
Baca Juga:
- Instagramable Kala Senja di Malioboro Selasa Wage
- Rafting Asyik di Selopamioro Adventure Park Bantul
- Turis Jerman, Gowes dari Malioboro Sampai Paris