Sopir Jarang Piknik Karena Penghasilan Minim

Akibat penghasilan sopir yang rendah, sopir angkutan di Sumatera Utara jarang menikmati liburan.
Ketua Komisi D DPRD Sumut Sutrisno Pangaribuan. (Foto: Tagar/Reza Pahlevi)

Medan - Penghasilan rendah, membuat sopir angkutan di Sumatera Utara jarang menikmati liburan. Pemerintah didorong membuat program meningkatkan penghasilan mereka.

Anggota DPRD Sumatera Utara dari Fraksi PDI Perjuangan Sutrisno Pangaribuan mengungkap pengamatannya bagaimana sopir di Indonesia khususnya Sumatera Utara jauh tertinggal dibanding sopir di negara lain.

"Banyak masyarakat luar daerah Sumut yang saya jumpai ketika sedang liburan ke sini, mereka yang liburan banyak juga sebagai sopir di negaranya. Mereka bisa liburan karena penghasilan mereka besar. Beda dengan di Sumut ini," sambung Sutrisno.

Sutrisno berharap pemerintah memiliki program bagaimana sopir bisa sejahtera, dan DPRD sebagai mitra pasti mendukung.

"Kalau perlu kita dari DPRD Sumut mendorong pemerintah daerah memberikan bantuan kepada istri sopir agar bisa menambah perekonomian keluarga mereka, kasih pekerjaan kepada mereka, atau bisa juga buat program yang tujuannya kesejahteraan kepada sopir," katanya, Rabu 3 Juli 2019 di Medan.

Dia mengungkap, sopir angkot, sopir taksi dan sopir angkutan lainnya memiliki penghasilan rendah, cenderung di bawah Upah Minimum Provinsi (UMP) Rp 2,3 juta.

Kondisi ini diperoleh Ketua Komisi D DPRD Sumatera Utara, itu setelah mendengar banyak masukan dan keluhan dari para sopir yang telah ditemuinya selama menjadi wakil rakyat.

"Terbaru ini, saya mendengar aspirasi dari rekan-rekan sopir taksi yang tergabung di keluarga besar sopir pemilik angkutan kota, disingkat Kesper Sumatera Utara. Puluhan sopir taksi mengeluh penghasilannya sangat sedikit. Per hari tidak sampai seratus ribu rupiah, terkadang hanya lima puluh ribu, kadang juga bisa tidak dapat penghasilan," ujar Sutrisno.

Sopir harus berpenampilan lebih baik, janganlah sopir itu hanya memakai kaus singlet, atau bahkan tidak memakai baju

Penampilan Sopir Harus Sopan

Ke depan, penampilan dan sikap seorang sopir harus lebih baik. Masyarakat harus merasa aman dan nyaman ketika di dalam angkutan.

"Sopir harus berpenampilan lebih baik, janganlah sopir itu hanya memakai kaus singlet, atau bahkan tidak memakai baju. Bajunya hanya diletakkan di bahu ketika mengemudi. Sopir itu, harus bisa membuat penumpang menjadi nyaman dan merasa aman," ungkap Sutrisno.

Menurut Sutrisno, harus ada aturan yang mengikat sopir bisa lebih disiplin dan membuat penumpang merasa nyaman.

"Kita di DPRD Sumut pastinya menginginkan agar semua aman, tentram. Kita juga ingin memberikan program untuk kesejahteraan sopir. Kesper harus ikut berperan," terangnya.

Terpisah, Ketua Kesper Sumut Israel Situmeang mengakui masih ada sopir yang belum bisa memberikan kenyamanan bagi penumpang.

"Ke depan, kita dari Kesper akan melakukan komunikasi agar sopir bisa bersikap sopan dan santun. Penampilan juga harus dijaga agar penumpang nyaman dan aman," ucapnya.

Israel menyambut baik tujuan Sutrisno Pangaribuan, ingin mensejahterakan sopir. "Dalam hal ini, kita dari Kesper akan mendukungnya," tutur dia. [] 

Baca juga:

Berita terkait