Slamet Rahardjo, Main Teater Seperti Pulang Kampung

Slamet akan tampil dalam pementasan Teater Koma berlakon Goro-Goro: Mahabarata 2 arahan sutradara Nano Riantiarno.
Aktor senior Slamet Rahardjo saat ditemui Tagar di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu, 17 Juli 2019. (Foto: Tagar/ Eno Suratno Wongsodimedjo)

Jakarta - Aktor senior Slamet Rahardjo mengaku senang tampil kembali di panggung Teater Koma. Slamet akan tampil dalam pementasan berlakon \'Goro-Goro: Mahabarata 2\' arahan sutradara Nano Riantiarno. 

Pementasan teater ini akan berlangsung 25 Juli hingga 4 Agustus 2019 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.

Slamet mengaku telah lama meninggalkan panggung teater setelah sekian lama berkiprah di industri perfilman nasional. Ketika didaulat bermain peran di panggung teater, dia merasa \'pulang kampung\'.

"Tentu saya senang sekali, seperti pulang kampung saja ini rasanya," kata Slamet saat jumpa pers di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu, 17 Juli 2019.

Rupanya dalam hidup itu diperlukan juga detox, pembersih (teater sebagai detox) memberikan saya inspirasi kembali, memberikan saya kesegaran kembali berkreasi

Pelakon berusia 70 tahun itu mengatakan ada perbedaan sensasi yang dia rasakan saat berkarya di dunia film dan di atas pentas. Di antaranya adalah perlakuan dan spontanitas penonton terhadap kualitas akting yang dia suguhkan.

"Rupanya dalam hidup itu diperlukan juga detox, pembersih (teater sebagai detox) memberikan saya inspirasi kembali, memberikan saya kesegaran kembali berkreasi," kata Slamet.

Saat berperan dalam sebuah pentas teater, Slamet mengaku dapat merasakan kontak emosional antara pemain dan penonton. Terkadang pengunjung yang menonton merasa terhibur akan menantinya di belakang panggung untuk sekadar mengucapkan selamat dan berjabat tangan. Atau justru lemparan telur busuk jika penonton merasa kecewa atas pertunjukan itu.

Slamet mengatakan rindu pada kontak emosional yang dia rasakan ketika bermain peran dalam sebuah pertunjukan panggung.

"Kan enggak enak banget. Saya lagi tidur, dia lihat film saya. Tidak ada kontak emosional, tidak ada harga saya sebagai manusia itu menjadi berarti," ujarnya.

"Tapi beda dengan teater. Kalau mereka suka, mereka menunggu dan menyalami saya di belakang panggung. Dengan keringat yang masih hangat, tangan saya juga keringatnya belum habis, ada unsur yang tidak ternilai, bahwa hubungan manusia menjadi sangat penting," kata dia.

Kini, Slamet bakal naik panggung lagi di pentas Teater Koma dengan lakon \'Goro-Goro: Mahabarata 2\' dengan peran sebagai Batara Guru. Lakon yang mengangkat kisah kehidupan para dewa dan wayang itu bakal bercerita tentang Semar dan Togog yang ditugaskan untuk turun ke Marcapada dan menghamba kepada raja-raja di sana.

Semar menjadi panakawan para ksatria yang membela kebenaran. Sedang Togog menghamba kepada para raksasa penyebar kejahatan. Semar mengabdi kepada Raja Medangkamulyan, Prabu Srimahapunggung. Togog menghamba kepada Raja Raksasa Kerajaan Sonyantaka, Prabu Bukbangkalan.

Suatu saat, karena cintanya ditolak, Batara Guru mengutuk Dewi Lokawati menjadi tanaman padi, dan dianugerahkan kepada kerajaan Medangkamulyan untuk jadi bahan makanan utama Wayang Marcapada.

Kisah menjadi semakin menarik karena ketika Medangkamulyan panen padi melimpah-ruah, Sonyantaka malah diserang paceklik. Hal itu membuat Bukbangkalan sangat bernafsu merampok Medangkamulyan.

Teater KomaSalah satu adegan di pentas \'Goro-Goro: Mahabarata 2\', oleh Teater Koma saat latihan di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu, 17 Juli 2019. (Foto: Tagar/Eno Suratno Wongsodimedjo)

Selain Slamet, pementasan yang merupakan kelanjutan dari lakon bertajuk \'Mahabarata: Asmara Raja Dewa\' yang dipentaskan pada November 2018 itu, kembali didukung oleh sederet aktor kawakan seperti Idries Pulungan, Budi Ros, Ratna Riantiarno, Sari Madjid, Netta Kusurnah Dewi, Rangga Riantiamo, Tuti Hartati, Dorias Pribadi, Ratna Ully dan sebagainya.

Goro-Goro: Mahabarata 2 merupakan produksi ke-158 Teater Koma dan juga sebagai pentas besar pertama Teater Koma pada 2019. Lakon akan dipentaskan di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki mulai 25 Juli hingga 4 Agustus 2019 dengan harga tiket: 

  • Senin (paket nonton hemat): Rp 60.000, Rp 80.000, Rp 120.000, Rp 180.000, Rp 240.000 dan Rp 320.000.
  • Selasa-Kamis: Rp 75.000, Rp 100.000, Rp 150.000, Rp 225.000, Rp 300.000 dan Rp 400.000.
  • Jumat-Minggu: Rp 100.000, Rp 150.000, Rp 225.000, Rp 300.000, Rp 400.000 dan Rp 500.000.

Sampai saat ini tiket telah terjual hingga 70 persen. Sisa 30 persen masih dijual di situs www.teaterkoma.org, Go-tix.id dan www.Blibli.com 

Baca juga:

Berita terkait
Teater Koma Pentaskan Lakon JJ Sampah-Sampah Kota
Teater Koma kembali dengan produksi terbarunya berjudul J.J Sampah-Sampah Kota pada 8-17 November 2019.
Festival Teater Pelajar Kudus, Ruang Jelajah Kreativitas
Festival Teater Pelajar (FTP) kembali digelar untuk ke-11 kalinya. Diselenggarakan pada 15-17 November 2018 di GOR Djarum Kaliputu, Kudus, Jawa Tengah.
WS Rendra Bakal Hidup Kembali Lewat Panembahan Reso
Sejumlah seniman dan pelaku seni berusaha menghidupkan lagi semangat WS Rendra melalui pementasan ulang teater Panembahan Reso.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.