Sinopsis Lima Film Dandhy Dwi Laksono

Dandhy Dwi Laksono beberapa kali menyutradarai film yang berfokus pada isu-isu politik, sosial dan kenegaraan. Berikut 5 sinopsis film Watchdoc.
Film Jakarta Unfair karya rumah garapan Watchdoc milik Dandhy Dwi Laksono. (Foto: remotivi.or.id)

Jakarta - Sutradara film Sexy Killer, Dandhy Dwi Laksono, sempat ditangkap polisi pada Kamis malam, 26 Agustus 2019. Kemudian dia dilepas pada Jumat, 27 Agustus 2019 dengan status tersangka yang belum dicabut. 

Sebagai seorang jurnalis yang kritis terhadap fenomena sosial di Indonesia, Dandhy beberapa kali menyutradarai film dokumenter yang berfokus pada isu-isu politik, ketimpangan sosial dan kenegaraan.

Dia membuat film Sexy Killers yang menguak sisi negatif dari pembangkit listrik dengan tenaga batu bara, melalui rumah produksi yang dia dirikan yaitu Watchdoc.

Berikut lima sinopsis film dokumenter dari rumah produksi garapan Dandhy Dwi Laksono yang sempat menggegerkan publik.

1. Jakarta Unfair

Jakarta Unfair Dandhy Dwi LaksonoFilm Jakarta Unfair karya rumah garapan Watchdoc milik Dandhy Dwi Laksono. (Foto: remotivi.or.id)

Jakarta Unfair dibuat oleh Watchdoc bersama sekelompok mahasiswa di Jakarta. Sebuah film dokumenter yang menceritakan warga korban gusuran di Bukit Duri, Kampung Dadap dan Pasar Ikan yang menolak penggusuran. 

Melalui Jakarta Unfair, para mahasiswa yang rata-rata masih berusia 20-an tahun itu ingin menyampaikan, penggusuran bukanlah solusi. Bukannya menyelesaikan permasalahan, justru penggusuran menimbulkan polemik baru. Terutama soal mata pencaharian warga.

Solusi yang ditawarkan pemerintah untuk korban penggusuran saat itu adalah memindahkan ke Rusunawa yang lokasinya jauh dari tempat kerja. Masyarakat yang terdampak gusuran tentu sangat merugi, karena akses ke kantor menjadi jauh.

Dari catatan yang diperoleh dari LBH Jakarta, setidaknya ada 113 penggusuran selama tahun 2015, sementara pada tahun 2016 terdapat 325 daerah yang terancam digusur.

2. Samin Vs Semen

Film Samin Vs Semen garapan Dandhy Dwi LaksonoFilm Samin Vs Semen garapan Dandhy Dwi Laksono. (Foto: dhiyaurahman.blogspot.com).

Film dokumenter Samin Vs Semen dibuat dengan durasi kurang lebih hampir 40 menit. Dengan pembukaannya diawali dengan pemandangan indah, sawah yang hijau dan subur di Kabupaten Pati dan Rembang.

Kemudian semua keindahan itu terusik dengan rencana pembangunan pabrik semen yang merenggut daerah hamparan yang hijau itu. Suku Samin sepakat menolak dibuka pabrik semen di Jawa Tengah, karena sebagian besar mayoritas petani di sana hidup bersumber dari lahan pertanian.

Terdapat unsur pemaksaan saat pembebasan lahan, karena pembeli memaksa para petani untuk menjual tanahnya. Namun, para petani menolak menjual tanah.

Mereka beranggapan, ketika tanah itu dijual dan cair menjadi uang tetap saja hasilnya akan percuma, karena uang akan cepat habis. Tidak dengan ladang pertanian yang merupakan harta kekayaan yang merupakan warisan nenek moyang mereka.

3. Kala Benoa

Film Kala Benoa karya Dandhy Dwi LaksonoFilm Kala Benoa karya Dandhy Dwi Laksono. (Foto: vidio.com).

Film dokumenter Kala Benoa memberikan inspirasi bagi penyimaknya, karena kritik tak harus disampaikan dengan keras. Penyajian keindahan laut yang biru dan tenang di Teluk Benoa dalam film tersebut menyampaikan pesan bagi para pendukung reklamasi teluk untuk sadar, jangan merusak keindahan alam di Pulau Dewata Bali.

Meneruskan catatan Rappler, Kala Benoa bercerita tentang penolakan terhadap rencana reklamasi di Teluk Benoa. Dandhy dan Ucok sebagai videografer dan fotografer justru memulai film dengan jalan cerita dari Pulau Bungin.

Pulau itu berjarak sekitar 300 kilometer di timur Bali. Sebuah pulau kecil di Nusa Tenggara Barat (NTB) ini menjadi salah satu pulau terpadat di dunia. Dengan luas hanya 12 hektar, jumlah penghuni pulau ini mencapai 3.120 jiwa.

Selama 200 tahun, Suku Bajo yang tinggal di Pulau Bungin telah menguruk pulau dari hanya luas 3 hektar menjadi 12 hektar seperti sekarang.

Kala Benoa menarasikan suara-suara akar rumput yang menolak rencana reklamasi di Teluk Benoa.

4. Yang Ketujuh

Yang Ketujuh karya Dandhy Dwi LaksonoYang Ketujuh karya Dandhy Dwi Laksono. (Foto: Kaskus.co.id)

Menyutradarai Yang Ketujuh, Dandhy Dwi Laksono mengisahkan Nita, wanita yang harus menghidupi lima orang anaknya, setelah suaminya meninggal dunia pada tahun 2003. 

Karena keterbatasan keterampilan dan pendidikan, wanita berusia 60 tahun itu hanya bisa bekerja sebagai buruh cuci dan asisten rumah tangga di Tangerang, Banten. Ada dua prioritas dalam hidupnya, yakni memenuhi kebutuhan sembako keluarga dan menyekolahkan anak-anaknya.

Kemudian Amin Jalalen, seorang petani penggarap tanah milik negara yang berdomisili di Indramayu, Jawa Barat. Sudah beberapa tahun belakangan ini dia terpaksa memberanikan diri menggarap tanah milik negara untuk menyambung hidup. 

Tetapi Amin tak menggarap lahan milik negara dengan cuma-cuma, karena tetap harus membayar sewa tanah. 

Suatu aturan yang terus ia pertanyakan, karena menurut Amin, sistem sewa tanah tak sesuai dengan Undang-undang Dasar (UUD) yang mengamanatkan kekayaan alam harus sebesar-besarnya diperuntukkan bagi kesejahteraan rakyat.

Secara keseluruhan, Yang Ketujuh mengisahkan empat tokoh utama yang akhirnya bertemu di ajang pemilu legislatif dan pemilu presiden. 

Cerita keempat tokoh ini dibingkai dengan gambar perjalanan proses Pemilu 2014 di Indonesia. Mulai dari kampanye partai, menjelang pemilu legislatif, sampai ingar-bingar gelaran pemilu presiden yang akhirnya dimenangkan pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Jokowi terpilih menjadi Presiden RI Yang Ketujuh.

5. Sexy Killers

Sexy Killers karya Dandhy Dwi LaksonoSexy Killers karya Dandhy Dwi Laksono. (foto: indoprogress.com).

Film ini bercerita tentang listrik dan membahas dampak penambangan batu bara oleh perusahaan raksasa yang berhubungan dengan para petinggi negeri.

Sexy Killers berdurasi 1 jam 28 menit. Film dokumenter ini menampilkan sisi lain dari pertambangan batu bara di Indonesia. Dampak buruknya menjadi benang merah dalam film tersbeut.

Masyarakat dekat lokasi tambang batu bara turut terdampak seperti retaknya rumah karena lokasi tambang yang terlalu dekat dnegan permukiman. Bahkan, hingga timbulnya korban jiwa karena penyakit paru-paru hingga jatuh ke kubangan air bekas galian tambang.

Belum lagi mengenai dampak lingkungan. Banyak hutan yang dibabat habis. Seluruh borok pertambangan batu bara diulas Sexy Killer. Film ini ramai diperbincangkan karena dirilis beberapa hari menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. []

Dandhy LaksonoDandhy Laksono (Foto: Instagram Dandhy Laksono).
Berita terkait
Tsamara Kecam Penangkapan Dandhy Laksono-Ananda Badudu
Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany Alatas mengecam keras penangkapan jurnalis Dandhy Dwi Laksono dan musisi Ananda Badudu.
Dandhy Laksono Ditangkap Dugaan Provokasi Isu Papua
Penyidik telah menganalisa salah satu postingan Dandhy yang diduga bermuatan ujaran kebencian terkait isu Papua melalui media sosial.
Budiman Sudjatmiko: Dandhy Laksono Diperbolehkan Pulang
Politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko mengatakan sutradara film dokumenter sekaligus jurnalis Dandhy Dwi Laksono diizinkan pulang.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.