Tegal - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tegal, Jawa Tengah menggelar simulasi pembelajaran tatap muka di masa new normal atau kenormalan baru, Senin 15 Juni 2020. Siswa merasa senang namun juga waswas.
Simulasi digelar secara serentak di puluhan sekolah negeri tingkat sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Salah satunya adalah SMPN 1 Pangkah, Kecamatan Pangkah.
Dalam simulasi itu, siswa kelas VII yang masuk sekolah diwajibkan memakai masker, dicek suhu tubuhnya di pintu gerbang dan mencuci tangan di tempat cuci tangan yang sudah disediakan di halaman sekolah sebelum masuk ke dalam kelas.
Di dalam kelas, tempat duduk masing-masing siswa sudah diatur berjarak sekitar satu meter satu sama lain. Adapun para guru dan pegawai sekolah, seperti satpam, diharuskan memakai masker dan face shield atau pelindung wajah.
Senang tapi deg-degan, takut (tertular Covid-19).
Salah satu siswa, Agista Ramadani mengaku senang bisa kembali masuk sekolah setelah selama hampir tiga bulan belajar di rumah karena pandemi Covid-19. Meski begitu dia tetap merasa waswas. "Senang tapi deg-degan, takut (tertular Covid-19)," katanya, Senin, 15 Juni 2020.
Sebelum berangkat mengikuti simulasi, Agista diwanti-wanti orang tuanya untuk selalu memaki masker dan tidak bergerombol selama di sekolah. "Sama orang tua dibawain bekal makanan dan minuman juga," ujarnya.
Kepala SMPN 1 Pangkah Ali Komsakum mengatakan jumlah siswa yang masuk sekolah diatur bergantian. Hal ini agar bisa diterapkan jarak fisik satu meter di dalam kelas.
"Satu kelas diatur separuh yang berangkat mengacu urutan dalam absensi. Hari ini yang berangkat absen nomor satu sampai 16, besoknya nomor absen 17 sampai 32," katanya.
Selain jumlah siswa yang masuk diatur, jam pelajaran dalam simulasi kegiatan belajar yang akan diterapkan di tahun ajaran baru 2020/2021 itu juga dikurangi menjadi 25 menit tiap satu jam mata pelajaran. Sehingga jam pelajaran dimulai pukul 07.00 WIB dan selesai pukul 10.20 WIB.
"Siswa masuk pukul 07.00 WIB. Pukul 10.20 semua pelajaran sudah selesai dan siswa langsung pulang ke rumah masing-masing. Tidak ada jam istirahat," ujar Ali.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal Akhmad Was'ari mengatakan simulasi diadakan di 40 sekolah negeri. Terdiri dari 35 SD dan lima SMP. Sekolah-sekolah yang melaksanakan adalah sekolah yang berada di kecamatan di luar kecamatan berstatus zona merah di Kabupaten Tegal.
"Per hari ini ada lima kecamatan yang zona merah, yaitu Slawi, Adiwerna, Bojong, Balapulang dan Kedungbanteng sehingga pelaksanaan simulasi di wilayah-wilayah ini dibatalkan. Siswa dari wilayah zona merah juga tidak boleh berangkat atau mengikuti simulasi," kata Was'ari.
Menurut Was'ari, skema kegiatan belajar mengajar di masa kenormalan baru yang disimulasikan merupakan hasil pembahasan dinas bersama Musyarawah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) dan pengawas sekolah. Pelaksanaannya juga sudah mendapat persetujuan dari Gugus Tugas Covid-19 dan komite sekolah.
"Kami pastikan ada persetujuan dari komite. 40 sekolah ini rapat dengan komite. Apabila komite mendukung laksanakan, jika komite setuju silakan dilakukan, tapi kalau tidak setuju jangan sekali-kali dilaksanakan," ujarnya.
Was'ari menambahkan simulasi digelar hingga 19 Juni 2020. Setelah itu siswa menerima rapor dan menjalani libur hingga ada keputusan dari pemerintah terkait waktu dimulainya tahun ajaran baru 2020/2021.
"Skema pembelajaran di masa new normal ini akan kami evaluasi. Apakah di tahun ajaran baru nanti akan seperti ini saya belum bisa menjawab, karena ini nanti akan kami evaluasi tingkat efektifnya," ucap dia. []
Baca juga:
- Kemendikbud: Pembukaan Sekolah Tergantung Gugus Tugas
- Pemerintah Belum Putuskan Kapan Belajar di Sekolah
- Pendidikan Online Harus Disesuaikan Kondisi Sekolah